Milad GAM Ke-46 diwarnai Pengibaran Bendera Bulan Bintang di Daerah 4 Batee Iliek

BIREUEN- 17 Tahun sudah berjalan Perdamaian Aceh, namun barbagai Qanun masih tersendat di tingkat Pemerintah Pusat, dan Aceh, serta salah satu Qanun Bendera Bulan Bintang sampai saat ini masih mesteri dibalik Kelilawar hutan belantara.


Sementara Milad GAM ke-46 tahun, 4 Desember 1976, 4 Desember 2022, yang dipusat oleh Komite Peralihan Aceh KPA Wilayah Batee Iliek, dilakukan hannya satu titik, yaitu di Masjid Imum Syafi'e sekaligus dengan memperingati Maulid Nabi.


Namun pada Milad Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Ke-46 Tahun tepatnya, 4 Desember 2022, mengulang kisah gerliwan Pasukan Eks Kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Daerah 4 Wilayah Batee Iliek, sukses menggelar Upacara Pengibaran Bendera Bulan Bintang di Kecamatan Makmur.


Pengibaran Bendera Bulan Bintang dilakukan Pasukan Eks Kombatan GAM Singa Rimba, Pasukan Raja Wali, Daerah 4 Wilayah Batee Iliek,


Sebelumnya, Terkait Pengibaran Bendera Bulan Bintang, telah Viral beredar Vidio di Media sosial, dan berbagai tanggapan dilontarkan oleh Netizen,
Hasil Penulusuran Awak Media Ini, Minggu 4 Desember 2022 sekira pukul 04-25 Wib, diketahui lokasi, bahwa lokasi pengibaran bendera Bulan Bintang tersebut, di tempat Bekas Markas Raider semasa darurat Militer berlaku di Aceh, dalam Kawasan Kecamatan Makmur Kabupaten Bireuen.


Pengibaran Bendera Bulan Bintang yang dikomandoi langsung oleh Mantan Panglima Pasukan Singa Rimba. Tgk. Iswadi, yang sering disapa Pang Baneng,


Saat dikonfirmasi TheAtjehNet. minggu 4 Desember 2022 sore,  Terkait Pengibaran Bendera Bulan Bintang tersebut, diakui oleh Mantan Panglima Pasukan Singa Rimba, Pang Baneng," dirinya bersama Pasukannya melakukan Pengibaran Bendera Bulan Bintang atas inisiatif bersama, karena mereka sudah jenuh menunggu janji-janji manis,
Teks Foto: Eks Panglima Pasukan Singa Rimba, Iswadi Alias Pang Baneng

Pang Baneng juga menyebutkan,  kenapa ditempat tersebut dilaksanakan Upacara pengibaran Bendera Bulan Bintang dikarenakan tempat itu banyaknya Rekan-Rekan Perjuangan kami yang gugur dimasa Aceh dilanda Konfil, serta tempat ini menjadi momentum bersejarah bagi kami pasukan Gerakan Aceh Merdeka GAM, dulu disini banyak Pasukan GAM dan simpatisan GAM yang di tangkap, disiksa sampai detik ini mereka tidak diketahui kuburannya, maka kami mengambil inisiatif untuk menggelar upacara pengibaran bendera Bulan Bintang disini.


Dirinya juga berpesan kepada Petinggi-Petinggi Gerakan Aceh Merdeka GAM, untuk dapat segera menyelesaikan persoalan Qanun Bendera Bulan Bintang, Dimana, Pang Baneng juga mengulas tentang perjuangan Masyarakat Timor Leste, yang dulu Timor Leste berguru dengan Aceh, namun sekarang sebaliknya, Aceh harus berguru dengan Timor Leste,

kapan Aceh dapat menikmati Kemerdekaan seperti Timor Leste, 20 Tahun sudah Timor Leste menghirup udara Kemerdekaan, dulu Timor Leste dibawah Penjajah serdadu Indonesia. Kini Timor Leste sudah menjadi Negara yang berdaulat, tidak seperti Aceh yang masih dibawah keterpurukan Penjajah angin syurga.


"Pang Baneng juga mengakui, bahwa dirinya sangat kecewa terhadap Pemerintah Pusat dan Pemerintah Aceh, bahkan terhadap Anggota DPRA yang dari Partai Aceh (PA), sekian lama sudah mereka duduk di bangku Perwakilan Rakyat Aceh, sampai detik ini Qanun Bendera Bulan Bintang masih mesteri dibalik keliwar hutan belantara. Ucap Pang Baneng.


Upacara Pengibaran Bendera Bulan Bintang dirangkai, dengan mengumandangkan Azan, sebelumnya dilakukan penyerahan bendera Bulan Bintang sebagai bentuk bendera sang saka  Gerakan Aceh Merdeka,
Sementara menjadi Pembina Upacara Pengibaran Bendera Bulan Bintang, dipimpin langsung oleh Mantan Panglima Pasukan Singa Rimba, Pang Baneng, disertakan dengan penyerahan Bendera sang saka Gerakan Aceh Merdeka, yang dilakukan oleh Aneuk Dom, yaitu Tgk Juhari, beliau merupakan salah satu Penerus Generasi Tgk Yusuf Alie.


"Pang Baneng juga berharap kepada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Aceh serta seluruh Anggota DPRA dari Partai Aceh (PA) untuk segera menyelesaikan Polimik butir-butir MoU Helsinki, salah satunya Qanun Bendera Bulan Bintang," Kami tidak butuh tanah, Alhamdulillah Tanah Kami masih luas yang di tinggalkan oleh leluhur kami, yang kami butuhkan Bendera Bulan Bintang, jika Bendera Bulan Bintang tidak segera diselesaikan, maka kami sampai detik ini belum dapat hidup dengan tenang dan Damai, ungkap Pang Baneng,

Keupue Adak Luah Tanoh jika Nanggroe Hana makmu, peu yang tapue bloe murah ata gop meuhai,


Untuk apa Tanahnya begitu Luas, jika Neraga tidak Makmur, ekonomi dalam keterpurukan, apa yang kita jual serba murah, sementara produk orang semua mahal,"Cetus Pang Baneng,


Saat diwawancari Media ini, Pang Baneng mengakui, apa yang dilakukan hari ini, tidak ada kaitan dengan Perintah dari Panglima Komando Pusat, melainkan Inisiatif pasukannya, Sapu Khuen Sapu Pakat Sam Seneusam Beu Meadoa. Hal ini dlakukan atas kesepakatan bersama, kata Pang Bineng.

Hadir pada acara pengibaran bendera Bulan Bintang tersbesut, Panglima Pasukan Singa Rimba, Iswadi,(Pang Baneng), Muslem,(Koboy), Ilyas (Racon), Abu dun,(Abu), Apasoi, Tgk Jahari, (Aneuk Dom), Basri (Ampon T.) Muslem (Cut Lem).(MS)
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru