HL
Lhokseumawe
Rumah Baru, Harapan Baru untuk Warga Blang Crum
LHOKSEUMAWE - Siang itu, Kamis (11/9), halaman sederhana di Gampong Blang Crum, Kecamatan Muara Dua, dipenuhi wajah-wajah penuh harap. Di tengah teriknya matahari, peletakan batu pertama sebuah rumah layak huni menjadi momen yang tak sekadar simbolis, tetapi juga membawa arti besar bagi sebuah keluarga yang telah lama mendambakan atap yang kokoh di atas kepala mereka.
Wali Kota Lhokseumawe, Dr. Sayuti Abu Bakar, S.H., M.H., hadir langsung bersama CEO Islamic Relief Indonesia, Nanang Subana Dirja. Keduanya tidak sekadar berdiri di barisan depan acara, melainkan menaruh perhatian penuh pada detail program yang akan membangun hunian baru untuk keluarga kurang mampu.
Program ini merupakan bagian dari Housing Rehabilitation and Public Facility (HORPF) 3 yang digagas Islamic Relief Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Kota Lhokseumawe. Rumah berukuran 36 meter persegi itu dirancang tahan gempa—sesuai kebutuhan daerah rawan bencana—dengan total anggaran Rp90 juta. Dukungan datang dari Islamic Relief UK sebesar Rp65 juta dan tambahan Rp25 juta dari Baitul Mal Kota Lhokseumawe.
Tak hanya bangunan fisik, rumah tersebut juga akan dilengkapi dengan perabotan dasar. Kursi, meja, hingga perlengkapan tidur akan langsung tersedia sehingga penerima manfaat dapat segera menempatinya. Bagi mereka yang bertahun-tahun hidup dalam keterbatasan, ini adalah anugerah besar yang mungkin tak pernah mereka bayangkan datang secepat ini.
CEO Islamic Relief Indonesia, Nanang Subana Dirja, menegaskan bahwa program ini jauh lebih dari sekadar proyek pembangunan. "Kami ingin menghadirkan harapan baru. Rumah ini simbol agar keluarga penerima bisa hidup lebih layak dan bermartabat," katanya. Pernyataan itu disambut hangat oleh hadirin yang memahami, bahwa hunian bukan sekadar tempat berlindung, melainkan pondasi martabat manusia.
Ketua Baitul Mal Kota Lhokseumawe, Dr. Damanhur Abbas, Lc., M.A., menambahkan bahwa bantuan ini diberikan sepenuhnya gratis. "Ini wujud nyata kepedulian sosial. Kami ingin menghadirkan hunian yang aman, nyaman, dan berkah bagi keluarga penerima," ujarnya. Kata-kata itu menggema di telinga para tetangga yang turut menyaksikan, seakan ikut merasakan kebahagiaan keluarga yang mendapatkan rumah tersebut.
Wali Kota Sayuti Abu Bakar tak kalah bersemangat. Baginya, kolaborasi lintas lembaga ini adalah bukti nyata bahwa perubahan bisa lahir dari kerja sama yang tulus. "Kami menyambut baik kerja sama antara Islamic Relief dan mitra daerah. Semoga kolaborasi ini membawa manfaat nyata serta menjadi teladan bagi upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat," ungkapnya dengan mata berbinar.
Rumah itu akan dihuni oleh Nasruddin dan Nurhalimah, pasangan sederhana dari Blang Crum. Selama ini, mereka bertahan di rumah yang kondisinya sudah jauh dari layak. Bocor kala hujan, panas kala terik, dan minim fasilitas. Kini, keduanya hanya bisa bersyukur, menanti hari ketika anak-anak mereka bisa tidur nyenyak di kamar yang aman.
Pembangunan ditargetkan rampung pada November 2025. Islamic Relief Indonesia menjadi pelaksana teknis yang memastikan rumah tersebut tidak hanya selesai tepat waktu, tetapi juga memenuhi standar kenyamanan dan keamanan. Masyarakat sekitar pun turut menyaksikan bagaimana pondasi demi pondasi mulai disusun, menjadi saksi lahirnya sebuah rumah baru di tengah kampung mereka.
Acara peletakan batu pertama turut dihadiri unsur Forkopimda, Sekda Kota Lhokseumawe, jajaran pemerintah daerah, serta mitra strategis lainnya. Kehadiran mereka menunjukkan bahwa isu hunian layak tidak bisa dipandang sebelah mata, melainkan bagian dari pembangunan manusia yang seutuhnya.
Lebih dari sekadar upacara, peletakan batu pertama di Blang Crum hari itu adalah kisah tentang harapan baru. Harapan yang lahir dari tangan-tangan yang peduli, dari sinergi pemerintah, lembaga kemanusiaan, dan masyarakat. Di balik angka-angka dan program, ada satu keluarga yang hidupnya berubah, dan ada sebuah kampung yang kembali diingatkan bahwa kebersamaan selalu menghadirkan cahaya. []
Wali Kota Lhokseumawe, Dr. Sayuti Abu Bakar, S.H., M.H., hadir langsung bersama CEO Islamic Relief Indonesia, Nanang Subana Dirja. Keduanya tidak sekadar berdiri di barisan depan acara, melainkan menaruh perhatian penuh pada detail program yang akan membangun hunian baru untuk keluarga kurang mampu.
Program ini merupakan bagian dari Housing Rehabilitation and Public Facility (HORPF) 3 yang digagas Islamic Relief Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Kota Lhokseumawe. Rumah berukuran 36 meter persegi itu dirancang tahan gempa—sesuai kebutuhan daerah rawan bencana—dengan total anggaran Rp90 juta. Dukungan datang dari Islamic Relief UK sebesar Rp65 juta dan tambahan Rp25 juta dari Baitul Mal Kota Lhokseumawe.
Tak hanya bangunan fisik, rumah tersebut juga akan dilengkapi dengan perabotan dasar. Kursi, meja, hingga perlengkapan tidur akan langsung tersedia sehingga penerima manfaat dapat segera menempatinya. Bagi mereka yang bertahun-tahun hidup dalam keterbatasan, ini adalah anugerah besar yang mungkin tak pernah mereka bayangkan datang secepat ini.
CEO Islamic Relief Indonesia, Nanang Subana Dirja, menegaskan bahwa program ini jauh lebih dari sekadar proyek pembangunan. "Kami ingin menghadirkan harapan baru. Rumah ini simbol agar keluarga penerima bisa hidup lebih layak dan bermartabat," katanya. Pernyataan itu disambut hangat oleh hadirin yang memahami, bahwa hunian bukan sekadar tempat berlindung, melainkan pondasi martabat manusia.
Ketua Baitul Mal Kota Lhokseumawe, Dr. Damanhur Abbas, Lc., M.A., menambahkan bahwa bantuan ini diberikan sepenuhnya gratis. "Ini wujud nyata kepedulian sosial. Kami ingin menghadirkan hunian yang aman, nyaman, dan berkah bagi keluarga penerima," ujarnya. Kata-kata itu menggema di telinga para tetangga yang turut menyaksikan, seakan ikut merasakan kebahagiaan keluarga yang mendapatkan rumah tersebut.
Wali Kota Sayuti Abu Bakar tak kalah bersemangat. Baginya, kolaborasi lintas lembaga ini adalah bukti nyata bahwa perubahan bisa lahir dari kerja sama yang tulus. "Kami menyambut baik kerja sama antara Islamic Relief dan mitra daerah. Semoga kolaborasi ini membawa manfaat nyata serta menjadi teladan bagi upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat," ungkapnya dengan mata berbinar.
Rumah itu akan dihuni oleh Nasruddin dan Nurhalimah, pasangan sederhana dari Blang Crum. Selama ini, mereka bertahan di rumah yang kondisinya sudah jauh dari layak. Bocor kala hujan, panas kala terik, dan minim fasilitas. Kini, keduanya hanya bisa bersyukur, menanti hari ketika anak-anak mereka bisa tidur nyenyak di kamar yang aman.
Pembangunan ditargetkan rampung pada November 2025. Islamic Relief Indonesia menjadi pelaksana teknis yang memastikan rumah tersebut tidak hanya selesai tepat waktu, tetapi juga memenuhi standar kenyamanan dan keamanan. Masyarakat sekitar pun turut menyaksikan bagaimana pondasi demi pondasi mulai disusun, menjadi saksi lahirnya sebuah rumah baru di tengah kampung mereka.
Acara peletakan batu pertama turut dihadiri unsur Forkopimda, Sekda Kota Lhokseumawe, jajaran pemerintah daerah, serta mitra strategis lainnya. Kehadiran mereka menunjukkan bahwa isu hunian layak tidak bisa dipandang sebelah mata, melainkan bagian dari pembangunan manusia yang seutuhnya.
Lebih dari sekadar upacara, peletakan batu pertama di Blang Crum hari itu adalah kisah tentang harapan baru. Harapan yang lahir dari tangan-tangan yang peduli, dari sinergi pemerintah, lembaga kemanusiaan, dan masyarakat. Di balik angka-angka dan program, ada satu keluarga yang hidupnya berubah, dan ada sebuah kampung yang kembali diingatkan bahwa kebersamaan selalu menghadirkan cahaya. []
Via
HL