Adv
Dinkes Lhokseumawe
HL
Lhokseumawe
UKS Aktif, Generasi Sehat Tercipta, Dinkes Lhokseumawe Gencarkan Kesehatan Sekolah
Koordinator Klaster 4 Puskesmas Herizal, SKM, Puskesmas Banda Sakti saat memberikan keterangan kesehatan kepada murid Sekolah SD di Kota Lhokseumawe |
LHOKSEUMAWE – Dalam upaya menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan berkarakter sejak usia dini, Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe melalui Puskesmas Banda Sakti terus menggencarkan pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Tahun 2025 ini, sebanyak 50 sekolah di wilayah Banda Sakti ditargetkan mengikuti pembinaan terpadu dalam kerangka Kerjasama Kesehatan Sekolah (KKS).
Program UKS tak hanya sekadar rutinitas tahunan, melainkan menjadi salah satu instrumen penting dalam strategi peningkatan derajat kesehatan peserta didik. Di dalamnya, terkandung semangat kolaborasi antara dunia pendidikan dan kesehatan yang menyatu dalam kegiatan yang menyentuh langsung kebutuhan dasar siswa.
Salah satu kegiatan terbaru yang mencerminkan sinergi ini digelar di SDIT Muhammadiyah Lhokseumawe pada April 2025 lalu. Dalam kegiatan tersebut, tim kesehatan dari Puskesmas Banda Sakti bersama mahasiswa STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe melakukan berbagai pemeriksaan dan edukasi kesehatan, mulai dari pengukuran tinggi dan berat badan, pemeriksaan gigi, edukasi cuci tangan pakai sabun (CTPS), hingga pembagian booklet bergambar tentang pola hidup bersih dan sehat.
"Kegiatan ini penting untuk membentuk kebiasaan hidup sehat sejak dini. Anak-anak jadi tahu bagaimana menjaga kebersihan diri, mengenali tanda-tanda masalah kesehatan, dan lebih sadar akan pentingnya merawat tubuh," ujar Herizal, SKM, Koordinator Klaster 4 Puskesmas Banda Sakti, saat ditemui usai kegiatan pemeriksaan di salah satu sekolah, Jumat (18/07/2025).
Tak hanya SDIT Muhammadiyah, program UKS ini juga menyentuh sejumlah sekolah lain seperti MTsN 1 dan MIN 4 Lhokseumawe. Di sana, fokus utama adalah evaluasi pelaksanaan Trias UKS, yang mencakup tiga pilar utama: pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Dalam kegiatan tersebut, Puskesmas juga membagikan alat peraga dan buku rapor kesehatan yang menjadi alat pemantauan pertumbuhan dan perkembangan siswa dari waktu ke waktu.
Menurut Herizal, dari 50 sekolah yang menjadi target pelaksanaan tahun ini, hingga pertengahan Juli sudah sekitar 30 hingga 35 sekolah yang berhasil dijangkau. "Kami pacu kegiatan ini agar tuntas sebelum akhir Oktober 2025. Fokus pemeriksaan ada pada gigi, telinga, mata, dan kulit karena ini yang paling sering dikeluhkan siswa di usia sekolah dasar," jelasnya.
Selain skrining kesehatan dan edukasi, Puskesmas Banda Sakti juga menjalankan program rutin pemberian obat cacing secara berkala. Pada semester pertama 2025, lebih dari 8.200 siswa dari 26 sekolah dasar telah menerima obat cacing, dengan sisanya dijadwalkan pada bulan Agustus mendatang.
Herizal tidak menampik bahwa masih ada sebagian orang tua yang ragu terhadap pemberian obat cacing. Namun, tim kesehatan tak tinggal diam. "Kami terus memberikan edukasi kepada masyarakat melalui sekolah dan kader kesehatan agar masyarakat memahami bahwa ini aman dan penting untuk mencegah infeksi cacing yang bisa mengganggu tumbuh kembang anak," katanya.
Menanggapi capaian ini, Kepala Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe, Safwaliza, S.Kep., MKM, menyampaikan apresiasi kepada seluruh jajaran Puskesmas dan tenaga kesehatan yang telah bekerja keras menyukseskan program UKS di wilayah kerja masing-masing.
"Program UKS adalah investasi jangka panjang bagi daerah. Melalui skrining dan edukasi sejak dini, kita bisa mendeteksi lebih awal gangguan kesehatan anak dan membangun kebiasaan hidup bersih yang akan dibawa sampai mereka dewasa," ujar Safwaliza.
Ia menegaskan, keberhasilan program ini tidak lepas dari peran kolaboratif semua pihak. "Kami sangat mengapresiasi keterlibatan pihak sekolah, kader kesehatan, orang tua, serta institusi pendidikan tinggi kesehatan seperti STIKes Muhammadiyah. Kolaborasi inilah yang menjadi kekuatan utama untuk menciptakan ekosistem sekolah sehat yang berkelanjutan," lanjutnya.
Safwaliza juga menyampaikan bahwa ke depan, program UKS akan terus diperkuat tidak hanya dari sisi pemeriksaan dan edukasi, tetapi juga pada pembinaan lingkungan sekolah yang ramah anak dan sehat secara fisik maupun psikologis. "Kami ingin setiap anak Lhokseumawe bisa tumbuh sehat, berprestasi, dan siap menghadapi masa depan. Sehat itu dimulai dari sekolah," tutupnya.
Dengan pendekatan menyeluruh yang berbasis kolaborasi dan edukasi, Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe terus meneguhkan komitmennya untuk membentuk generasi emas yang sehat jiwa dan raga. Sebab, dari ruang-ruang kelas yang bersih dan anak-anak yang tersenyum sehat, masa depan daerah ini sedang dibentuk. [Adv]
Program UKS tak hanya sekadar rutinitas tahunan, melainkan menjadi salah satu instrumen penting dalam strategi peningkatan derajat kesehatan peserta didik. Di dalamnya, terkandung semangat kolaborasi antara dunia pendidikan dan kesehatan yang menyatu dalam kegiatan yang menyentuh langsung kebutuhan dasar siswa.
Salah satu kegiatan terbaru yang mencerminkan sinergi ini digelar di SDIT Muhammadiyah Lhokseumawe pada April 2025 lalu. Dalam kegiatan tersebut, tim kesehatan dari Puskesmas Banda Sakti bersama mahasiswa STIKes Muhammadiyah Lhokseumawe melakukan berbagai pemeriksaan dan edukasi kesehatan, mulai dari pengukuran tinggi dan berat badan, pemeriksaan gigi, edukasi cuci tangan pakai sabun (CTPS), hingga pembagian booklet bergambar tentang pola hidup bersih dan sehat.
"Kegiatan ini penting untuk membentuk kebiasaan hidup sehat sejak dini. Anak-anak jadi tahu bagaimana menjaga kebersihan diri, mengenali tanda-tanda masalah kesehatan, dan lebih sadar akan pentingnya merawat tubuh," ujar Herizal, SKM, Koordinator Klaster 4 Puskesmas Banda Sakti, saat ditemui usai kegiatan pemeriksaan di salah satu sekolah, Jumat (18/07/2025).
Tak hanya SDIT Muhammadiyah, program UKS ini juga menyentuh sejumlah sekolah lain seperti MTsN 1 dan MIN 4 Lhokseumawe. Di sana, fokus utama adalah evaluasi pelaksanaan Trias UKS, yang mencakup tiga pilar utama: pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Dalam kegiatan tersebut, Puskesmas juga membagikan alat peraga dan buku rapor kesehatan yang menjadi alat pemantauan pertumbuhan dan perkembangan siswa dari waktu ke waktu.
Menurut Herizal, dari 50 sekolah yang menjadi target pelaksanaan tahun ini, hingga pertengahan Juli sudah sekitar 30 hingga 35 sekolah yang berhasil dijangkau. "Kami pacu kegiatan ini agar tuntas sebelum akhir Oktober 2025. Fokus pemeriksaan ada pada gigi, telinga, mata, dan kulit karena ini yang paling sering dikeluhkan siswa di usia sekolah dasar," jelasnya.
Selain skrining kesehatan dan edukasi, Puskesmas Banda Sakti juga menjalankan program rutin pemberian obat cacing secara berkala. Pada semester pertama 2025, lebih dari 8.200 siswa dari 26 sekolah dasar telah menerima obat cacing, dengan sisanya dijadwalkan pada bulan Agustus mendatang.
Herizal tidak menampik bahwa masih ada sebagian orang tua yang ragu terhadap pemberian obat cacing. Namun, tim kesehatan tak tinggal diam. "Kami terus memberikan edukasi kepada masyarakat melalui sekolah dan kader kesehatan agar masyarakat memahami bahwa ini aman dan penting untuk mencegah infeksi cacing yang bisa mengganggu tumbuh kembang anak," katanya.
Menanggapi capaian ini, Kepala Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe, Safwaliza, S.Kep., MKM, menyampaikan apresiasi kepada seluruh jajaran Puskesmas dan tenaga kesehatan yang telah bekerja keras menyukseskan program UKS di wilayah kerja masing-masing.
"Program UKS adalah investasi jangka panjang bagi daerah. Melalui skrining dan edukasi sejak dini, kita bisa mendeteksi lebih awal gangguan kesehatan anak dan membangun kebiasaan hidup bersih yang akan dibawa sampai mereka dewasa," ujar Safwaliza.
Ia menegaskan, keberhasilan program ini tidak lepas dari peran kolaboratif semua pihak. "Kami sangat mengapresiasi keterlibatan pihak sekolah, kader kesehatan, orang tua, serta institusi pendidikan tinggi kesehatan seperti STIKes Muhammadiyah. Kolaborasi inilah yang menjadi kekuatan utama untuk menciptakan ekosistem sekolah sehat yang berkelanjutan," lanjutnya.
Safwaliza juga menyampaikan bahwa ke depan, program UKS akan terus diperkuat tidak hanya dari sisi pemeriksaan dan edukasi, tetapi juga pada pembinaan lingkungan sekolah yang ramah anak dan sehat secara fisik maupun psikologis. "Kami ingin setiap anak Lhokseumawe bisa tumbuh sehat, berprestasi, dan siap menghadapi masa depan. Sehat itu dimulai dari sekolah," tutupnya.
Dengan pendekatan menyeluruh yang berbasis kolaborasi dan edukasi, Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe terus meneguhkan komitmennya untuk membentuk generasi emas yang sehat jiwa dan raga. Sebab, dari ruang-ruang kelas yang bersih dan anak-anak yang tersenyum sehat, masa depan daerah ini sedang dibentuk. [Adv]
Via
Adv