Mengolah Sampah menjadi Eco-Enzym, Pengabdian Dosen Universitas Syiah Kuala

ACEH BESAR - Tim dari Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia Universitas Syiah Kuala (USK) melakukan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Berbasis Produk (PKMBP) kepada kelompok ibu-ibu rumah tangga di Kecamatan Sukamakmur, Aceh Besar, Kamis (6/7/2023).


Tim terdiri dari Dr Ir Cut Meurah Rosnelly MT, Mirna Rahmah Lubis, ST, MS, dan Suparno SE, MSi Ak.


Kegiatan pengabdian ini lebih memfokuskan pada penerapan teknologi tepat guna dalam pengolahan limbah organik khususnya bagi ibu-ibu rumah tangga di Desa Aneuk Batee Aceh Besar.


Sebagaimana diketahui, umumnya setiap rumah tangga menghasilkan sampah, baik sampah organik maupun sampah anorganik, yang selama ini hanya ditumpuk dan dibuang begitu saja tanpa dilakukan pengolahan lebih lanjut sehingga berpotensi mencemari lingkungan rumah.


Ketua Pengabdi, Cut Meurah Rosnelly mengatakan, masalah sampah rumah tangga telah menjadi permasalahan umum, sehingga harus diselesaikan pada tingkat yang paling kecil, yaitu dari penanganan sampah pada masing-masing rumah. 


Namun permasalahannya masyarakat terutama ibu ibu rumah tangga belum memiliki pengetahuan bagaimana mengolah sampah rumah tangga sehingga menjadi suatu produk memiliki nilai tambah. 


“Ibu-ibu rumah tangga harus diberikan wawasan dan pengetahuan bagaimana mengolah sampah menjadi produk yang memiliki nilai guna” ujar Cut Meurah.


Menurutnya, Sampah organik melalui sentuhan teknologi tepat guna dengan metode yang sederhana, salah satunya dapat mengolah sampah menjadi ecoenzym yang memiliki kegunaan yang sangat banyak.  Sehingga tim dari USK memperkenalkan produk ecoenzym, dan bagaimana cara membuat serta apa saja manfaat dari produk tersebut. 


Mirna Rahmah Lubis menyebutkan, ecoenzym dapat dibuat dari gula, bahan sampah organik (sisa kulit buah, sisa sayuran) dan air yang difermentasi selama 3 bulan, dengan perbandingan gula, bahan, air adalah 1:3:10.


Ecoenzym dapat digunakan untuk pupuk pada tanaman, pembersih lantai, pestisida alami, penyaring udara dan lain sebagainya, serta dapat dijual sehingga dapat dijadikan sebagai usaha sampingan timpal Suparno. 


Sementara itu, Ketua Kelompok Ibu-ibu rumah tangga Desa Aneuk Batee, Roslina,  mengharapkan dengan adanya produk ecoenzym dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga, serta membantu penanganan masalah sampah. 


Selain itu dengan memproduksi ecoenzym dapat dijadikan usaha samping untuk menambah penghasilan keluarga. [Ratu]

 

Postingan Lama
Postingan Lebih Baru