RSU Cut Meutia
Mendekatkan Pelayanan, RSU Cut Meutia Hadirkan Layanan Pengaduan Terpadu
ACEH UTARA - Di tengah kompleksitas layanan rumah sakit yang semakin berkembang, kebutuhan akan sistem pengaduan yang efektif menjadi sangat penting. Menjawab kebutuhan itu, Rumah Sakit Umum (RSU) Cut Meutia Aceh Utara menghadirkan layanan pengaduan terpadu bagi masyarakat yang membutuhkan kejelasan, arahan, maupun solusi terkait layanan kesehatan.
Layanan pengaduan di RSU Cut Meutia kini tidak hanya dapat diakses secara langsung melalui ruang pengaduan fisik yang telah disiapkan di area rumah sakit, tetapi juga melalui media sosial resmi RSU Cut Meutia, yang aktif menampung keluhan dan pertanyaan masyarakat.
Menurut Direktur RSU Cut Meutia, dr. Syarifah Rohaya, Sp.M, melalui Kepala Bagian Humas, dr. Harry Laksamana, M.A.P, keberadaan ruang pengaduan ini merupakan bentuk komitmen rumah sakit dalam meningkatkan mutu pelayanan dan membangun kepercayaan publik.
"Kami ingin masyarakat merasa didengar dan dilayani dengan tepat. Layanan pengaduan ini menjadi jembatan penting antara pasien dan manajemen rumah sakit," ujar dr. Harry, Jumat (16/5/2025).
Setiap harinya, petugas pengaduan RSU Cut Meutia menerima berbagai keluhan dari pasien maupun keluarga pasien. Dari data yang dihimpun, lima hal paling banyak dikeluhkan masyarakat antara lain:
1. Masalah rujukan yang mati atau sudah kedaluwarsa dari fasilitas kesehatan tingkat pertama (puskesmas).
2. Kesalahan poli atau diagnosa rujukan, yang membuat pasien tidak bisa dilayani langsung.
3. Ketidaktahuan pasien tentang letak ruang perawatan atau poliklinik.
4. Kesulitan saat proses pendaftaran online maupun offline.
5. Pertanyaan umum seputar aturan layanan BPJS, seperti masa berlaku rujukan dan layanan yang bisa diakses.
Namun, bukan sekadar menerima keluhan, tim pengaduan RSU Cut Meutia juga bertugas memberikan edukasi dan arahan yang solutif kepada masyarakat. Misalnya, bagi pasien yang mengalami kendala rujukan BPJS, petugas akan menjelaskan prosedur pembaruan rujukan dan mengarahkan pasien ke layanan administratif yang sesuai.
*Ruang pengaduan RSU Cut Meutia juga dirancang ramah pasien.*
Petugas ditempatkan dari jam kerja aktif hingga sore hari, dilengkapi sistem pencatatan keluhan untuk ditindaklanjuti oleh unit terkait. Bahkan jika pengaduan masuk melalui media sosial, tim admin akan meneruskan langsung ke bagian yang bersangkutan agar segera ditindaklanjuti.
"Ini adalah bentuk pelayanan yang humanis. Tidak semua pasien bisa langsung paham alur rumah sakit. Maka, kami hadirkan ruang pengaduan sebagai tempat mereka bertanya dan menyampaikan kendala," tambah dr. Harry.
Salah satu pengunjung rumah sakit, Nurlina (47), yang mengantar ibunya berobat, mengaku terbantu dengan adanya layanan ini.
"Saya sempat bingung soal rujukan yang ternyata sudah habis masa berlakunya. Tapi setelah ke ruang pengaduan, langsung dijelaskan, diarahkan, dan kami dibantu. Alhamdulillah pelayanan cepat dan ramah," tuturnya.
Dengan adanya layanan pengaduan ini, RSU Cut Meutia tidak hanya menunjukkan komitmennya dalam melayani masyarakat, tapi juga membuka ruang dialog dua arah yang penting antara pasien dan institusi medis. Di tengah upaya peningkatan mutu layanan, keterbukaan terhadap masukan publik menjadi modal utama untuk terus tumbuh sebagai rumah sakit rujukan kebanggaan masyarakat Aceh Utara.
Layanan pengaduan di RSU Cut Meutia kini tidak hanya dapat diakses secara langsung melalui ruang pengaduan fisik yang telah disiapkan di area rumah sakit, tetapi juga melalui media sosial resmi RSU Cut Meutia, yang aktif menampung keluhan dan pertanyaan masyarakat.
Menurut Direktur RSU Cut Meutia, dr. Syarifah Rohaya, Sp.M, melalui Kepala Bagian Humas, dr. Harry Laksamana, M.A.P, keberadaan ruang pengaduan ini merupakan bentuk komitmen rumah sakit dalam meningkatkan mutu pelayanan dan membangun kepercayaan publik.
"Kami ingin masyarakat merasa didengar dan dilayani dengan tepat. Layanan pengaduan ini menjadi jembatan penting antara pasien dan manajemen rumah sakit," ujar dr. Harry, Jumat (16/5/2025).
Setiap harinya, petugas pengaduan RSU Cut Meutia menerima berbagai keluhan dari pasien maupun keluarga pasien. Dari data yang dihimpun, lima hal paling banyak dikeluhkan masyarakat antara lain:
1. Masalah rujukan yang mati atau sudah kedaluwarsa dari fasilitas kesehatan tingkat pertama (puskesmas).
2. Kesalahan poli atau diagnosa rujukan, yang membuat pasien tidak bisa dilayani langsung.
3. Ketidaktahuan pasien tentang letak ruang perawatan atau poliklinik.
4. Kesulitan saat proses pendaftaran online maupun offline.
5. Pertanyaan umum seputar aturan layanan BPJS, seperti masa berlaku rujukan dan layanan yang bisa diakses.
Namun, bukan sekadar menerima keluhan, tim pengaduan RSU Cut Meutia juga bertugas memberikan edukasi dan arahan yang solutif kepada masyarakat. Misalnya, bagi pasien yang mengalami kendala rujukan BPJS, petugas akan menjelaskan prosedur pembaruan rujukan dan mengarahkan pasien ke layanan administratif yang sesuai.
*Ruang pengaduan RSU Cut Meutia juga dirancang ramah pasien.*
Petugas ditempatkan dari jam kerja aktif hingga sore hari, dilengkapi sistem pencatatan keluhan untuk ditindaklanjuti oleh unit terkait. Bahkan jika pengaduan masuk melalui media sosial, tim admin akan meneruskan langsung ke bagian yang bersangkutan agar segera ditindaklanjuti.
"Ini adalah bentuk pelayanan yang humanis. Tidak semua pasien bisa langsung paham alur rumah sakit. Maka, kami hadirkan ruang pengaduan sebagai tempat mereka bertanya dan menyampaikan kendala," tambah dr. Harry.
Salah satu pengunjung rumah sakit, Nurlina (47), yang mengantar ibunya berobat, mengaku terbantu dengan adanya layanan ini.
"Saya sempat bingung soal rujukan yang ternyata sudah habis masa berlakunya. Tapi setelah ke ruang pengaduan, langsung dijelaskan, diarahkan, dan kami dibantu. Alhamdulillah pelayanan cepat dan ramah," tuturnya.
Dengan adanya layanan pengaduan ini, RSU Cut Meutia tidak hanya menunjukkan komitmennya dalam melayani masyarakat, tapi juga membuka ruang dialog dua arah yang penting antara pasien dan institusi medis. Di tengah upaya peningkatan mutu layanan, keterbukaan terhadap masukan publik menjadi modal utama untuk terus tumbuh sebagai rumah sakit rujukan kebanggaan masyarakat Aceh Utara.
Via
RSU Cut Meutia