Aceh Utara Bangun Budaya Kerja Sehat dari Puskesmas ke Perusahaan

ACEH UTARA - Di tengah arus modernisasi dan tekanan produktivitas kerja, Kabupaten Aceh Utara memilih jalur berbeda: membumikan budaya kerja sehat sebagai bagian dari gaya hidup masyarakat. Bukan lagi sekadar imbauan, gerakan ini kini menjelma menjadi kebiasaan baru yang tumbuh dari desa, menjalar ke puskesmas, hingga ke lini sektor swasta dan pemerintahan.

Adalah Dinas Kesehatan Aceh Utara yang menjadi motor utama di balik perubahan ini. Dengan visi jangka panjang dan pendekatan yang menyentuh langsung ke masyarakat pekerja, dinas ini menata ulang paradigma tentang apa itu sehat dalam konteks kerja.

"Pekerja adalah aset produktif. Jika mereka sehat, maka kinerjanya meningkat dan otomatis mendorong pertumbuhan ekonomi daerah," ujar Plt Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Jalaluddin, SKM, M.Kes, saat ditemui media ini, pertengahan Juni 2025.

Menurutnya, kesehatan kerja bukan hanya soal mengobati penyakit yang muncul akibat lingkungan kerja, tetapi bagaimana sejak awal kita mampu mencegah dan mengedukasi para pekerja untuk menjaga tubuh dan pikirannya tetap bugar. Inilah yang kemudian disebutnya sebagai transformasi pola pikir pekerja sehat.

Upaya membangun budaya kerja sehat kini menjadi bagian tak terpisahkan dari program kerja 32 Puskesmas yang tersebar di seluruh Aceh Utara. Setiap puskesmas diwajibkan memiliki program kesehatan kerja sesuai dengan karakteristik wilayahnya. Bentuknya beragam—dari pemeriksaan tekanan darah langsung ke lokasi kerja, penyuluhan gizi dan stres, hingga senam bersama.

Salah satu program unggulan yang menyita perhatian adalah inovasi Geprek Sehat (Gerakan Pekerja Hidup Sehat) yang dijalankan oleh Puskesmas Lhoksukon. Sasaran utamanya adalah pekerja pabrik dan buruh harian lepas. Program ini tidak hanya membawa layanan kesehatan langsung ke lapangan, tapi juga memberikan konseling gizi dan mental secara berkala.

"Kami ingin pekerja tidak hanya sehat secara fisik, tapi juga mental. Kesehatan jiwa sangat menentukan produktivitas," terang Jalaluddin.

Senam Prolanis, Olahraga Sekaligus Edukasi

Di sisi lain, kegiatan Senam Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit Kronis) menjadi bentuk nyata lain dari kampanye budaya kerja sehat. Senam ini rutin digelar di hampir semua Puskesmas di Aceh Utara. Meski awalnya ditujukan bagi pasien dengan penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes, kini senam ini juga menyasar para pekerja aktif.

"Senam Prolanis menjadi semacam alarm sehat bagi masyarakat pekerja. Dengan rutin bergerak, kita bantu tubuh tetap bugar, mengurangi stres, dan mencegah risiko penyakit tidak menular," jelas Jalaluddin.

Setiap pekan, Puskesmas di kecamatan-kecamatan seperti Tanah Jambo Aye, Muara Batu, dan Nisam Antara menyelenggarakan senam pagi bersama masyarakat dan pekerja. Beberapa di antaranya bahkan melibatkan aparatur desa dan pelaku usaha, sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) di bidang kesehatan.

Setelah senam, kegiatan biasanya dilanjutkan dengan pemeriksaan tekanan darah, konsultasi gizi, serta penyuluhan ringan seputar pola makan sehat dan pentingnya tidur yang cukup.

Sinergi Lintas Sektor: Kunci Perubahan Berkelanjutan

Dinas Kesehatan Aceh Utara menyadari bahwa membangun budaya kerja sehat tak bisa dilakukan sendirian. Karena itu, mereka aktif membangun kemitraan dengan lintas sektor, mulai dari Dinas Tenaga Kerja, Dinas Pendidikan, hingga perusahaan-perusahaan lokal.

"Kerja sama lintas sektor sangat vital. Kita sedang menyusun nota kesepahaman dengan beberapa perusahaan untuk memastikan ada komitmen jangka panjang terhadap kesehatan pekerja," ungkap Jalaluddin. Ia juga menyebutkan bahwa pihaknya mendorong pemberian insentif kepada perusahaan yang aktif dalam kampanye budaya kerja sehat.

Langkah-langkah ini sejalan dengan misi Pemerintah Kabupaten Aceh Utara dalam mewujudkan masyarakat yang produktif dan sejahtera. Kesehatan kerja kini menjadi salah satu indikator utama dalam penilaian kinerja pembangunan kesehatan daerah.

Bukan Sekadar Slogan, Tapi Kebiasaan Baru

Apa yang sedang berlangsung di Aceh Utara adalah wujud nyata dari pembangunan berbasis kesehatan yang dimulai dari bawah. Puskesmas tidak hanya menjadi tempat berobat, tapi juga menjadi pusat perubahan gaya hidup masyarakat kerja.

"Ini bukan kerja instan. Tapi kalau kita mulai sekarang, generasi berikutnya akan merasakan manfaatnya. Kami ingin menciptakan ruang kerja yang sehat, inklusif, dan manusiawi," tutup Jalaluddin penuh harap.

Dengan pendekatan promotif, partisipatif, dan lintas sektor, Aceh Utara membuktikan bahwa membangun budaya kerja sehat bukan lagi mimpi. Ia sedang tumbuh, bernapas, dan menjadi denyut baru di balik produktivitas daerah. [Adv]
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru