Hangatnya Sambutan Diaspora untuk Presiden Prabowo di New York

NEW YORK – Suasana hangat menyelimuti area depan sebuah hotel di Kota New York, Sabtu (20/9/2025), ketika Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, tiba untuk memulai rangkaian kunjungan kerja di Amerika Serikat.

Sejak pagi, puluhan warga diaspora Indonesia sudah berkumpul, berdiri berjajar di sepanjang jalan menuju hotel. Mereka membawa semangat persatuan, melambaikan tangan, dan meneriakkan yel-yel penuh kebanggaan. Begitu mobil kepresidenan berhenti, tepuk tangan riuh langsung menggema, disertai seruan lantang, "Indonesia… Indonesia… Indonesia!"

Tanpa ragu, Presiden Prabowo turun dari mobil dan menghampiri barisan warga. Ia menyalami satu per satu dengan senyum ramah, bahkan menyapa mereka layaknya sahabat lama yang baru bertemu kembali. Momen itu seketika mencairkan jarak antara seorang Kepala Negara dengan rakyatnya di perantauan.

Suasana semakin haru ketika dua anak diaspora, Hatta Sanof Kurniawan dan Adriella Namarga Pandjaitan, tampil mengenakan pakaian adat Nusantara. Mereka menyerahkan karangan bunga kepada Presiden. Prabowo menerima dengan penuh kehangatan, sembari menunduk mencium kepala keduanya. Adegan itu mengundang tepuk tangan panjang dan senyum haru dari para hadirin.

Sejumlah pejabat turut menyambut langsung, termasuk para menteri Kabinet Merah Putih dan Duta Besar Designate RI untuk Amerika Serikat, Dwisuryo Indroyono Soesilo. Kehadiran mereka melengkapi suasana penuh kekeluargaan yang tercipta di tengah hiruk pikuk Manhattan.

Bagi diaspora, momen penyambutan ini bukan sekadar seremoni protokoler, melainkan ungkapan kerinduan sekaligus kebanggaan. Glory Lamria, mahasiswa Columbia University, menyebut kehadiran Presiden Prabowo terasa istimewa. "Bangga sekali karena akhirnya setelah sekian lama, Presiden kita hadir di New York. Semoga ini jadi momen penting bagi diaspora untuk berkontribusi lebih banyak," ujarnya dengan mata berbinar.

Hal serupa disampaikan Dimas, mahasiswa New York University. Baginya, kebanggaan bertambah karena Indonesia mendapat kesempatan berbicara pada urutan ketiga Sidang Umum PBB. "Kebanggaan tersendiri karena Indonesia bisa bicara di depan negara-negara penting. Sebagai mahasiswa, saya bangga sekali," tuturnya.

Felice Nathania Pudya, mahasiswa Columbia University lainnya, menilai kehadiran Presiden Prabowo dalam Sidang Majelis Umum PBB ke-80 merupakan kehormatan besar. "Kami menantikan pidato beliau di PBB. Kami yakin langkah ini akan membawa Indonesia semakin maju. Sebagai mahasiswa, kami siap mendukung," ungkapnya.

Bagi banyak warga diaspora, kehadiran Presiden di tanah rantau seolah menjadi penghubung emosional dengan kampung halaman. Mereka merasakan kembali identitas kebangsaan yang kerap dirindukan. "Rasanya seperti Indonesia hadir di sini, di jantung New York," ucap seorang warga yang turut hadir.

Kunjungan ini menjadi pembuka rangkaian agenda penting Presiden Prabowo di Amerika Serikat, termasuk pidato dalam Sidang Majelis Umum PBB ke-80. Namun bagi diaspora, Sabtu pagi itu sudah menjadi catatan tersendiri: sebuah pertemuan hangat, penuh harapan, dan sarat kebanggaan akan tanah air.
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru