Cegah Hipertensi Sejak Dini, Dinas Kesehatan Lhokseumawe Imbau Masyarakat Terapkan Pola Hidup Sehat

LHOKSEUMAWE - Hipertensi, atau yang sering dikenal sebagai tekanan darah tinggi, menjadi salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang perlu diwaspadai masyarakat. Meski sering tak bergejala, dampaknya bisa fatal, mulai dari serangan jantung, stroke, hingga gagal ginjal. Melihat kondisi ini, Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe mengimbau seluruh masyarakat agar lebih peduli terhadap pola hidup sehat sebagai langkah pencegahan utama.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe, Safwaliza, S.Kep, MKM, mengingatkan bahwa hipertensi bisa menyerang siapa saja, tak mengenal usia maupun jenis kelamin. "Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia bisa terkena hipertensi. Sayangnya, banyak yang tidak menyadari karena tidak memeriksakan tekanan darah secara rutin," ujarnya.

Menurutnya, gaya hidup modern seperti konsumsi makanan cepat saji, kurangnya aktivitas fisik, serta stres yang berkepanjangan menjadi pemicu utama meningkatnya kasus hipertensi di kota-kota besar, termasuk Lhokseumawe. Oleh sebab itu, pihaknya terus menggencarkan kampanye pola hidup sehat melalui berbagai program kesehatan masyarakat.

Cek Tekanan Darah Secara Berkala

Salah satu bentuk nyata upaya pencegahan adalah mendorong warga untuk rutin melakukan pemeriksaan tekanan darah, minimal sebulan sekali. Safwaliza menjelaskan bahwa Dinas Kesehatan bekerja sama dengan seluruh puskesmas di Kota Lhokseumawe untuk menyediakan layanan skrining tekanan darah secara gratis.

"Kami juga menyasar posyandu, sekolah, hingga komunitas masyarakat untuk edukasi hipertensi. Harapannya, masyarakat sadar bahwa pencegahan jauh lebih baik daripada pengobatan," katanya.

Safwaliza menekankan pentingnya edukasi sejak dini, terutama dari lingkungan keluarga. Ia mengimbau agar masyarakat membiasakan diri mengonsumsi makanan rendah garam, tinggi serat, serta memperbanyak sayur dan buah. "Kebiasaan sederhana seperti membatasi konsumsi garam dan makanan berlemak sangat besar dampaknya terhadap kesehatan jantung dan pembuluh darah," jelasnya.

Selain itu, aktivitas fisik rutin seperti berjalan kaki, bersepeda, atau senam selama 30 menit sehari sangat dianjurkan. "Tak harus olahraga berat. Yang penting konsisten bergerak. Gaya hidup aktif ini bisa menurunkan risiko hipertensi secara signifikan," tambahnya.

Tak hanya soal makanan dan olahraga, Safwaliza juga menyoroti pentingnya menghindari rokok dan mengelola stres. "Rokok mempersempit pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah. Sedangkan stres yang tidak dikelola dengan baik akan memicu hormon-hormon yang berdampak negatif bagi tekanan darah," katanya.

Dinas Kesehatan Lhokseumawe juga membuka layanan konseling psikologis di beberapa fasilitas kesehatan untuk membantu masyarakat mengelola stres secara sehat.

Gencarkan Edukasi Lewat Media dan Komunitas

Untuk memperluas jangkauan edukasi, pihaknya menggandeng tokoh masyarakat, tokoh agama, serta media lokal dalam menyebarluaskan informasi pencegahan hipertensi. Kampanye dilakukan secara masif, baik melalui media sosial, siaran radio, maupun kegiatan tatap muka di gampong-gampong.

"Kami percaya, jika informasi disampaikan dengan cara yang dekat dan sederhana, masyarakat akan lebih mudah memahami dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari," ucap Safwaliza.

Dengan segala upaya yang telah dilakukan, Safwaliza berharap tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga tekanan darah tetap normal akan terus meningkat. Ia juga mengajak seluruh lapisan masyarakat, mulai dari keluarga, sekolah, hingga tempat kerja, untuk aktif terlibat dalam gerakan hidup sehat.

"Hipertensi bisa dicegah. Mari kita mulai dari diri sendiri dan keluarga. Dengan hidup sehat, kita tidak hanya terhindar dari penyakit, tapi juga mampu menjalani hidup dengan lebih produktif dan bahagia," pungkasnya. [Adv]
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru