Aceh Barat
News
Kebakaran Hanguskan Rumah dan Usaha Ternak Ayam di Suak Ribee, Warga Syok dan Rugi Rp200 Juta
ACEH BARAT - Suasana Minggu pagi (21/9/2025) di Desa Suak Ribee, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, mendadak berubah mencekam. Warga yang semula sibuk beraktivitas dikejutkan oleh kepulan asap hitam yang membumbung tinggi dari salah satu rumah di kawasan itu. Dalam hitungan menit, api membesar dan melahap bangunan beserta usaha ternak ayam di samping rumah.
Menurut keterangan warga, api pertama kali terlihat sekitar pukul 09.30 WIB. Saat itu, sebagian masyarakat sedang menikmati suasana pagi di rumah masing-masing. Teriakan panik warga membuat banyak orang segera berlarian menuju lokasi, berusaha membantu seadanya sambil menunggu kedatangan petugas pemadam kebakaran.
Kepala Pusdalops BPBA menyebutkan, laporan kebakaran diterima tak lama setelah api berkobar. Dua unit armada pemadam kebakaran milik BPBD Aceh Barat langsung dikerahkan ke lokasi. "Tim bergerak cepat agar api tidak merembet ke bangunan lain," sebutnya.
Meski sudah dikerahkan dengan sigap, kobaran api terlanjur melalap sebagian besar bangunan. Rumah semi permanen itu hangus nyaris rata dengan tanah. Sementara usaha ternak ayam yang berada persis di belakang rumah juga tak luput dari amukan si jago merah. Ratusan ekor ayam mati terbakar.
Kerugian ditaksir mencapai Rp200 juta. Nilai itu mencakup bangunan rumah, peralatan rumah tangga, serta kerugian usaha ternak ayam yang menjadi sumber mata pencaharian keluarga. Bagi korban, kehilangan ini terasa begitu berat karena sebagian besar tabungan mereka melebur dalam musibah tersebut.
Seorang warga yang tinggal tak jauh dari lokasi mengaku masih syok dengan kejadian itu. "Api cepat sekali membesar, kami hanya bisa membantu menyelamatkan beberapa barang kecil. Selebihnya tidak bisa diselamatkan," ucapnya.
Suasana pilu menyelimuti keluarga korban. Beberapa tetangga terlihat berusaha menenangkan sambil membantu membersihkan sisa-sisa kebakaran. Bau hangus masih menyengat, sementara puing-puing kayu dan seng berserakan di tanah yang sebelumnya berdiri rumah megah sederhana.
Bagi korban, usaha ternak ayam bukan sekadar bisnis kecil, melainkan penopang kebutuhan sehari-hari. Hilangnya usaha ini membuat masa depan keluarga menjadi tanda tanya besar. "Ini bukan hanya kerugian materi, tapi juga kehilangan mata pencaharian," ujar seorang warga yang mengenal baik korban.
Meskipun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, kebakaran ini menyisakan trauma mendalam. Anak-anak korban disebut masih ketakutan setiap melihat sisa api dan asap. Warga sekitar pun berharap ada uluran tangan dari pemerintah maupun masyarakat untuk meringankan beban keluarga yang tertimpa musibah.
BPBD Aceh Barat memastikan api sudah padam total setelah petugas bekerja keras selama beberapa jam. Namun penyebab pasti kebakaran masih dalam penyelidikan pihak berwajib. Polisi setempat telah memasang garis polisi di sekitar lokasi untuk memudahkan investigasi.
Peristiwa ini sekaligus menjadi pengingat bagi masyarakat akan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi kebakaran. Instalasi listrik, tabung gas, hingga kandang ternak yang menggunakan peralatan berbahan mudah terbakar bisa menjadi pemicu jika tidak diawasi dengan baik.
Sejumlah tokoh masyarakat di Suak Ribee mengajak warga untuk memperkuat solidaritas dalam membantu korban. "Kebakaran ini menimpa salah satu saudara kita. Mari bersama-sama kita bantu agar mereka bisa bangkit kembali," ungkap seorang tokoh gampong.
Kini, keluarga korban harus memulai kembali dari nol. Mereka sementara menumpang di rumah kerabat terdekat sembari menunggu bantuan datang. Harapan besar digantungkan agar ada perhatian dari pemerintah daerah untuk membantu pemulihan, baik perbaikan rumah maupun dukungan usaha ternak yang hilang.
Bagi masyarakat sekitar, api memang sudah padam, tetapi kepedihan akibat kebakaran itu masih menyala dalam hati. Suak Ribee tak lagi sama di Minggu pagi itu — menjadi saksi bisu betapa dalam sekejap, jerih payah bertahun-tahun bisa habis dilalap si jago merah.
Menurut keterangan warga, api pertama kali terlihat sekitar pukul 09.30 WIB. Saat itu, sebagian masyarakat sedang menikmati suasana pagi di rumah masing-masing. Teriakan panik warga membuat banyak orang segera berlarian menuju lokasi, berusaha membantu seadanya sambil menunggu kedatangan petugas pemadam kebakaran.
Kepala Pusdalops BPBA menyebutkan, laporan kebakaran diterima tak lama setelah api berkobar. Dua unit armada pemadam kebakaran milik BPBD Aceh Barat langsung dikerahkan ke lokasi. "Tim bergerak cepat agar api tidak merembet ke bangunan lain," sebutnya.
Meski sudah dikerahkan dengan sigap, kobaran api terlanjur melalap sebagian besar bangunan. Rumah semi permanen itu hangus nyaris rata dengan tanah. Sementara usaha ternak ayam yang berada persis di belakang rumah juga tak luput dari amukan si jago merah. Ratusan ekor ayam mati terbakar.
Kerugian ditaksir mencapai Rp200 juta. Nilai itu mencakup bangunan rumah, peralatan rumah tangga, serta kerugian usaha ternak ayam yang menjadi sumber mata pencaharian keluarga. Bagi korban, kehilangan ini terasa begitu berat karena sebagian besar tabungan mereka melebur dalam musibah tersebut.
Seorang warga yang tinggal tak jauh dari lokasi mengaku masih syok dengan kejadian itu. "Api cepat sekali membesar, kami hanya bisa membantu menyelamatkan beberapa barang kecil. Selebihnya tidak bisa diselamatkan," ucapnya.
Suasana pilu menyelimuti keluarga korban. Beberapa tetangga terlihat berusaha menenangkan sambil membantu membersihkan sisa-sisa kebakaran. Bau hangus masih menyengat, sementara puing-puing kayu dan seng berserakan di tanah yang sebelumnya berdiri rumah megah sederhana.
Bagi korban, usaha ternak ayam bukan sekadar bisnis kecil, melainkan penopang kebutuhan sehari-hari. Hilangnya usaha ini membuat masa depan keluarga menjadi tanda tanya besar. "Ini bukan hanya kerugian materi, tapi juga kehilangan mata pencaharian," ujar seorang warga yang mengenal baik korban.
Meskipun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, kebakaran ini menyisakan trauma mendalam. Anak-anak korban disebut masih ketakutan setiap melihat sisa api dan asap. Warga sekitar pun berharap ada uluran tangan dari pemerintah maupun masyarakat untuk meringankan beban keluarga yang tertimpa musibah.
BPBD Aceh Barat memastikan api sudah padam total setelah petugas bekerja keras selama beberapa jam. Namun penyebab pasti kebakaran masih dalam penyelidikan pihak berwajib. Polisi setempat telah memasang garis polisi di sekitar lokasi untuk memudahkan investigasi.
Peristiwa ini sekaligus menjadi pengingat bagi masyarakat akan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi kebakaran. Instalasi listrik, tabung gas, hingga kandang ternak yang menggunakan peralatan berbahan mudah terbakar bisa menjadi pemicu jika tidak diawasi dengan baik.
Sejumlah tokoh masyarakat di Suak Ribee mengajak warga untuk memperkuat solidaritas dalam membantu korban. "Kebakaran ini menimpa salah satu saudara kita. Mari bersama-sama kita bantu agar mereka bisa bangkit kembali," ungkap seorang tokoh gampong.
Kini, keluarga korban harus memulai kembali dari nol. Mereka sementara menumpang di rumah kerabat terdekat sembari menunggu bantuan datang. Harapan besar digantungkan agar ada perhatian dari pemerintah daerah untuk membantu pemulihan, baik perbaikan rumah maupun dukungan usaha ternak yang hilang.
Bagi masyarakat sekitar, api memang sudah padam, tetapi kepedihan akibat kebakaran itu masih menyala dalam hati. Suak Ribee tak lagi sama di Minggu pagi itu — menjadi saksi bisu betapa dalam sekejap, jerih payah bertahun-tahun bisa habis dilalap si jago merah.
Via
Aceh Barat