Benteng Sultan Iskandar Muda: Saksi Bisu Kejayaan Kerajaan Aceh

Aceh, provinsi yang kaya akan sejarah dan budaya, menyimpan ratusan artefak yang masih berdiri tegak hingga kini. Di antara 1.137 bangunan bersejarah yang ada, banyak yang merupakan peninggalan Kerajaan Aceh, meskipun beberapa dalam kondisi memprihatinkan. Pemerintah setempat terus berupaya merawat dan memugar situs-situs ini demi menjaga warisan budaya yang berharga.

Salah satu peninggalan paling signifikan dari Kerajaan Aceh adalah Benteng Sultan Iskandar Muda, yang terletak di desa Beurandeh, Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar. Benteng ini didirikan pada abad ke-16 selama masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda untuk melindungi wilayah kekuasaan dari serangan Belanda dan Portugis.

### Jejak Kejayaan Kerajaan Aceh

Kerajaan Aceh, yang berdiri pada abad ke-15 dan runtuh pada abad ke-20, didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah di Kutaraja, yang kini dikenal sebagai Banda Aceh. Kerajaan ini tumbuh pesat karena lokasinya yang strategis di jalur pelayaran dan perdagangan internasional. Puncak kejayaan Aceh dicapai pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M), sebelum akhirnya jatuh ke tangan kolonial Belanda.

### Benteng Sultan Iskandar Muda

Benteng Sultan Iskandar Muda berbentuk segi empat dan dibangun di tepi sungai Krueng Raya. Struktur pondasinya terbuat dari batu kali berwarna hitam dan berpori-pori, dengan bahan perekat dari campuran lempung dan kapur. Dinding luar dan dalam benteng ditutup dengan plester dari campuran pasir, lempung, dan karbonat. Benteng ini terdiri dari tiga lapisan dinding, dengan dinding terluar yang tampak lebih tinggi dibandingkan dua dinding bagian dalam.

### Menjadi Bagian dari Trail Aceh Lhee Sagoe

Benteng Iskandar Muda adalah bagian dari trail Aceh Lhee Sagoe, yang mencakup tiga kerajaan Hindu yang meliputi Banda Aceh dan Aceh Besar. Saat ini, benteng ini menjadi objek wisata yang ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara, terutama pada hari-hari libur.

Pengunjung yang datang ke benteng akan melihat struktur segi empat yang di tengahnya terdapat sebuah rumah dari beton. Benteng ini berjarak sekitar 30 km dari Kota Banda Aceh dan hanya 1 km ke arah utara dari Pelabuhan Malahayati, menjadikannya mudah diakses bagi para wisatawan.

### Saksi Bisu Sejarah

Ketika mengunjungi benteng, pengunjung akan melihat plang bertuliskan "Situs Cagar Budaya Benteng Iskandar Muda" di sebelah kanan pintu masuk, yang menjadi satu-satunya penanda bahwa dinding setinggi 4 meter ini merupakan bagian penting dari sejarah Aceh. Benteng ini diyakini telah berdiri sejak abad ke-16 dan berfungsi sebagai pertahanan dari tentara Portugis.

### Bertahan dari Bencana

Benteng Iskandar Muda juga menjadi saksi bisu dari bencana besar Tsunami pada tahun 2004. Meskipun diterjang gelombang dahsyat, benteng ini mengalami kerusakan yang tidak terlalu parah dan telah direnovasi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh Besar untuk memulihkan kondisinya.

### Merawat Warisan

Pentingnya menjaga situs-situs sejarah seperti Benteng Sultan Iskandar Muda tidak hanya untuk mengenang kejayaan masa lalu tetapi juga untuk memberikan wawasan kepada generasi mendatang tentang sejarah dan budaya Aceh. Upaya perawatan dan pemugaran yang dilakukan pemerintah dan masyarakat setempat menunjukkan komitmen untuk melestarikan warisan budaya yang tak ternilai ini.

Benteng Sultan Iskandar Muda, dengan segala keindahan dan sejarah yang tersimpan di dalamnya, tetap menjadi simbol kebanggaan bagi masyarakat Aceh. Seiring waktu, benteng ini akan terus menarik minat wisatawan dan sejarawan yang ingin menyelami lebih dalam tentang kejayaan dan warisan Kerajaan Aceh. [Adv]
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru