Refleksi 2 Tahun Kepemimpinan di Bireuen, Mahasiswa Hukum Unimal : Beudoh Hai Pemimpin Kamoe, Teunget Gata Ka Meugom!

BIREUEN - Tepat pada tanggal 10 Agustus 2019 mendatang adalah 2 tahunnya kepemimpinan bupati dan wakil bupati Bireuen periode 2017-2022 yang dilantik oleh Gubernur Aceh (non aktif), drh Irwandi Yusuf pada tanggal 10 Agustus 2017 silam. 

Namun, selama 2 tahun ini belum ada inovasi terbaru yang dapat memberikan perubahan nyata terhadap masyarakat kabupaten Bireuen. Baik dalam sektor peningkatan ekonomi, kesehatan, infrastruktur, kemiskinan, pengangguran dan tata kelola ruang. 

Pada kenyataannya, Kabupaten Bireuen mendapat "prestasi" nomor 3 termiskin di provinsi Aceh dengan jumlah 71.540 jiwa menurut data yang dikutip dari media serambi 2018 silam. Dari total penduduk 453.224 jiwa yang berada di kabupaten Bireuen. Dalam hal pengangguran, ada 4.978 jiwa pencari kerja yang terdaftar pada dinas sosial dan tenaga kerja kabupaten Bireuen. 

Kemudian dalam hal kesehatan, seperti yang diketahui bahwa RSUD dr. Fauziah yang merupakan Rumah sakit kebanggaan masyarakat Bireuen dengan filosofis sejarah yang besar juga mendapatkan "prestasi" yaitu sebagai salah satu rumah sakit yang mendapatkan rekomendasi penurunan kelas dari kelas B turun menjadi kelas C, berdasarkan surat dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Direktoral Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.04.01/I/2963/2019 tanggal 15 Juli 2019.

"Sudah 2 tahun kepemimpinan bupati dan wakil bupati Bireuen periode 2017-2022 menjabat, tapi belum ada dampak perubahan yang dirasakan oleh masyarakat kabupaten Bireuen secara nyata, malah semakin bobrok keadaan Bireuen" kata Muhammad Rajief.

Dalam Tata Kelola ruang, salah satunya adalah keadaan parkir yang masih sangat semerawut, kemudian juga dalam hal infrastruktur, juga masih ada yang terbengkalai padahal sudah begitu besar anggaran dihabiskan untuk pembangunan tersebut, seperti pembangunan gedung DPRK Bireuen. 

"Banyak permasalahan yang terjadi di bireuen, dalam sektor pertanian, perikanan, perdagangan dan pariwisata yang harus dipikirkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Bireuen" tutur Rajief yang merupakan ketua internal BEM FH Unimal

"Saya berharap Pemkab Bireuen dapat mencari solusi dan langkah inovatif untuk permasalahan dibireuen dalam sisa jabatan mereka kedepan dan juga dapat merealisasikan visi-misinya saat maju menjadi calon bupati dan wakil bupati dulu, bek pegah janji-janji sagai wate awai, pubut ka hana. Nyoe ka wate beudoh hai pemimpin kamoe, tingeut gata ka meugom" tutupnya. (Rel)
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru