BREAKING NEWS

Bendungan Krueng Pase: Perjuangan 'Ayah Wa' untuk Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan Petani Aceh Utara

ACEH UTARA - Bendungan Krueng Pase di Aceh Utara tak hanya sekadar proyek infrastruktur, tetapi telah menjadi nadi kehidupan bagi ribuan petani dan simbol perjuangan nyata Bupati Aceh Utara, Ismail A. Jalil, S.E., M.M., yang akrab disapa Ayah Wa. Sejak awal menjabat, Ayah Wa menempatkan penyelesaian dan rehabilitasi bendungan ini sebagai prioritas utama, membuktikan komitmennya terhadap visi Aceh Utara Bangkit dan ketahanan pangan daerah.

Selama bertahun-tahun, petani di Aceh Utara, khususnya di sembilan kecamatan yang bergantung pada Bendungan Krueng Pase, menghadapi krisis pasokan air. Ribuan hektare lahan pertanian, yang mencakup luas sekitar 9.000 hektare, terpaksa menganggur atau mengalami gagal panen karena ketiadaan sistem irigasi yang memadai.

"Ini bukan hanya soal pembangunan infrastruktur, tapi juga menyangkut kehidupan ribuan petani kita dan masa depan ketahanan pangan daerah," – Ayah Wa.

Kondisi sawah warga yang mengering selama lima tahun terakhir, memaksa petani bergantung pada curah hujan yang tak menentu. Bendungan Krueng Pase yang lama, dengan kapasitas terbatas, tidak mampu menjamin pasokan air yang merata. Inilah yang mendorong Ayah Wa berjuang keras di tingkat nasional.

Perjuangan ke Pusat: Ayah Wa secara aktif melakukan lobi hingga ke Pemerintah Pusat, termasuk kepada Presiden Republik Indonesia dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), untuk memberikan perhatian khusus dan dukungan konkret demi percepatan proyek strategis nasional ini.



Pengawalan Proyek: Ia secara rutin melakukan peninjauan langsung ke lokasi pembangunan bendungan di Desa Leubok Tuwe, Kecamatan Meurah Mulia, memastikan proyek yang dikerjakan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I sejak tahun 2021 berjalan sesuai rencana dan mutu pekerjaan.

Kolaborasi Legislatif: Ayah Wa juga mengapresiasi dan menjalin kerja sama dengan Komisi V DPR RI, yang memiliki fungsi pengawasan, untuk menjamin bahwa kebutuhan masyarakat tani ini terpenuhi.

Peran aktif Ayah Wa dalam mengawal proyek ini menunjukkan bahwa ia melihat bendungan sebagai kunci dalam meningkatkan hasil panen dan memperkuat swasembada pangan di Aceh Utara.

Masa Depan yang Lebih Sejahtera
Bendungan Krueng Pase ditargetkan rampung dan fungsional, dengan harapan dapat dirasakan manfaatnya secara penuh oleh petani pada awal tahun 2026. Dengan adanya bendung baru dan sistem distribusi air yang lebih merata, pasokan air pertanian akan terjamin, memungkinkan petani untuk kembali menggarap lahan mereka secara optimal.

Dampak yang diharapkan dari rampungnya Bendungan Krueng Pase ini sangat signifikan:

Peningkatan Ketahanan Pangan: Pasokan air yang stabil akan menjamin kelangsungan tanam, mengurangi risiko gagal panen, dan secara langsung memperkuat ketahanan pangan di Aceh Utara.

Kesejahteraan Petani: Peningkatan produktivitas pertanian akan berdampak langsung pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan ribuan keluarga petani.

Pertumbuhan Ekonomi: Sektor pertanian yang bangkit diharapkan akan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat Aceh Utara secara keseluruhan.

Bahkan, Ayah Wa telah mengusulkan penataan kawasan Bendung Krueng Pase sebagai objek wisata islami, menunjukkan visi jangka panjang untuk tidak hanya menyelesaikan masalah irigasi, tetapi juga menciptakan pusat ekonomi baru bagi warga setempat.

Perjuangan Bupati Ismail A. Jalil alias Ayah Wa untuk Bendungan Krueng Pase adalah cerminan kepemimpinan yang berpihak pada rakyat, menjadikan infrastruktur sebagai alat fundamental untuk mencapai kesejahteraan, dan memastikan harapan hidup petani di Aceh Utara kembali mekar bersama aliran air dari bendungan yang mereka impikan. [Adv]
Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image