Membangun Septic Tank yang Baik dan Benar, Langkah Nyata Cegah Pencemaran Air di Lhokseumawe

LHOKSEUMAWE - Di tengah semangat membangun kota yang sehat dan ramah lingkungan, Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe menaruh perhatian serius pada salah satu aspek penting namun kerap diabaikan: sistem sanitasi rumah tangga, khususnya pembangunan septic tank yang baik dan benar. Kesalahan dalam membangun septic tank bisa berdampak fatal terhadap kesehatan masyarakat, terutama karena berisiko mencemari sumber air tanah yang digunakan sehari-hari.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe, Safwaliza, S.Kep., M.K.M, melalui Kabid Kesehatan Masyarakat, Zainal Abidin, S.K.M, masih banyak masyarakat yang membangun septic tank tanpa memperhatikan standar kesehatan dan teknis lingkungan. Padahal septic tank yang tidak sesuai dapat menjadi sumber utama pencemaran air dan penyebaran penyakit.

"Air tanah kita menjadi tumpuan utama untuk kebutuhan sehari-hari, mulai dari minum, memasak, mencuci hingga mandi. Kalau septic tank bocor atau terlalu dekat dengan sumur, maka risiko kontaminasi sangat besar," ujar Zainal Abidin, Senin (15/7/2025).

Ancaman Nyata dari Septic Tank Tidak Standar

Pencemaran air tanah oleh limbah tinja bisa menyebabkan berbagai penyakit seperti diare, hepatitis A, kolera, dan infeksi parasit. Anak-anak dan kelompok rentan menjadi korban utama dari sanitasi yang buruk. Data dari Dinas Kesehatan menunjukkan bahwa sebagian besar kasus diare akut yang dirawat di fasilitas kesehatan masih berkaitan dengan air yang terkontaminasi limbah domestik.

Septic tank yang ideal harus kedap air, memiliki saluran ventilasi, dan diletakkan minimal 10 meter dari sumber air bersih. Namun dalam praktiknya, banyak masyarakat yang hanya menggali lubang dan menutupnya, tanpa sistem pengolahan limbah yang benar.

"Ini bukan hanya soal kenyamanan, tapi menyangkut hak masyarakat atas lingkungan yang sehat. Jika satu septic tank mencemari air tanah, maka satu RT bisa terdampak," tegas Zainal.

STBM: Gerakan Bersama Wujudkan Lingkungan Sehat

Salah satu strategi utama yang diusung Dinas Kesehatan Lhokseumawe untuk mendorong perubahan perilaku dan sanitasi aman adalah melalui pendekatan **Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)**. Program nasional ini bertujuan membangun kesadaran kolektif agar masyarakat berperan aktif menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.

STBM mencakup lima pilar utama:
1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)
2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga
4. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
5. Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga dengan Septic Tank yang Aman

"Pilar kelima STBM ini sangat relevan dengan pembangunan septic tank. Bukan hanya memiliki, tapi memastikan septic tank tidak mencemari lingkungan," terang Zainal.

Melalui program STBM, masyarakat tidak hanya diberi pengetahuan, tetapi juga dilatih untuk berperan aktif dalam memantau dan memperbaiki kondisi sanitasi di lingkungannya sendiri. Pendekatan ini terbukti lebih efektif karena mengandalkan partisipasi dan kesadaran warga, bukan sekadar bantuan fisik.

Dinas Kesehatan Lhokseumawe terus menggencarkan edukasi ke gampong-gampong melalui kader kesehatan, sanitarian puskesmas, dan perangkat desa. Sosialisasi dilakukan dengan cara yang komunikatif dan praktis, termasuk memamerkan model septic tank yang sesuai standar Kementerian Kesehatan.

"Kita ajak masyarakat menjadi bagian dari solusi, bukan hanya penerima informasi. Dengan pendekatan STBM, kita ubah perilaku dan kebiasaan dari bawah," kata Zainal.

Tak hanya itu, lintas sektor juga dilibatkan dalam kampanye ini. Kolaborasi dengan Dinas PUPR, Dinas Lingkungan Hidup, bahkan tokoh agama menjadi kunci sukses memperluas jangkauan edukasi sanitasi sehat.

Pemerintah Kota Lhokseumawe menargetkan peningkatan kepemilikan septic tank sehat yang sesuai standar dalam beberapa tahun ke depan. Program STBM dipandang sebagai motor utama dalam mengubah pola pikir masyarakat terhadap pentingnya sanitasi dan kesehatan lingkungan.

"Kalau kita bisa menyadarkan satu keluarga, dampaknya bisa menjalar ke satu komunitas. Dan dari komunitas-komunitas kecil inilah kita wujudkan Lhokseumawe yang bersih, sehat, dan bebas pencemaran," pungkas Zainal. 

Septic tank mungkin tak terlihat oleh mata, tetapi dampaknya terasa hingga ke sumber air yang kita konsumsi. Dengan membangun septic tank yang benar dan menerapkan prinsip STBM secara menyeluruh, Lhokseumawe selangkah lebih dekat menuju kota sehat dan berkelanjutan.

[Adv]

Postingan Lama
Postingan Lebih Baru