Komisi V DPRA Kunjungi PT Medco E&P Malaka Terkait Ketenagakerjaan

𝗔𝗖𝗘𝗛 𝗧𝗜𝗠𝗨𝗥 - Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Jumat (19/3/2021) pagi, berkunjung ke lokasi Blok A di CPP PT Medco E&P Malaka, Desa Blang Nisam, Kecamatan Indra Makmue, Aceh Timur, terkait ketenagakerjaan di proyek vital nasional tersebut. 

Rombongan Komisi V DPRA dipimpin oleh Ketua Komisi Fahlevi Kirani (F-PNA) dan Sekretaris Komisi Iskandar Usman  Al-Farlaky (F-PA), dan Wakil Ketua Asib Amin (F-Gerindra). Pertemuan berlangsung di Gedung  Sport Hall PT Medco E&P Malaka. Turut juga dihadiri oleh pihak Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA). 

Komisi V DPRA dalam kesempatan tersebut mempertanyakan terkait tenaga kerja yang bergabung dengan Medco di Blok A, serta upaya perekrutan warga lokal, terutama lingkar tambang, CSR, sengketa tanah, dan juga isu lingkungan yang selama ini terus mencuat. 

Komisi V menekankan, upaya yang dilakukan tersebut dalam rangka bentuk pengawasan sehingga investasi yang ada berdampak positif kepada masyarakat. "Kami akan terus mereview setiap persoalan untuk kita diskusikan sehingga ada jalan keluar yang baik. Masyarakat tidak boleh dirugikan dengan keberadaan perusahaan," kata Ketua Komisi V Fahlevi Kirani. 

Sekretaris Komisi V DPRA, Iskandar Usman Al-Farlaky, dalam paparannya menegaskan, bahwa perusahaan  vital nasional seperti PT Medco di Blok A Aceh Timur harus memprioritaskan tenaga kerja lokal, meski secara bertahap dengan edukasi dan asistensi dari pekerja senior. "Nanti pekerja bisa promosi di bidang kerja strategis," ujarnya.

Di hadapan pihak Medco, Al-Farlaky juga mempertanyakan persentase pekerja lokal dan luar Aceh yang di ada di Blok A. "Berapa persen dari Aceh secara menyeluruh, berapa persen dari Aceh Timur, dan luar Aceh. Lalu bagaimana pola CSR, atau PI. Tentu kita harus tahu berapa total cost recovery yang diperoleh pertahunnya. Ini penting agar publik bisa paham," ujar mantan aktivis mahasiwa ini. 

Politisi PA ini juga meminta PT Medco untuk mengaspal jalan masuk ke lapangan Blang Nisam sehingga saat operasional berakhir jalan aspal tersebut bisa dinikmati manfaatnya oleh masyarakat setempat. "Tadi kami masuk, debunya banyak sekali. Jika sudah diaspal tentu akan lebih indah dan tidak mencemari," sebut Iskandar. 

Menanggapi apa yang disampaikan tersebut, pihak PT Medco menyampaikan ada 777 pekerja, 89 persen pekerja lokal, dan 11 persen dari luar. Pihaknya juga terus membahani para pekerja lokal dengan pelatihan di Blok Medco di provinsi lain. Sementara untuk pengaspalan jalan akan dikaji dan dilaporkan ke kantor pusat. 

Terkait lingkungan, bau limbah dan juga ada laporan klaim tanah pertanian produktif yang berdampak terus  difollow up pihaknya. Sementara itu, pihak BPMA yang hadir juga menyampaikan terus mengawasi kontraktor migas yang mengelola sumur minyak dan gas seperti Medco di Aceh Timur. pihak BPMA sudah mengeluarkan sejumlah rekomendasi kepada PT Medco E&P Malaka untuk ditindaklanjuti. 

Hadir dari anggota Komisi V DPRA, Muslim Syamsuddin  (F-PA/Partai SIRA), M Yunus Banta (F-Demokrat), Sofyan Puteh (F-PAN), Syamsuri (F-PPP/Nasdem), Anshari Muhammad (F-Golkar), dan Fakhrurrazi Cut Syam (F-PPP). [R]
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru