Cj
Politik Uang, Armi : ini Racun Demokrasi dan Berbahaya terhadap Mutu Legislatif
BENER MERIAH - Salah satu tantangan dalam pemilu adalah maraknya praktek politik uang (money politic ) yang berlangsung hampir di seluruh tingkatan pemilihan umum, baik itu legislatif dan eksekutif.
Hal ini cukup beralasan karena proses demokrasi yang berkembang di Indonesia yang dilakukan secara langsung oleh rakyat telah mendorong pihak-pihak tertentu untuk mengambil jalan pintas merebut suara rakyat dengan melakukan politik uang, dan ini sangat berbahaya.
Seperti apa yang disampaikan Calon Legislatif (Caleg) DPRK Kabupaten Bener Meriah Dapil I Kecamatan Bukit - Wih pesam, Armi Arija kepada The Atjeh Net, Selasa (11/2). "Money politik masih rawan digunakan sebagai cara paling ampuh untuk memobilisasi dukungan atau meraup suara sebanyak-banyaknya dalam setiap pemilu," ujar politisi muda Partai Amanat Nasional ini.
Menurut Armi praktik money politik berdampak terhadap prinsip demokrasi serta nilai pendidikan, pencerdasan dan peradaban politik, Armi menuturkan, money politic memiliki dampak yang sangat berbahaya terhadap mutu lembaga legislatif serta berdampak pada kepentingan masyarakat itu sendiri nantinya.
"Jika masyarakat memilih karena uang maka nanti jangan kecewa, bila mereka tidak menampung aspirasi masyarakat" ungkap Armi.
Ditegaskan lagi olehnya, mutu serta kualitas yang dihasilkan dari pilihan masyarakat itu juga penting, sebab ini berimplikasi pada tugas dan fungsinya.
"Ada beberapa hal yang bisa dilihat sebagai indikator mutu, pertama kualitas tingkat kehadiran, kedua kualitas produktifitas dalam hasil uu atau qanun, ketiga kualitas hasil uu yang berbobot dan terahir adalah kualitas akan fungsi pengawasan" terangnya.
Diakhir pernyataanya armi berharap, pemilu 2019 menjadi momentum pencerdasan politik bagi masyarakat khususnya Bener Meriah. "Kita berharap pada semua stokeholder bisa memberi warna perubahan dalam pola politik yang ada, pemilu cerdas hasil berkualitas" tuturnya.
Via
Cj