Mari Saling Membantu Ekonomi Umat

Oleh: Hermawansyah, S.Ant

Sekitar satu setengah tahun sudah indonesia berada dalam kondisi Pandemi Covid-19. Virus yang menimpa dunia itu telah merubah  aktivitas kehidupan manusia kearah yang tidak menentu, akibatnya berdampak pada aktivitas ekonomi masyarakat yang sangat dirugikan, seiring itu angka kemiskinan otomatis akan terus bertambah.

Ditingkat perkotaan bisa kita jumpai betapa Banyaknya para karyawan perusahaan yang harus menerima pemotongan hubungan kerja (PHK) akibat perusahaan tidak mampu beroperasi karena diberlakukan pembatasan oleh pemerintah. Selain itu para pedagang kecil-menengah juga menjadi imbasnya dimana semula mereka memiliki penghasilan tetap dan kini harus berubah menjadi tidak memiliki penghasilan menentu  lagi sehingga mereka berimbas kepada pemenuhan kebutuhan hidup keluarga mereka. Ditingkat pedesaan kita jumpai bagaimana dampak Pandemi tersebut mempengaruhi aktivitas pertanian masyarakat, harga jual beli hasil pertanian masyarakat bahkan tidak menentu lagi akibat daya beli masyarakat perkotaan menurun.

Dalam Ilmu Sosiologi dikenal salah satu teori yang bernama Ashabiyah, teori didirikan oleh ilmuwan Islam yakni Ibnu Khaldun yang ia tuangkan kajianya secara dalam pada karya monumentalnya yang masyhur yaitu Muqaddimah. Secara etimologi Ashabiyah berasal dari kata ashaba yang berarti mengikat dan secara fungsional Ashabiyah menunjuk pada ikatan sosial budaya yang dapat digunakan sebagai pengukur kekuatan  kelompok sosial. Dalam kata lain Ashabiyah Dipahami sebagai solidaritas sosial dengan menekankan kesadaran, kepaduan dan persatuan kelompok.

Jika kita lihat keadan masyarakat pada saat ini maka kita akan sadar bahwa betapa pentingnya Ashabiyah ini, sebagai orang yang bersuku Gayo kita sadar bahwa solidaritas sosial memang merupakan warisan nilai yang telah tertanam dalam kehidupan dari generasi ke generasi. Kesadaran akan persaudaraan yang telah terpadu dalam kehidupan sesama masyarakat Gayo menghasilkan persatuan yang sangat kuat. Artinya masyarakat Gayo diajarkan oleh generasi terdahulu saling membantu atau Alang Tulung beret berbantu.

Saat ini konsep ekonomi umat terus menerus digaungkan oleh berbagai kalangan mulai dari aktivitas sosial-budaya dan organisasi keumatan yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat (umat), ada banyak masyarakat yang berekonomi menengah kebawah yang harus sama-sama kita pedulikan. Merujuk pada pemikiran Ibnu Khaldun kita dapat mengungkapkan bahwa ditingkat perkotaan (hadarah) bagaimana Ashabiyah itu mampu diterapkan sebagai alat untuk saling membantu, ibaratnya didalam sebuah proses sebuah perdagangan terdapat toko si kaya dan si menengah berada maka kita harus menggaungkan untuk membantu simenengah berada dengan cara jual beli produknya. karena daerah kita ini masih tergolong Perdesaan maka konsep badawah harus diterapkan bagaimana masyarakat disekitar kita dapat saling bantu membantu terutama dalam kegiatan ekonomi ibaratnya kita beri contoh terdapat si petani yang memiliki lahan dan sipetani yang hanya menumpang dilahan milik orang lain. Maka kita punya kewajiban untuk menawarkan pekerjaan karena aktivitas pertanian sangat membutuhkan orang lain untuk terlibat.

Semoga Teori Ashabiyah yang didirikan oleh Ibnu Khaldun dan Konsep Hadarah dan Badawahnya mampu sebagai penawar untuk membangkitkan ekonomi umat kedepannya baik itu para petani dipedasaan dan para pedagang Kecil Menengah diperkotaan, karena dalam komunitas suku Gayo terdapat motivasi nilai yaitu Alang Tulung Berat berbantu dan dalam islam dikenal konsep Ukhuwah Islamiah, semoga negeri Gayo terlepas dari kemiskinan ekonomi dengan menerapkan Ekonomi Keumatan.

Penulis: Alumni Pesantren Semayun Nusantara, Kabupaten Bener Meriah
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru