Tak Terima Uang Jerih Ratusan Honorer RSUD Fauziah Mau dikunyah Tikus Berdasi, Berujung Aksi Protes

BIREUEN- Ratusan tenaga honorer di rumah sakit Umum dr Fauzian Kabupaten Bireuen(RSUD) berujung aksi unjuk rasa guna memprotes uang jerih yang tidak di terima selama tahun 2018/2019 yang tidak kunjung di bayar, mereka menduga mau di kunyah para tikus berdasi sampai habis, aksi Demo berlangsung dengan tertip dan damai pada kamis(2 /1/2020).


Para ratusan tenaga honerer melakukan Aksi unjuk rasa (Demo) di RSU dr Fauziah Bireuen, mereka memuntut untuk di bayar jerih yang sudah dari tahun 2018/2019, jangan sampai uang jerih kami selalu di makan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab alias tikus berdasi, Informasi yang di peroleh media ini, dari salah satu tenaga honerer yang dapat dipercayakan, meminta tidak di publis namanya, menyebutkan selama ini di RSUD Fauziah ada di berapa tempat trategis yang di tempatkan orang orang titipan keluarga Cendana, sehingga untuk memulus kan program begalnya, sebutnya,


Sementara di bagian perencanaan yang dijabat oleh MW, yang membuat kebobroknya manajemen RSU dr Fauziah, karena selalu dibuat rancangan yang tidak masuk akal, misalnya pengadaan alat lif diruang IGD menuju ruang mata, padahal pasien bisa melewati tangga karena ruang itu cuma 1 pintu dan tangga pun tidak terlalu tinggi, seperti pembelian alat kesehatan yang salalu mubazir, hampir setiap tahun membeli alat yang tidak mamfaat,


di bagian keuangan malah di jabat oleh yang tidak sesuai dengan pendidikanya, kasie keuangan di jabat oleh D3 Gizi, ini menjadi kebobroknya keuangan RSU dr Fauziah, jika kasie keuangan tersebut terus di lanjutkan oleh orang yang tidak mampu maka hancurlah cara mengatur manajemen keuangan maka di tempat seperti itu lah di tempatkan oleh keluarga penguasa Bireuen. 


Sementara di bagian Kasie kepegawaian RSUD Fauziah, juga dikuasai olehnya, diantara 6 orang honorer yang dibayar setiap bulan jerih nya, diantara 1 orang merupakan anak kesie kepegawaian RSU dr Fauziah, ini jelas jelas kami menduga RSUD Fauziah sudah di kuasai keluarga cendana, sumber tersebut juga benirukan perkataan kasie kepegawaian tersebut, jika mau kepingin urus ya urusan pribadi lah, ke kantor Bupati melalui sekda tirunya, sebagai kepala kepegawaian seharus nya dapat mencerminkan seorang pemimpin yang berjiwa panutan, seharusnya semua tenaga kontrak harus di usulkan ke pemda Bireuen, jangan hanya cuma anaknya saja yang diusulkan apakah rumah sakit umum Fauziah ini milik pribadi seseorang, harus diketahuinya bahwasanya RSUD Fauziah ini milik pemerintah Bireuen, juga seharus nya Bupati Bireuen tidak peka dengan pejabat pakabat nakal atau tidak becus, kemana Bupati yang dulunya menyebutkan ingin mewakafkan dirinya untuk Bireuen, namun jika sudah seperti ini tidak ada yang bertanggung jawabnya, yang jelas jika persoalan ini tidak ada titik terang maka kami akan membuat aksi mogok yang berkepanjang,"terang sumber yang dapat dipercaya,


Selain itu Dedi Abda staf IGD dr fauziah saat menemui Media TheAtjehNet. Com, di lokasi aksi Demo menyebutkan, kenapa untuk 6 orang tersebut selalu di spesialkan, apakah diantara 6 orang tersebut tidak sama seperti kami, atau kah karena kami tidak ada orang orang tertentu di RSUD Fauziah yang dapat dibayar deperti 6 orang tersebut, yang aneh nyan 6 orang itu mendapatkan uang honor 550 rb per bulan, juga mendapatkan uang jasa BPJS lagi, jika diartikan mereka itu dua kali mendapat jasa, uang honor uang BPJS lagi, memang sepak terjang orang orang titipan cendana itu sangat tidak manusiawi, 


Sementara itu kata Dedi Abda Staf IGD tersebut, uang honor tidak di bayar sudah 2 tahun mulai 2018-2019 dan belum lagi uang BPJS, sementara uang BPJS baru di bayar bulan Juni 2019, ini sudah memasuki tahun 2020 tidak di bayar lagi, sementara BPJS sudah menyalurkan uang jasa tersebut ke Rekning RSU dr Fauziah, namun Direktur belum membayar nya, Dedi berharap kepada Direktur RSUD Fauziah untuk seger membayar jerih dan jasa kami, juga kami berharap pemerintah Bireuen untuk segera mengambil kebijakan yang seadil adil nya, harap Dedi Abda Staf IGD Fauziah tersebut, 


400 san tenaga honorer di Rumah Sakit Umum dr Fauziah Bireuen (RSUD) melakukan aksi demo terkait belum dibayarnya uang jerih atau honororium kontrak  mereka selama ini, 


Ironisnya, justru enam tenaga kontrak honornya dibayarkan oleh pihak Pemkab Bireuen Rp 550.000 perbulan, yang dibayarkan sebanyak Rp5.500.000. Total pembayaran untuk 6 orang tersebut Rp 33 juta.


Hal itulah yang memicu pendemo untuk memprotes dan mempertanyakan ketidakadilan tersebut kepada manajemen rumah sakit plat merah tersebut.


"Honor kontrak ratusan tenaga medis  belum dibayar pihak BLU, tapi anehnya kenapa honor enam tenaga kontrak malah dibayar. Ini kan tidak adil. Apa karena mereka punya link atau dari keluarga pejabat," tanya petugas Staf IGD tersebut dengan nada kesal.


Dikatakannya, dulu pihaknya masih menerima honor Rp 250 ribu perbulan dari, tapi sejak 2018 sudah tidak dibayarkan lagi atau dihapus. Tapi justru enam orang itu masih menerima uang honor kontrak dari Pemkab Bireuen.


Pihaknya sudah melakukan audiensi dengan Direktur RSUD dr Fauziah, dr Mukhtar MARS Bireuen, namun tak ada titik temu dan solusi.


Karena itu, mereka memutusakan menemui Sekda Bireuen di Kantor Pusat Pemerintahan Bireuen di kawasan Cot Gapu.


Ratusan tenaga honor itupun long march dengan berjalan kaki sepanjang 3 kilometer dikawal petugas dari kepolisian.


Akibat demo ratusan tenaga honorer tersebut, pelayanan di RSUD dr Fauziah Bireuen terganggu banyak orang yang sakit tidak ada pelayanan medis.


Kemudian, ratusan pendemo berkumpul di halaman kantor pusat Pemerintahan Kabupaten Bireuen, lalu beberapa delegasi diterima Sekdakab Bireuen, serta pejabat teras di aula Bappeda. Dalam pertemuan tertutup yang tidak diperbolehkan diliput awak media, belum diperoleh kesepakatan sesuai tuntutan para demonstran.


Sekdakab Bireuen, Ir Zulkifli Sp yang dikonfirmasi usai rapat tertutup itu mengaku, pihaknya akan mencari solusi terbaik untuk menyahuti aspirasi para pegawai honorer ini,"Kami nanti akan mencari solusi yang efektif, tapi tetap dengan sistem Remaunirasi," jelasnya.


Sementara itu. Direktur RSU dr Fauziah, dr Mukhtar MARS yang ditanyai awak. Media, menjelaskan, untuk tahun 2020 dia menjamin enam pegawai itu tidak akan dibayarkan lagi gaji kontaknya. Dia mengaku, persoalan ini besok akan dibahas bersama komite, guna mencari solusi terbaik.


Beberapa pegawai yang ikut dalam tim delegasi, menyampaikan bahwa hari ini pelayanan rawat jalan berhenti total, karena para pegawai honorer yang bertugas melayani kartu dan administrasi, ikut dalam aksi mogok itu. Mereka belum dapat memastikan, jika aksi tersebut berlanjut atau dihentikan. Karena tergantung dari kesepakatan bersama.


Namun saat awak Media ini meminta tanggapan dari Direktur RSU dr Fauziah Bireuen dr Mukhtar MARS, terkait titipan kaluarga penguasa Bireuen di beberapa tempat bidang trategis di Rumah sakit Umum dr Fauziah, dr Mukhtar mengilah terkait ada titipan orang orang keluarga penguasa Bireuen,  itu tidak benar jika ada ken saya pasti tau, karena ini tidak ada maka saya jawab tidak ada titipan orang orang keluarga penguasa di tempat trategis itu, kilah dr Mukhtar.(MS)
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru