Adv
Dinkes Acut
Program Geprek Sehat Puskesmas Lhoksukon, Menyemai Hidup Sehat di Kalangan Pekerja
ACEH UTARA - Di aula sederhana namun penuh semangat yang terletak di Koramil 08 Lhoksukon, Sabtu pagi (17/5/2025), deretan meja pemeriksaan, alat tensi, brosur gizi, dan keranjang berisi buah segar menyambut para peserta. Inilah panggung dari sebuah gerakan kecil yang punya dampak besar:
Gerakan Pekerja Hidup Sehat (Geprek Sehat), sebuah program inovatif dari UPTD Puskesmas Lhoksukon yang bertujuan membudayakan pola hidup sehat di kalangan pekerja, khususnya aparat dan tenaga kerja di lingkungan militer.
Program ini bukan sekadar simbolis. Di tengah tantangan kerja dan tekanan tugas yang tak ringan, para anggota Koramil 08 Lhoksukon mendapatkan layanan kesehatan terpadu, mulai dari pemeriksaan fisik menyeluruh, konseling gizi, hingga edukasi pola makan sehat yang dikemas dengan cara menyenangkan.
Program ini bukan sekadar simbolis. Di tengah tantangan kerja dan tekanan tugas yang tak ringan, para anggota Koramil 08 Lhoksukon mendapatkan layanan kesehatan terpadu, mulai dari pemeriksaan fisik menyeluruh, konseling gizi, hingga edukasi pola makan sehat yang dikemas dengan cara menyenangkan.
Bahkan, peserta turut larut dalam kegiatan makan buah dan sayur bersama — sebuah simbol sederhana, namun kuat, tentang pentingnya kebersamaan dalam menjaga kesehatan.
Kepala Puskesmas Lhoksukon, Ibnu Khaldun, SKM., M.Si, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk konkret dari inovasi pelayanan yang berpihak pada para pekerja. "Kami ingin menjangkau langsung mereka yang sehari-harinya sibuk bekerja dan kadang tidak sempat memeriksakan kesehatannya. Deteksi dini adalah kunci. Jika kita tahu sejak awal, maka risiko penyakit serius bisa ditekan," katanya.
Kesehatan: Modal Utama Prajurit
Komandan Rayon Militer 08 Lhoksukon, Kapten Inf Zulkhaizir, yang hadir langsung dan mengikuti seluruh rangkaian acara, mengapresiasi program ini. Menurutnya, kondisi fisik dan mental para anggota harus selalu prima agar dapat menjalankan tugas dengan optimal.
"Kesehatan adalah modal utama dalam melaksanakan tugas negara. Program seperti ini sangat kami butuhkan, apalagi diselenggarakan langsung di markas. Mudah diakses, langsung dirasakan manfaatnya," tegasnya sambil menyemangati anggota yang tengah antre pemeriksaan.
Sinergi Lintas Sektor untuk Pekerja yang Lebih Sehat
Kegiatan ini turut menjadi perhatian Plt Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Jalaluddin, SKM, M.Kes, yang menilai program Geprek Sehat sejalan dengan misi besar Dinkes dalam meningkatkan kesadaran dan deteksi dini penyakit akibat kerja di kalangan masyarakat produktif.
"Kami sangat mendukung inisiatif UPTD Puskesmas Lhoksukon. Ini bagian dari strategi daerah dalam memperluas cakupan layanan kesehatan kerja. Para pekerja harus kita lindungi, karena mereka adalah tulang punggung ekonomi dan pembangunan," ujar Jalaluddin.
Menurutnya, selama ini banyak pekerja yang tidak menyadari bahwa gejala yang mereka alami seperti pegal-pegal, gangguan tidur, hingga tekanan darah tinggi bisa saja berkaitan dengan aktivitas kerja sehari-hari. "Melalui program seperti ini, kita harapkan para pekerja bisa memahami pentingnya pemeriksaan rutin, memperbaiki gaya hidup, dan akhirnya menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif," tambahnya.
Edukasi dan Vaksinasi Jadi Paket Lengkap
Kegiatan ini juga menyertakan sesi edukasi dan vaksinasi, memberikan informasi penting mengenai pola makan, manajemen stres, hingga pentingnya waktu istirahat yang cukup. Vaksinasi diberikan kepada anggota yang membutuhkan sebagai bagian dari upaya meningkatkan daya tahan tubuh.
"Geprek Sehat bukan hanya program sesaat. Kami ingin ini jadi gerakan berkelanjutan, dengan pendekatan langsung ke komunitas kerja," kata Ibnu Khaldun menambahkan.
Melalui "Geprek Sehat", Dinas Kesehatan Aceh Utara membuktikan bahwa pelayanan kesehatan yang menyentuh langsung komunitas pekerja mampu menciptakan kesadaran baru di tengah masyarakat. Kolaborasi dengan instansi seperti TNI, perusahaan, hingga lembaga desa menjadi bukti bahwa kesehatan adalah tanggung jawab bersama.
"Kami ingin tiap Puskesmas di Aceh Utara mengembangkan program seperti ini. Harus ada pendekatan aktif dari fasilitas layanan ke tempat-tempat kerja, agar tidak ada lagi pekerja yang sakit dalam diam," imbuh Jalaluddin.
Program "Geprek Sehat" juga dinilai menjadi model edukasi preventif yang efektif di tengah masyarakat pekerja, khususnya kelompok formal dan semi-formal. Jalaluddin menyebutkan, melalui kegiatan ini pihaknya bisa melakukan pemetaan awal terhadap potensi penyakit akibat kerja (PAK) yang kerap tidak disadari oleh para pekerja.
Kepala Puskesmas Lhoksukon, Ibnu Khaldun, SKM., M.Si, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk konkret dari inovasi pelayanan yang berpihak pada para pekerja. "Kami ingin menjangkau langsung mereka yang sehari-harinya sibuk bekerja dan kadang tidak sempat memeriksakan kesehatannya. Deteksi dini adalah kunci. Jika kita tahu sejak awal, maka risiko penyakit serius bisa ditekan," katanya.
Kesehatan: Modal Utama Prajurit
Komandan Rayon Militer 08 Lhoksukon, Kapten Inf Zulkhaizir, yang hadir langsung dan mengikuti seluruh rangkaian acara, mengapresiasi program ini. Menurutnya, kondisi fisik dan mental para anggota harus selalu prima agar dapat menjalankan tugas dengan optimal.
"Kesehatan adalah modal utama dalam melaksanakan tugas negara. Program seperti ini sangat kami butuhkan, apalagi diselenggarakan langsung di markas. Mudah diakses, langsung dirasakan manfaatnya," tegasnya sambil menyemangati anggota yang tengah antre pemeriksaan.
Sinergi Lintas Sektor untuk Pekerja yang Lebih Sehat
Kegiatan ini turut menjadi perhatian Plt Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Jalaluddin, SKM, M.Kes, yang menilai program Geprek Sehat sejalan dengan misi besar Dinkes dalam meningkatkan kesadaran dan deteksi dini penyakit akibat kerja di kalangan masyarakat produktif.
"Kami sangat mendukung inisiatif UPTD Puskesmas Lhoksukon. Ini bagian dari strategi daerah dalam memperluas cakupan layanan kesehatan kerja. Para pekerja harus kita lindungi, karena mereka adalah tulang punggung ekonomi dan pembangunan," ujar Jalaluddin.
Menurutnya, selama ini banyak pekerja yang tidak menyadari bahwa gejala yang mereka alami seperti pegal-pegal, gangguan tidur, hingga tekanan darah tinggi bisa saja berkaitan dengan aktivitas kerja sehari-hari. "Melalui program seperti ini, kita harapkan para pekerja bisa memahami pentingnya pemeriksaan rutin, memperbaiki gaya hidup, dan akhirnya menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan produktif," tambahnya.
Edukasi dan Vaksinasi Jadi Paket Lengkap
Kegiatan ini juga menyertakan sesi edukasi dan vaksinasi, memberikan informasi penting mengenai pola makan, manajemen stres, hingga pentingnya waktu istirahat yang cukup. Vaksinasi diberikan kepada anggota yang membutuhkan sebagai bagian dari upaya meningkatkan daya tahan tubuh.
"Geprek Sehat bukan hanya program sesaat. Kami ingin ini jadi gerakan berkelanjutan, dengan pendekatan langsung ke komunitas kerja," kata Ibnu Khaldun menambahkan.
Melalui "Geprek Sehat", Dinas Kesehatan Aceh Utara membuktikan bahwa pelayanan kesehatan yang menyentuh langsung komunitas pekerja mampu menciptakan kesadaran baru di tengah masyarakat. Kolaborasi dengan instansi seperti TNI, perusahaan, hingga lembaga desa menjadi bukti bahwa kesehatan adalah tanggung jawab bersama.
"Kami ingin tiap Puskesmas di Aceh Utara mengembangkan program seperti ini. Harus ada pendekatan aktif dari fasilitas layanan ke tempat-tempat kerja, agar tidak ada lagi pekerja yang sakit dalam diam," imbuh Jalaluddin.
Program "Geprek Sehat" juga dinilai menjadi model edukasi preventif yang efektif di tengah masyarakat pekerja, khususnya kelompok formal dan semi-formal. Jalaluddin menyebutkan, melalui kegiatan ini pihaknya bisa melakukan pemetaan awal terhadap potensi penyakit akibat kerja (PAK) yang kerap tidak disadari oleh para pekerja.
"Seringkali para pekerja datang ke Puskesmas dengan keluhan fisik yang dianggap biasa. Padahal, jika ditelusuri lebih dalam, itu bisa terkait langsung dengan kebiasaan kerja mereka," katanya.
Lebih lanjut, Jalaluddin menjelaskan bahwa Dinas Kesehatan Aceh Utara telah membentuk 32 Pos UKK (Upaya Kesehatan Kerja) di seluruh wilayah Puskesmas. Pos UKK ini menjadi garda terdepan dalam mengedukasi dan mendampingi pekerja, baik di sektor formal seperti perusahaan maupun sektor informal seperti petani, buruh harian, hingga nelayan. Keberadaan tenaga kesehatan kerja dan olahraga di setiap Puskesmas menjadi elemen penting dalam menghidupkan fungsi Pos UKK ini.
Selain edukasi dan deteksi dini, pihak Puskesmas juga akan mendorong peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di tempat kerja. Menurut Ibnu Khaldun, sebagian besar penyakit bisa dicegah jika pekerja memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan kerja, serta memperhatikan postur kerja yang benar.
Lebih lanjut, Jalaluddin menjelaskan bahwa Dinas Kesehatan Aceh Utara telah membentuk 32 Pos UKK (Upaya Kesehatan Kerja) di seluruh wilayah Puskesmas. Pos UKK ini menjadi garda terdepan dalam mengedukasi dan mendampingi pekerja, baik di sektor formal seperti perusahaan maupun sektor informal seperti petani, buruh harian, hingga nelayan. Keberadaan tenaga kesehatan kerja dan olahraga di setiap Puskesmas menjadi elemen penting dalam menghidupkan fungsi Pos UKK ini.
Selain edukasi dan deteksi dini, pihak Puskesmas juga akan mendorong peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di tempat kerja. Menurut Ibnu Khaldun, sebagian besar penyakit bisa dicegah jika pekerja memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan kerja, serta memperhatikan postur kerja yang benar.
"Salah satu langkah kecil tapi sangat penting adalah menyediakan tempat cuci tangan yang bersih, menggunakan APD yang sesuai, serta menjaga asupan makanan bergizi," ujarnya.
Program seperti "Geprek Sehat" juga membawa harapan besar bagi keluarga para pekerja. Dengan meningkatnya kesehatan dan kebugaran kepala keluarga atau pencari nafkah utama, maka produktivitas rumah tangga pun ikut terjaga. "Kita tidak bisa bicara pembangunan tanpa memastikan pekerja kita sehat. Kesehatan pekerja berarti kesehatan keluarga dan juga ekonomi yang stabil," ujar Jalaluddin dengan nada serius.
Ke depan, Dinas Kesehatan Aceh Utara berencana menggandeng lebih banyak instansi dan perusahaan swasta dalam memperluas cakupan program serupa. Melalui kemitraan lintas sektor, Jalaluddin berharap kegiatan seperti ini bisa hadir secara reguler di berbagai kecamatan dan pusat industri.
Program seperti "Geprek Sehat" juga membawa harapan besar bagi keluarga para pekerja. Dengan meningkatnya kesehatan dan kebugaran kepala keluarga atau pencari nafkah utama, maka produktivitas rumah tangga pun ikut terjaga. "Kita tidak bisa bicara pembangunan tanpa memastikan pekerja kita sehat. Kesehatan pekerja berarti kesehatan keluarga dan juga ekonomi yang stabil," ujar Jalaluddin dengan nada serius.
Ke depan, Dinas Kesehatan Aceh Utara berencana menggandeng lebih banyak instansi dan perusahaan swasta dalam memperluas cakupan program serupa. Melalui kemitraan lintas sektor, Jalaluddin berharap kegiatan seperti ini bisa hadir secara reguler di berbagai kecamatan dan pusat industri.
"Kami ingin menciptakan budaya baru: setiap pekerja harus tahu bagaimana menjaga kesehatannya, mengenali gejala penyakit akibat kerja, dan tahu ke mana harus berkonsultasi. Itu kunci Aceh Utara yang sehat dan produktif," pungkasnya. [Adv]
Via
Adv