Tol Padang Tiji dan PUPR Akan Digugat: Korban Sebut Ada Pungli Berseragam

BANDA ACEH- Tragedi maut di ruas Tol Padang Tiji-Sileumeum kian menyeret pertanyaan besar soal lemahnya pengawasan negara atas aset publik. Jalan tol yang belum diresmikan itu ternyata "dibuka" untuk umum, dijaga orang berseragam, bahkan diduga dikelola secara ilegal dengan pungutan liar berkedok.

Rabu malam (20/8/2025), sekitar pukul 23.30 WIB, sebuah Kijang Innova BL 1503 KT menabrak beton penghalang di kilometer 11. Tiga orang tewas seketika: sang sopir Ibnu Khatab, serta penumpang Nurjannah dan Nurhayati. Dua lainnya, Muksalmina dan Gunawan, dilarikan ke RSUD Zainoel Abidin. Hingga kini, Muksalmina masih kritis, sementara Gunawan mulai pulih.

Yang mencengangkan, para korban bukan masuk lewat jalur tikus, melainkan melalui gerbang utama tol. Ada petugas berseragam, palang diterbuka, bahkan pembayaran resmi dilakukan.

"Kami masuk resmi, bayar resmi, ada petugas berseragam yang jaga. Jadi jangan katakan kami menerobos pagar tol," tegas Gunawan, korban selamat, Rabu (10/9/2025).

Lebih jauh, ia mengungkap bahwa sebelum masuk tol, sopir sempat membeli tiket di salah satu minimarket. Malam itu pun, bukan hanya mobil mereka yang melintas, tetapi ada banyak kendaraan lain keluar-masuk.

"Faktanya tol itu dibuka, bukan ditutup. Kalau ditutup, kenapa ada palang yang dijaga orang berseragam? Kenapa kami harus bayar? Siapa yang kantongi uang itu?" kata Gunawan dengan nada tajam.

Akan Gugat PUPR dan Pengelola Tol

Kasus ini tak berhenti pada ratapan duka. Gunawan bersama keluarga korban almarhum, didampingi M. Sulaiman alias Sulaiman Gandapura, menegaskan akan segera membuat laporan polisi (LP) sekaligus menggugat pihak pengelola tol Padang Tiji-Sileumeum dan Kementerian PUPR ke pengadilan.
Teks Foto: M. Sulaiman (Sulaiman Gandapura). Abang Almarhum Ibnu Khatab, atau adek Almarhumah Nurjannah, siap Tempuh Jalur Hukum,

Mereka juga akan dibantu sejumlah advokat untuk menempuh jalur hukum.
"Sejak tragedi ini terjadi, tidak ada sedikit pun kepedulian dari pihak tol maupun PUPR. Tiga nyawa melayang, dua lainnya terluka, tapi mereka diam seribu bahasa. Di mana hati nurani mereka?" kecam Gunawan.

Desak Polda Aceh Turun Tangan

Gunawan menegaskan, tragedi ini bukan sekadar kecelakaan lalu lintas, melainkan buah kelalaian fatal dan dugaan pungli terorganisir. Ia mendesak Polres Pidie segera bertindak, bukan malah menutup mata.

"Seharusnya sudah ada tersangka dari pihak pengelola tol maupun pejabat PUPR. Aneh, sampai hari ini tidak ada satupun yang diproses hukum. Kami minta Kapolda Aceh turun tangan langsung agar kasus ini tidak ditutup-tutupi," tegasnya.

Kasus ini membuka tabir bobroknya pengelolaan infrastruktur publik di Aceh. Jalan tol yang seharusnya menjadi kebanggaan rakyat, justru berubah menjadi kuburan berjalan akibat kelalaian dan dugaan praktik kotor yang merampas nyawa tak berdosa.

Hingga Berita dilayangkan, Media ini Belum mendapatkan Klarifikasi dari terkait.(MS)
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru