Adv
Inforial
RSU Cut Meutia
“Mata Sehat, Puasa Kuat”: Pesan dr. Syarifah Rohaya dari RSU Cut Meutia untuk Ramadan yang Lebih Bermakna
dr. Syarifah Rohaya, Sp.M Direktur RSU Cut Meutia |
ACEH UTARA - Bulan Ramadan tak hanya menjadi momen spiritual, tetapi juga saat yang tepat untuk memulai gaya hidup lebih sehat. Di RSU Cut Meutia Aceh Utara, semangat itu tercermin dari upaya promotif dan edukatif yang terus digencarkan oleh Direktur RSU Cut Meutia, dr. Syarifah Rohaya, Sp.M. Sebagai dokter spesialis mata sekaligus pemimpin rumah sakit, ia membagikan dua pesan penting kepada masyarakat: jaga kesehatan mata dan tubuh, terutama selama berpuasa.
“Ramadan bukan alasan untuk melemahkan tubuh, justru ini momen terbaik melatih kedisiplinan, termasuk soal kesehatan,” ujar dr. Syarifah saat ditemui Senin, 10 Maret 2025.
Di tengah derasnya arus digital, gangguan mata akibat paparan cahaya biru dari gadget menjadi momok yang tak bisa diabaikan. Kebiasaan menatap layar tanpa jeda, apalagi dengan pencahayaan ruangan yang buruk, membuat mata mudah lelah bahkan memicu gangguan refraksi.
"Langkah pertama adalah rutin memeriksakan mata ke dokter spesialis serta memenuhi nutrisi mata dengan vitamin," pesan dr. Syarifah.
Tak hanya itu, ia juga mengingatkan pentingnya mengatur waktu penggunaan gadget, memperbanyak frekuensi berkedip, dan memberikan mata waktu istirahat. "Gunakan aturan 20-20-20 - setiap 20 menit melihat layar, istirahatkan mata selama 20 detik dengan melihat benda berjarak 20 kaki," tambahnya.
Untuk para pengguna lensa kontak, dr. Syarifah menekankan pentingnya kebersihan. “Gunakan kacamata pelindung UV saat di luar ruangan dan bersihkan mata setelah melepas lensa kontak,” ujarnya. Ia juga menjelaskan bahwa gangguan mata seperti mata kering bisa diatasi dengan air mata buatan, sementara infeksi ringan biasanya cukup diatasi dengan antibiotik yang tepat.
Sehat Selama Ramadan: Bukan Sekadar Menahan Lapar
Selain soal mata, dr. Syarifah juga berbagi tips menjaga stamina tubuh selama Ramadan. Ia mengingatkan agar masyarakat tidak melewatkan sahur dan tetap menjaga pola makan bergizi. “Melewatkan sahur bisa membuat tubuh lemas dan cenderung makan berlebihan saat berbuka, yang justru tidak baik untuk kesehatan,” jelasnya.
Ia menyarankan makan sahur di akhir waktu dan berbuka dengan kurma, air putih, serta makanan sehat dalam porsi normal. Hindari ‘balas dendam’ dengan makanan berlemak, manis, dan asin yang justru mengganggu pencernaan dan meningkatkan risiko obesitas.
Pola minum 2-4-2 (2 gelas saat berbuka, 4 gelas malam hari, dan 2 gelas saat sahur) menjadi strategi ampuh agar tubuh terhidrasi dengan baik selama berpuasa.
“Air kelapa juga sangat baik dikonsumsi saat berbuka karena mengandung elektrolit alami, yang dapat membantu mengembalikan cairan tubuh yang hilang selama berpuasa,” tambahnya sambil tersenyum.
RSU Cut Meutia: Lebih dari Sekadar Rumah Sakit
RSU Cut Meutia bukan hanya tempat pengobatan, tetapi juga pusat edukasi kesehatan masyarakat. Di bawah kepemimpinan dr. Syarifah, rumah sakit ini aktif menyuarakan gaya hidup sehat sebagai bentuk preventif atas berbagai penyakit, terutama selama bulan suci ini.
“Puasa itu sehat, asal kita tahu caranya. Mulailah dari hal sederhana: pilih makanan sehat, istirahat cukup, jaga mata, dan tetap aktif secara fisik sesuai kemampuan,” pesan dr. Syarifah, menutup wawancara.
Ramadan adalah waktu penyucian jiwa dan tubuh. Dengan panduan dari para tenaga kesehatan di RSU Cut Meutia, masyarakat bisa menjalaninya dengan lebih kuat, sehat, dan bermakna. [Adv]
Via
Adv