HRD Geram: Di Tengah Bencana, Maskapai Diduga “Menggila” Naikkan Harga Tiket hingga Rp 8 Juta
0 menit baca
BIREUEN- Di tengah duka warga akibat banjir dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, masyarakat kembali dibuat sesak napas. Harga tiket pesawat di Aceh melonjak tidak wajar-bahkan mencapai level yang dianggap tidak manusiawi.
Anggota Komisi V DPR RI Dapil Aceh II, H Ruslan Daud (HRD), mengecam keras dugaan permainan harga yang dilakukan pihak maskapai maupun oknum-oknum yang dituding memanfaatkan situasi bencana demi meraup keuntungan besar.
Menurut laporan yang diterima HRD dari sejumlah sumber, harga tiket pesawat rute Bandara Rembele Redelong (Bener Meriah)-Bandara SIM Blang Bintang melonjak hingga Rp 8 juta per orang. Lonjakan ini dinilai sebagai bentuk eksploitasi terhadap rakyat yang sedang tertimpa musibah.
"Ini sudah keterlaluan. Bagaimana mungkin penerbangan antar kabupaten di dalam Provinsi Aceh bisa mencapai harga Rp 8 juta? Siapa yang bermain di balik ini? Situasi sedang darurat, masyarakat tertimpa bencana, tapi masih ada saja yang mencari untung di atas penderitaan rakyat," tegas HRD dengan nada geram.
Kenaikan gila-gilaan juga terjadi pada rute Bener Meriah-Kualanamu Medan. Tiket yang biasanya hanya Rp 501.500 untuk pesawat perintis, kini melambung berkali-kali lipat.
Meski harga menembus langit, ratusan warga tetap berdesakan di Bandara Rembele. Mereka tidak punya pilihan lain: jalur darat masih lumpuh total akibat longsor, jembatan putus, listrik padam, dan jaringan telekomunikasi mati.
HRD menilai maskapai seharusnya menurunkan harga tiket, bukan malah menekan masyarakat yang sedang terisolasi dan membutuhkan akses transportasi darurat.
"Warga Bener Meriah dan Aceh Tengah banyak yang terisolir. Mereka terpaksa lewat udara karena jalur darat putus. Tapi harga tiket justru mencekik. Dalam kondisi bencana seperti ini, maskapai seharusnya hadir membantu, bukan menghisap darah rakyat," ujar HRD.
Politisi PKB yang membidangi sektor perhubungan ini meminta Kementerian Perhubungan melalui Dirjen Perhubungan Udara segera turun tangan mengusut lonjakan harga yang dianggap tidak masuk akal tersebut.
"Kemenhub harus bergerak cepat. Jangan biarkan maskapai atau oknum tertentu seenaknya memainkan tarif dengan alasan situasi bencana. Tindak tegas siapa pun yang terbukti memanipulasi harga tiket pesawat," tegasnya.