Apel Terakhir di Kejaksaan Negeri Bireuen, Munawal Hadi Pamit dengan Haru: “Teruslah Layani Masyarakat dengan Hati dan Inovasi”
0 menit baca
BIREUEN- Suasana haru menyelimuti halaman Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Bireuen, Senin (3/11/2025), ketika Kepala Kejaksaan Negeri Bireuen, H. Munawal Hadi, S.H., M.H., memimpin apel terakhirnya sebelum berpindah tugas. Momen itu menjadi penutup perjalanan panjang pengabdiannya selama dua tahun sembilan bulan menahkodai institusi Adhyaksa di Kabupaten Bireuen.
Dalam sambutannya, Kajari Munawal Hadi terlihat menahan haru saat menyampaikan pesan terakhir kepada seluruh jajarannya. Ia mengingatkan bahwa jaksa bukan hanya penegak hukum, tetapi juga pelayan masyarakat yang harus selalu hadir di tengah rakyat, memberikan rasa keadilan, serta mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi.
"Jaksa adalah bagian dari masyarakat. Karena itu, jadilah jaksa yang peka, berempati, dan memiliki sense of crisis terhadap situasi yang terjadi di sekitar kita. Jangan pernah lelah untuk hadir dan membantu masyarakat yang membutuhkan pertolongan," pesan Munawal dengan suara bergetar.
Ia menekankan pentingnya inovasi dan kreativitas dalam menjalankan tugas. Menurutnya, Kejaksaan Negeri Bireuen harus terus bertransformasi agar menjadi lembaga hukum yang modern, humanis, dan terpercaya.
"Teruslah berinovasi, ciptakan terobosan yang memberi manfaat nyata bagi masyarakat. Jadikan Kejari Bireuen sebagai garda terdepan dalam pelayanan hukum yang berkeadilan dan berperikemanusiaan," ujarnya penuh semangat.
Dalam kesempatan itu, Munawal Hadi juga menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi yang mendalam kepada seluruh pegawai dan jajarannya atas kerja sama, dedikasi, dan loyalitas yang telah diberikan selama ia memimpin.
"Saya bangga dengan seluruh keluarga besar Kejari Bireuen. Berkat kerja keras dan kebersamaan kita, Kejaksaan Negeri Bireuen mampu tumbuh menjadi satuan kerja terbaik, yang disegani dan dicintai masyarakat," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Tak sedikit pegawai yang meneteskan air mata saat apel berakhir. Suasana hening berganti tepuk tangan panjang sebagai ungkapan rasa hormat dan perpisahan untuk sosok pemimpin yang dikenal tegas, rendah hati, dan penuh dedikasi itu.