Wali Kota Lhokseumawe Resmikan Sekolah Rakyat, Langkah Nyata Pemerataan Pendidikan untuk Anak Kurang Mampu
0 menit baca
LHOKSEUMAWE – Wali Kota Lhokseumawe, Dr. Sayuti Abubakar, S.H., M.H., meresmikan Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 33 Kota Lhokseumawe, Rabu (8/10/2025). Acara peresmian yang digelar Dinas Sosial Kota Lhokseumawe berlangsung di Gampong Jeulikat, Kecamatan Blang Mangat, dan dihadiri unsur Forkopimda, pejabat pemerintah, serta tokoh masyarakat setempat.
Dalam sambutannya, Wali Kota Sayuti Abubakar menegaskan bahwa pendirian Sekolah Rakyat merupakan langkah strategis Pemerintah Kota Lhokseumawe dalam memperluas dan memeratakan akses pendidikan berkualitas bagi seluruh anak, terutama yang berasal dari keluarga kurang mampu.
"Melalui Sekolah Rakyat ini, kita ingin melahirkan generasi muda Lhokseumawe yang cerdas, mandiri, berkarakter, dan siap berkontribusi bagi kemajuan bangsa," ujar Wali Kota.
Program Sekolah Rakyat tidak hanya berfokus pada pendidikan formal, tetapi juga menjadi pusat pemberdayaan masyarakat. Para peserta didik dibekali dengan keterampilan hidup, pendidikan karakter, serta dukungan penuh dari pemerintah. Seluruh kebutuhan dasar siswa seperti pendidikan, asrama, konsumsi, dan pembinaan ditanggung oleh negara.
Kepala Dinas Sosial Kota Lhokseumawe, Muslim, S.Sos., dalam laporannya menjelaskan bahwa SRMP 33 merupakan sekolah perintis yang akan menjadi model bagi pengembangan sekolah serupa di masa mendatang. Pemerintah Kota Lhokseumawe bahkan telah menyiapkan lahan seluas 10 hektare untuk pembangunan kompleks Sekolah Rakyat yang lebih besar dan representatif.
"Kami berharap kehadiran sekolah ini menjadi awal dari perubahan besar menuju masyarakat yang lebih sejahtera, berdaya, dan berpendidikan," ungkap Muslim.
Saat ini, SRMP 33 menampung 75 siswa yang terbagi dalam tiga rombongan belajar (rombel), masing-masing berjumlah 25 siswa. Pada masa pendaftaran dan orientasi awal (MPLS), tercatat sembilan siswa mengundurkan diri. Untuk mengisi kekosongan kuota, SDM PKH telah melakukan tahapan dan verifikasi terhadap sembilan calon siswa pengganti, dan seluruhnya dijadwalkan mulai mengikuti proses belajar pada Oktober ini.
Sekolah Rakyat menerapkan Kurikulum Merdeka dengan pendekatan pembelajaran kontekstual dan fleksibel. Kurikulum ini menekankan pengembangan karakter, kreativitas, serta keterampilan hidup agar para siswa tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga siap menghadapi tantangan sosial dan dunia kerja di masa depan.
Acara peresmian turut dihadiri unsur Forkopimda Lhokseumawe, para kepala OPD, camat, serta tokoh masyarakat yang memberikan dukungan terhadap langkah Pemerintah Kota Lhokseumawe dalam pemerataan pendidikan di daerah.
Menutup sambutannya, Wali Kota Sayuti menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam mewujudkan berdirinya Sekolah Rakyat di Kota Lhokseumawe.
"Semoga langkah ini menjadi awal dari perubahan besar menuju masyarakat yang lebih sejahtera, berdaya, dan berpendidikan," tutupnya.
Peresmian SRMP 33 berlangsung khidmat dan disambut antusias oleh para undangan serta masyarakat sekitar, menandai babak baru pemerataan pendidikan di Kota Lhokseumawe. []
Dalam sambutannya, Wali Kota Sayuti Abubakar menegaskan bahwa pendirian Sekolah Rakyat merupakan langkah strategis Pemerintah Kota Lhokseumawe dalam memperluas dan memeratakan akses pendidikan berkualitas bagi seluruh anak, terutama yang berasal dari keluarga kurang mampu.
"Melalui Sekolah Rakyat ini, kita ingin melahirkan generasi muda Lhokseumawe yang cerdas, mandiri, berkarakter, dan siap berkontribusi bagi kemajuan bangsa," ujar Wali Kota.
Program Sekolah Rakyat tidak hanya berfokus pada pendidikan formal, tetapi juga menjadi pusat pemberdayaan masyarakat. Para peserta didik dibekali dengan keterampilan hidup, pendidikan karakter, serta dukungan penuh dari pemerintah. Seluruh kebutuhan dasar siswa seperti pendidikan, asrama, konsumsi, dan pembinaan ditanggung oleh negara.
Kepala Dinas Sosial Kota Lhokseumawe, Muslim, S.Sos., dalam laporannya menjelaskan bahwa SRMP 33 merupakan sekolah perintis yang akan menjadi model bagi pengembangan sekolah serupa di masa mendatang. Pemerintah Kota Lhokseumawe bahkan telah menyiapkan lahan seluas 10 hektare untuk pembangunan kompleks Sekolah Rakyat yang lebih besar dan representatif.
"Kami berharap kehadiran sekolah ini menjadi awal dari perubahan besar menuju masyarakat yang lebih sejahtera, berdaya, dan berpendidikan," ungkap Muslim.
Saat ini, SRMP 33 menampung 75 siswa yang terbagi dalam tiga rombongan belajar (rombel), masing-masing berjumlah 25 siswa. Pada masa pendaftaran dan orientasi awal (MPLS), tercatat sembilan siswa mengundurkan diri. Untuk mengisi kekosongan kuota, SDM PKH telah melakukan tahapan dan verifikasi terhadap sembilan calon siswa pengganti, dan seluruhnya dijadwalkan mulai mengikuti proses belajar pada Oktober ini.
Sekolah Rakyat menerapkan Kurikulum Merdeka dengan pendekatan pembelajaran kontekstual dan fleksibel. Kurikulum ini menekankan pengembangan karakter, kreativitas, serta keterampilan hidup agar para siswa tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga siap menghadapi tantangan sosial dan dunia kerja di masa depan.
Acara peresmian turut dihadiri unsur Forkopimda Lhokseumawe, para kepala OPD, camat, serta tokoh masyarakat yang memberikan dukungan terhadap langkah Pemerintah Kota Lhokseumawe dalam pemerataan pendidikan di daerah.
Menutup sambutannya, Wali Kota Sayuti menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam mewujudkan berdirinya Sekolah Rakyat di Kota Lhokseumawe.
"Semoga langkah ini menjadi awal dari perubahan besar menuju masyarakat yang lebih sejahtera, berdaya, dan berpendidikan," tutupnya.
Peresmian SRMP 33 berlangsung khidmat dan disambut antusias oleh para undangan serta masyarakat sekitar, menandai babak baru pemerataan pendidikan di Kota Lhokseumawe. []
