Genap Sudah Refleksi 13 Tahun Perdamaian Aceh Antara RI - GAM

Tepat pada tanggal 15 Agustus 2005, perjanjian damai antara pemerintah RI dan GAM (Gerakan Aceh Merdeka) ditandatangani di Helsinki, Finlandia. Ini artinya, sudah 13 tahun momen bersejarah bagi tanah Aceh terciptanya. 

Perjanjian damai ini mengakhiri konflik berkepanjangan yang terjadi di Aceh selama hampir 30 tahun yang telah merenggut puluhan ribu korban jiwa dibumi aceh.

Tercapainya Damai antara RI/GAM itu bukan lahir begitu saja dan tidak mudah untuk pencapayaan damai itu, ini sangat membutuhkan Proses pengorbanan harta benda, nyawa dan keluarga demi memperjuangkan harkat dan martabat bangsa aceh ini.

Genjatan senjata di seluruh penjuru  pelosok pedesaan dalam wilayah provinsi Aceh darussalam serambi mekah, mayat terdampar di mana-mana seolah perang tidak akan reda seperti hari ini, air mata masyarakat aceh setiap hari mengalir, rasa sedih dan troma rakyat alami sehingga Aceh dalam keterpurukan Tampa perputaran ekonomi yang tajam dan pembangunan infrastruktur yang memadai karena pembakaran dan penembakan selalu terjadi di mana-mana di aceh. 

Ketika Allah Swt berkehendak lain bagi masyarakat aceh memberikan perdamaian Tampa terduga tapi dengan kehendak nya semua nyata dalam sekejap mata demi masyarakat Aceh yang aman dan damai dalam Menjalankan ibadah dan usaha sehari hari, Sehingga 13 tahun sudah lahirnya  perdamaian Aceh perlu introspeksi diri para pentaulan pejuang aceh yang memangku amanah rakyat di parlemen apa dan kenapa semua bisa terjadi rakyat belum sejahtera, hingga saat ini masih ada harapan yang tersisa pada mantan pejuang pejuang aceh.

Kepedihan dan luka masa lalu belum hilang namun kebahagiaan masa depan rakyat ingin merasakan dari hasil perjuangan yang pernah di ucapkan dalam rimba tuhan.

Kini semua eks GAM harus bersatu dalam satu barisan memperjuangkan wasiat dari indatu,13 tahun ini sudah cukup para elit yang membawa nama Aceh untuk kepentingan pribadi atau kolompok hingga kini masyarakat aceh masih terzalimi, Sengsara dalam desa, sehingga marwah perjuangan aceh sudah mulai hilang Tampa arti karena jabatan dan kekuasan satu perjuangan saling melupakan dan permusuhan, cukup sudah ini terjadi. 

Hari ini dan esok perlu waktu memperbaiki karena perdamaian Aceh lahir Dari keringat dan nyawa para syuhada yang telah kembali kepada sang ilahi, ini tidak lepas dari dukungan masyarakat Aceh semua. 

Sudah saatnya satukan langkah, satukan pikiran, barisan, bedakan pilihan bagun kekompakan capai tujuan untuk kemerdekaan Aceh baik ekonomi, pendidikan, kesehatan dan lainnya.

Saat ini elit pemangku perubahan bangsa Aceh terjebak politik hana fee, namun dalam sekenaRio hingga  semua terjebak dalam kekuasaan dan kepentingan memperkaya diri dan kelompok, sudah cukup.

Para janda syuhada, yatim syuhada, dan para duafa menanti perubahan di pelosok desa, otonomi khusus Aceh (Doka) hampir habis tapi rakyat masih dalam terzalimi, sengsara, maka 13 tahun ini menuju kedepan memerlukan ide dan gagasan dalam keikhlasan membangun Aceh kedepan yang bermartabat sesuai sumpah semasa dalam gunung.

Mari kita berzikir dalam memperingati hari lahir perdamaian antara RI/GAM yang ke 13, ini agar keadaan damai aceh menjadi bingkai kesejahteraan selalu kita rasakan, yang terhenti belum berakhir maka lanjutkan dalam diplomasi antar bangsa dan negara yang bahwa Aceh meminta  merdeka dan pernah jadi negara.

Sejarah aceh dimasa lalu ingatan untuk masa depan, namun doa dan harapan semua niat Kemulyaan tercapai dalam jiwa para pejuang pejuang aceh sejati.

Penulis: Muhammad Sulaiman
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru