Aceh Utara
Adv
Dinkes Acut
Dinkes Aceh Utara Ajak Pekerja Terapkan Ergonomi untuk Cegah Cedera Jangka Panjang
ACEH UTARA - Dalam kesibukan kerja yang menuntut produktivitas tinggi, sering kali kesehatan fisik pekerja terabaikan. Padahal, posisi duduk yang salah, pengulangan gerakan, hingga pengaturan pencahayaan yang tidak tepat, bisa berdampak serius pada tubuh dalam jangka panjang.
Itulah sebabnya Dinas Kesehatan Aceh Utara kini gencar mempromosikan pentingnya ergonomi di tempat kerja sebagai bagian dari program promosi kesehatan kerja.
"Ergonomi bukan sekadar soal kenyamanan, tapi juga pencegahan terhadap berbagai gangguan otot dan rangka yang bisa muncul akibat kebiasaan kerja yang tidak sehat," jelas Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas), Samsul Bahri, SKM, MKM, mewakili Plt Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Jalaluddin, SKM, MKes, Senin.
Menurut Samsul Bahri, banyak pekerja di kantor maupun lapangan mengalami keluhan nyeri punggung, leher kaku, hingga kesemutan di tangan, yang awalnya dianggap ringan. "Padahal, ini bisa menjadi gejala awal gangguan musculoskeletal disorders (MSDs) atau cedera akibat tekanan fisik berulang dalam jangka waktu lama," ujarnya.
Lebih lanjut, ia mencontohkan bagaimana penggunaan kursi yang tidak sesuai tinggi badan, meja kerja yang terlalu rendah atau tinggi, serta posisi mengetik yang tidak sejajar, dapat memberi tekanan terus-menerus pada sendi dan otot.
"Jika tidak dicegah sejak dini, hal ini bisa mengakibatkan penurunan produktivitas, bahkan ketidakhadiran kerja karena sakit berkepanjangan," tambahnya.
Pentingnya Edukasi dan Penataan Ulang Lingkungan Kerja
Sebagai bagian dari program promosi kesehatan kerja, Dinas Kesehatan Aceh Utara mendorong instansi pemerintah, swasta, hingga lembaga pendidikan untuk mulai memperhatikan prinsip ergonomi dalam lingkungan kerjanya.
"Langkah sederhana seperti memperbaiki posisi layar komputer sejajar mata, menggunakan kursi dengan sandaran yang bisa diatur, serta mengambil jeda istirahat setiap 1 jam untuk peregangan, sangat membantu mencegah cedera," terang Samsul.
Ia juga menyebutkan bahwa pihaknya telah melakukan edukasi kepada tenaga kesehatan kerja, dan kader UKS agar menjadi agen perubahan dalam menciptakan tempat kerja yang lebih sehat.
Tidak hanya berhenti di edukasi, Dinas Kesehatan Aceh Utara melalui Puskesmas dan tenaga promkes juga memberikan layanan pemeriksaan kesehatan berkala bagi pekerja, termasuk deteksi dini gangguan tulang dan otot. Hasil dari pemeriksaan ini menjadi dasar untuk memberikan rekomendasi ergonomi sesuai kondisi fisik pekerja dan jenis pekerjaan.
"Kami ingin mendorong budaya kerja yang sehat, bukan sekadar mengejar target tanpa memperhatikan kesejahteraan fisik pegawai," ujar Samsul Bahri lagi.
Menuju Budaya Kerja Produktif dan Aman
Upaya promosi ergonomi ini sejalan dengan visi Kementerian Kesehatan untuk membentuk tempat kerja yang aman, sehat, dan produktif. Terlebih lagi, di tengah era digital saat ini, di mana penggunaan komputer dan gadget menjadi dominan, perhatian terhadap kesehatan fisik akibat aktivitas statis sangatlah penting.
"Ergonomi bukan soal mahal, tapi soal peduli. Perubahan kecil bisa berdampak besar bagi masa depan pekerja," tutup Samsul Bahri.
Dengan memahami dan menerapkan prinsip ergonomi di tempat kerja, para pekerja tidak hanya menjaga tubuh tetap sehat, tetapi juga mendukung kelancaran roda produktivitas jangka panjang. Kini saatnya menjadikan tempat kerja sebagai ruang yang bukan hanya nyaman, tapi juga sehat** untuk semua. [Adv]
Itulah sebabnya Dinas Kesehatan Aceh Utara kini gencar mempromosikan pentingnya ergonomi di tempat kerja sebagai bagian dari program promosi kesehatan kerja.
"Ergonomi bukan sekadar soal kenyamanan, tapi juga pencegahan terhadap berbagai gangguan otot dan rangka yang bisa muncul akibat kebiasaan kerja yang tidak sehat," jelas Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas), Samsul Bahri, SKM, MKM, mewakili Plt Kepala Dinas Kesehatan Aceh Utara, Jalaluddin, SKM, MKes, Senin.
Menurut Samsul Bahri, banyak pekerja di kantor maupun lapangan mengalami keluhan nyeri punggung, leher kaku, hingga kesemutan di tangan, yang awalnya dianggap ringan. "Padahal, ini bisa menjadi gejala awal gangguan musculoskeletal disorders (MSDs) atau cedera akibat tekanan fisik berulang dalam jangka waktu lama," ujarnya.
Lebih lanjut, ia mencontohkan bagaimana penggunaan kursi yang tidak sesuai tinggi badan, meja kerja yang terlalu rendah atau tinggi, serta posisi mengetik yang tidak sejajar, dapat memberi tekanan terus-menerus pada sendi dan otot.
"Jika tidak dicegah sejak dini, hal ini bisa mengakibatkan penurunan produktivitas, bahkan ketidakhadiran kerja karena sakit berkepanjangan," tambahnya.
Pentingnya Edukasi dan Penataan Ulang Lingkungan Kerja
Sebagai bagian dari program promosi kesehatan kerja, Dinas Kesehatan Aceh Utara mendorong instansi pemerintah, swasta, hingga lembaga pendidikan untuk mulai memperhatikan prinsip ergonomi dalam lingkungan kerjanya.
"Langkah sederhana seperti memperbaiki posisi layar komputer sejajar mata, menggunakan kursi dengan sandaran yang bisa diatur, serta mengambil jeda istirahat setiap 1 jam untuk peregangan, sangat membantu mencegah cedera," terang Samsul.
Ia juga menyebutkan bahwa pihaknya telah melakukan edukasi kepada tenaga kesehatan kerja, dan kader UKS agar menjadi agen perubahan dalam menciptakan tempat kerja yang lebih sehat.
Tidak hanya berhenti di edukasi, Dinas Kesehatan Aceh Utara melalui Puskesmas dan tenaga promkes juga memberikan layanan pemeriksaan kesehatan berkala bagi pekerja, termasuk deteksi dini gangguan tulang dan otot. Hasil dari pemeriksaan ini menjadi dasar untuk memberikan rekomendasi ergonomi sesuai kondisi fisik pekerja dan jenis pekerjaan.
"Kami ingin mendorong budaya kerja yang sehat, bukan sekadar mengejar target tanpa memperhatikan kesejahteraan fisik pegawai," ujar Samsul Bahri lagi.
Menuju Budaya Kerja Produktif dan Aman
Upaya promosi ergonomi ini sejalan dengan visi Kementerian Kesehatan untuk membentuk tempat kerja yang aman, sehat, dan produktif. Terlebih lagi, di tengah era digital saat ini, di mana penggunaan komputer dan gadget menjadi dominan, perhatian terhadap kesehatan fisik akibat aktivitas statis sangatlah penting.
"Ergonomi bukan soal mahal, tapi soal peduli. Perubahan kecil bisa berdampak besar bagi masa depan pekerja," tutup Samsul Bahri.
Dengan memahami dan menerapkan prinsip ergonomi di tempat kerja, para pekerja tidak hanya menjaga tubuh tetap sehat, tetapi juga mendukung kelancaran roda produktivitas jangka panjang. Kini saatnya menjadikan tempat kerja sebagai ruang yang bukan hanya nyaman, tapi juga sehat** untuk semua. [Adv]
Via
Aceh Utara