Ingin Kembalikan Uang Panjar Karna Tak Kunjung Dilunasi, Nek Abdullah Dipukul Keuchik Desa Batee Dabai

BIREUEN- Sudah jatuh tertimpa tangga, itulah ungkapan yang menggambarkan nasib kakek Abdullah (70) warga Alue Pineung, Kecamatan Makmur Kabupaten Bireuen.

Niat hati ingin mengembalikan uang panjar dari sejumlah harga penjualan tanah yang pernah diterimanya, Abdullah malah mendapatkan bogem mentah secara bertubi dari YR yang diketahui menjabat Keuchik Desa Batee Dabai selaku pembeli tanah.

Kepada Media TheAtjehNet Abdullah, Sabtu (11/4/2020) menuturkan kronologis kejadian yang menimpa dirinya itu berawal sekitar dua tahun lalu dirinya menjual tanah kebunnya seluas 1 hektar kepada YR dengan harga Rp 70 juta. saat itu YR memberikan uang panjar Rp 25.500.000,- selanjutnya ia berjanji dalam beberapa tahap akan dibayarkan hingga lunas keseluruhannya.

Belakangan, saat Kakek Abdullah menagih sisa dari harga penjualan tanah kebunnya tersebut, YR acapkali menghindar dan beralasan.

"Uang panjar yang diberikan ke saya semua 25.500.000, itupun dengan cara di cicil bukan sekaligus, waktu saya minta uang sisanya selalu saya dimarahi, apa uang, uang saja kau minta, nantilah," tutur abdullah menirukan ucapan YR.

Seiring Hari berganti hari dan bulan pun berlalu hingga sudah dua tahun empat bulan, uang sisa penjualan tanah kebun tidak kunjung dilunaskan, akhirnya Abdullah mengambil sikap membatalkan penjualan tanah kebun tersebut dengan cara mengembalikan uang panjar yang sudah pernah diterimanya dahulu.

"Dua tahun sudah saya tunggu tapi uang tanah saya tidak dilunasi juga, hari itu saya pergi kerumahnya YR bersama seorang teman bernama kawom bermaksud kembalikan uang panjar sejumlah yang sudah saya terima dan ingin meminta kembali tanah saya, tahu-tahu saya langsung dipukuli oleh 'Keuchik Noh' secara brutal, untung ada kawom yang melerai, kalau tidak saya bisa mati dipukuli YR," ujar abdullah.

Seraya memperlihatkan lebam bekas pukulan di kepala bagian belakang yang diterimanya. Akibat pemukulan tersebut abdullah mengalami trauma, memar dan bengkak kepala bagian belakang dan dibawa ke puskesmas Kecamatan Makmur untuk mendapatkan perawatan.

Atas tindakan anarkis oknum keuchik tersebut, Abdullah pun melaporkan insiden pemukulannya itu ke pihak Kepolisian Sektor (Polsek) Kecamatan Makmur, Kabupaten Bireuen pada rabu petang, 25 Maret 2020.

"Saya datang dengan niat baik mau kembalikan uang panjar semua dan minta kembali tanah saya malah saya dipukuli, saya sudah melaporkan ke polisi (Polsek Makmur). Pihak polsek sudah memanggil sekali untuk diselesaikan secara kekeluargaan, saya gak mau, 200 ribu saya mau dikasih untuk damai. Ini bukan masalah uang tapi harga diri saya," ungkap Abdullah.

Diakhir wawancara abdullah berkeyakinan jika polisi akan memberikan keadilan padanya dan berharap proses hukum terus berlanjut agar menjadi pembelajaran dan contoh kedepan bagi yang lain serta jangan lagi ada aparatur desa yang sewenang-wenang menganiaya masyarakat.

Sementara, pelaku YR yang diketahui menjabat Keuchik Desa Batee Dabai, kecamatan Makmur, kabupaten Bireuen beberapa kali saat dihubungi awak Media TheAtjehNet via telepon seluler tidak terhubung. Selanjutnya, awak media mengirimkan pesan melalui Whatsapp juga tidak ada balasan.

Hingga berita ini ditayangkan media ini belum mendapatkan keterangan dari oknum keuchik dimaksud menyangkut kejadian tersebut.

Kapolsek Kecamatan Makmur, Ipda Azharuddin saat dikonfirmasi Media TheAtjehNet melalui telepon selulernya pada minggu 12/4/2020 sekitar pukul 16:18 WIB membenarkan adanya pengaduan tersebut dan telah menerima laporan secara resmi dari korban Abdullah.

Pihaknya, lanjut Kapolsek, sudah melakukan upaya mediasi dan memfasilitasi agar kasus antara pelapor dengan terlapor dapat diselesaikan secara kekeluargaan. Namun upaya yang dilakukan polsek tersebut tidak membuahkan hasil karena pelapor tidak mau damai, kami pihak kepolisian bekerja secara prefesional, jika tidak selesai dengan damai, maka kita akan menindak lanjuti sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

"Aduan dari pelapor sudah kita terima dan sudah kita upayakan penyelesaian secara kekeluargaan, namun tidak ada titik temu. Untuk sementara laporan masih kita lakukan penyelidikan dan penyidikan," ungkap Kapolsek Kecamatan Makmur, Ipda Azharuddin. (MS)
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru