Adv
Dinkes Acut
HL
Dinas Kesehatan Aceh Utara Gaungkan Pentingnya Alat Pelindung Diri bagi Tenaga Kesehatan dan Pekerja Lapangan
ACEH UTARA - Keselamatan kerja bukan lagi menjadi isu sampingan, tetapi menjadi hal utama dalam dunia kesehatan. Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara kini tengah menggalakkan kampanye penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) secara menyeluruh di kalangan tenaga kesehatan dan petugas lapangan. Masker, sarung tangan, hingga sepatu kerja kini kembali diangkat sebagai perangkat penting yang tak boleh diabaikan.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Jalaluddin, SKM, M.Kes, menegaskan bahwa APD merupakan kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi setiap hari kerja, bukan hanya saat pandemi. "Masker bukan semata simbol, tapi pelindung utama dari paparan langsung kuman, bakteri, dan virus," ujarnya saat memberikan pengarahan kepada petugas kesehatan, Senin (1/7/2025).
Ia juga mengingatkan pentingnya sarung tangan dan sepatu kerja sebagai perlindungan ganda dari risiko kontaminasi dan cedera. Banyak kasus luka tusuk, terpeleset, hingga infeksi kulit yang sebenarnya bisa dicegah bila tenaga kerja menggunakan APD sesuai prosedur.
Tak jarang, katanya, terjadi kelalaian karena alasan terburu-buru atau meremehkan risiko. "Padahal satu kesalahan kecil dalam pengabaian APD bisa berakibat fatal—bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga bagi pasien dan rekan kerja lain," jelas Jalaluddin.
Dinas Kesehatan Aceh Utara, melalui berbagai jalur komunikasi, rutin mengedukasi tenaga medis dan nonmedis agar disiplin menggunakan APD. Kampanye bertajuk "APD adalah Hak, Bukan Beban" digulirkan untuk mengubah paradigma bahwa APD bukanlah penghambat pekerjaan, melainkan pelindung profesionalitas kerja.
Menurut Jalaluddin, banyak petugas lapangan seperti sanitarian, petugas surveilans, hingga penyuluh kesehatan masyarakat yang juga rentan terhadap paparan penyakit menular. Mereka pun masuk dalam daftar prioritas penerima distribusi APD dari Dinas Kesehatan.
"Petugas yang turun ke lapangan menghadapi risiko yang sama besar. Kita tak ingin mereka bekerja tanpa perlindungan yang layak," katanya. Oleh karena itu, pihaknya memastikan bahwa semua fasilitas kesehatan memiliki stok APD yang memadai dan sesuai standar.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Jalaluddin, SKM, M.Kes, menegaskan bahwa APD merupakan kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi setiap hari kerja, bukan hanya saat pandemi. "Masker bukan semata simbol, tapi pelindung utama dari paparan langsung kuman, bakteri, dan virus," ujarnya saat memberikan pengarahan kepada petugas kesehatan, Senin (1/7/2025).
Ia juga mengingatkan pentingnya sarung tangan dan sepatu kerja sebagai perlindungan ganda dari risiko kontaminasi dan cedera. Banyak kasus luka tusuk, terpeleset, hingga infeksi kulit yang sebenarnya bisa dicegah bila tenaga kerja menggunakan APD sesuai prosedur.
Tak jarang, katanya, terjadi kelalaian karena alasan terburu-buru atau meremehkan risiko. "Padahal satu kesalahan kecil dalam pengabaian APD bisa berakibat fatal—bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga bagi pasien dan rekan kerja lain," jelas Jalaluddin.
Dinas Kesehatan Aceh Utara, melalui berbagai jalur komunikasi, rutin mengedukasi tenaga medis dan nonmedis agar disiplin menggunakan APD. Kampanye bertajuk "APD adalah Hak, Bukan Beban" digulirkan untuk mengubah paradigma bahwa APD bukanlah penghambat pekerjaan, melainkan pelindung profesionalitas kerja.
Menurut Jalaluddin, banyak petugas lapangan seperti sanitarian, petugas surveilans, hingga penyuluh kesehatan masyarakat yang juga rentan terhadap paparan penyakit menular. Mereka pun masuk dalam daftar prioritas penerima distribusi APD dari Dinas Kesehatan.
"Petugas yang turun ke lapangan menghadapi risiko yang sama besar. Kita tak ingin mereka bekerja tanpa perlindungan yang layak," katanya. Oleh karena itu, pihaknya memastikan bahwa semua fasilitas kesehatan memiliki stok APD yang memadai dan sesuai standar.
"Sama halnya dengan helm bagi pengendara motor, masker dan sarung tangan bagi tenaga kesehatan itu bukan pilihan, tapi kewajiban," tegasnya. Jalaluddin juga menekankan, investasi pada keselamatan kerja adalah investasi pada kualitas layanan dan keberlangsungan tenaga kerja.
Selain distribusi rutin, Dinas Kesehatan Aceh Utara juga menyelenggarakan pelatihan teknis penggunaan APD secara benar. Hal ini bertujuan agar tidak ada lagi tenaga kerja yang asal pakai tanpa mengetahui fungsi dan teknik penggunaannya.
Jalaluddin menekankan bahwa penggunaan APD yang tepat bukan hanya persoalan kesehatan pribadi, tapi juga bagian dari kualitas layanan publik. Pasien akan merasa lebih percaya dan aman saat tenaga kesehatan menunjukkan sikap profesional melalui perlindungan dirinya.
"Bayangkan seorang perawat memeriksa pasien tanpa masker atau sarung tangan. Itu bisa merusak kepercayaan masyarakat," ujar Jalaluddin. Ia pun mengajak seluruh kepala Puskesmas untuk menjadi teladan dalam penerapan APD.
Ia juga berharap masyarakat turut mendukung kampanye ini dengan memberikan pemahaman kepada keluarga yang bekerja di bidang kesehatan, bahwa APD bukan hanya pakaian kerja biasa—tetapi perisai keselamatan yang harus dijaga.
Melalui kerja sama lintas sektor, Dinas Kesehatan Aceh Utara ingin menanamkan budaya kerja aman dan sehat yang berkelanjutan. Bukan sekadar untuk memenuhi aturan, tapi sebagai bentuk penghargaan terhadap profesi dan nyawa manusia.
"Kami ingin seluruh tenaga kesehatan dan petugas lapangan bangga memakai APD. Karena itu menunjukkan mereka peduli terhadap diri sendiri, tim kerja, dan masyarakat," tegas Jalaluddin.
Di tengah perubahan dan tantangan pelayanan kesehatan, APD kini kembali ditetapkan sebagai kebutuhan pokok. "Kalau kita bicara keselamatan kerja, maka jawabannya sederhana: mulai dari masker, sarung tangan, dan sepatu kerja," pungkasnya. [Adv]
Selain distribusi rutin, Dinas Kesehatan Aceh Utara juga menyelenggarakan pelatihan teknis penggunaan APD secara benar. Hal ini bertujuan agar tidak ada lagi tenaga kerja yang asal pakai tanpa mengetahui fungsi dan teknik penggunaannya.
Jalaluddin menekankan bahwa penggunaan APD yang tepat bukan hanya persoalan kesehatan pribadi, tapi juga bagian dari kualitas layanan publik. Pasien akan merasa lebih percaya dan aman saat tenaga kesehatan menunjukkan sikap profesional melalui perlindungan dirinya.
"Bayangkan seorang perawat memeriksa pasien tanpa masker atau sarung tangan. Itu bisa merusak kepercayaan masyarakat," ujar Jalaluddin. Ia pun mengajak seluruh kepala Puskesmas untuk menjadi teladan dalam penerapan APD.
Ia juga berharap masyarakat turut mendukung kampanye ini dengan memberikan pemahaman kepada keluarga yang bekerja di bidang kesehatan, bahwa APD bukan hanya pakaian kerja biasa—tetapi perisai keselamatan yang harus dijaga.
Melalui kerja sama lintas sektor, Dinas Kesehatan Aceh Utara ingin menanamkan budaya kerja aman dan sehat yang berkelanjutan. Bukan sekadar untuk memenuhi aturan, tapi sebagai bentuk penghargaan terhadap profesi dan nyawa manusia.
"Kami ingin seluruh tenaga kesehatan dan petugas lapangan bangga memakai APD. Karena itu menunjukkan mereka peduli terhadap diri sendiri, tim kerja, dan masyarakat," tegas Jalaluddin.
Di tengah perubahan dan tantangan pelayanan kesehatan, APD kini kembali ditetapkan sebagai kebutuhan pokok. "Kalau kita bicara keselamatan kerja, maka jawabannya sederhana: mulai dari masker, sarung tangan, dan sepatu kerja," pungkasnya. [Adv]
Via
Adv
