Aceh Terpilih Sebagai Tuan Rumah Rapat Koordinasi Rabies Se-Sumatera

BANDA ACEH - Dinas Peternakan Aceh mengadakan kegiatan Rapat Koordinasi Rabies Se- Sumatera Tahun 2019 menuju  Sumatera Bebas Rabies yang berlangsung selama tiga hari, Selasa (26 - 28 November 2019) malam.

Plt Gubernur Aceh Ir H Nova Iriansyah MT yang diwakili oleh Asisten Administrasi Umum Setda Aceh, Bukhari mengatakan, Pemerintah Aceh akan segera melangsungkan koordinasi kerjasama dinas terkait bersama Pemerintah Kabupaten Kota yang ada di daerah khususnya wabah rabies ini agar dapat terus berkurang dari tahun ke tahun dengan membentuk anggota tim untuk penanganannya agar mengingat kembali kesadaran publik sangat penting kearah ketapatan baik pencegahan dan penanggulangan secara tepat dan benar di Aceh.

Dalam sambutan tertulisnya, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dr drh I Ketut Diarmita menyampaikan, rapat koordinasi Rabies Se-Sumatera Tahun 2019 yang terpilih Provinsi Aceh sebagai tuan rumah ini juga sebagai salah satunya perencanaan yang berdasarkan kesepakatan antara OIE, WHO, FAO serta GARC pada Global Conference Geneva (10-11 Desember 2015) lalu, dalam rangka target pembebasan rabies di Dunia Tahun 2020 yang diubah menjadi Tahun 2030.

Oleh sebab itu, Penundaan selama 10 tahun tentunya bukanlah waktu yang panjang bagi Indonesia dengan mengingat pada tahun 2019 ini hanya 8 dari 34 Provinsi yang berstatus bebas rabies. "Untuk Wilayah Sumatera, 2 dari 10 Provinsi bebas rabies dimana luas wilayah bebas di Sumatera hanya sekitar 5,7 persen saja, hal ini juga membutuhkan kerja keras dan kerjasama bersama sehingga dapat mempertahankan pembebasan bagi wilayah yang masih endemis," ungkapnya.

Namun, meraih pembebasan perlu adanya kesamaan guna berkolaborasi untuk menyusun langkah yang ditempuh dalam bentuk dokumen One Health Eliminasi Rabies Nasional yang efektif sehingga terbentuk kekebalan yang cukup sebagai pelindung.

"Rakor Rabies Se-Sumatera Tahun 2019 di Aceh sebagai tantangan penanggulangannya dengan harapan kedepan, pertemuan ini akan dapat mampu membahas dalam mengatasi kurangnya SDM, kurangnya Vaksin, tidak tepatnya perencanaan penggunaan anggaran, populasi anjing yang sangat tinggi," ujarnya.

Disamping itu, Kepala Dinas Peternakan Aceh, drh Rahmandi M Si mengatakan, pertemuan rakor rabies yang berlangsung se- Sumatera juga sebagai langkah prosesnya penanggulangan pencegahan wabah rabies yang sangat berbahaya penyebab virus ternak di Aceh.

"Perlu adanya sinkron dalam rangka upaya bebas rabies Se-Sumatera dengan bekerjasama antar semua pihak terkait guna penanganan pencegahannya kedepan bersama Kementerian Peternakan Kesehatan Hewan RI bersama seluruh persatuan Dokter Hewan Indonesia," ungkapnya.

Disamping itu, Wilayah Provinsi Aceh ada empat Kabupaten dan Kota yang sudah terkena populasinya yaitu, Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues dan Aceh Tenggara yang sudah terkena populasi terbanyak. 

"Alhamdulillah, kita mendapat bantuan Pusat penerimaan bantuan berupa vaksin dan mengalokasikan anggaran untuk operasional sehingga angka gigitan rabies dapat kita tekankan semaksimal mungkin," ungkapnya. (Ulan)
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru