Aksi 26 Maret, Massa Sudah Siap Tuntut Mundur Wali Nanggroe dan Muzakir Manaf

BANDA ACEH - Ketua Presidium GAM Independen, Tengku Sufaini Usman Syekhy mengaku persiapan aksi yang akan digelar pada 26 Maret 2021 nanti, sudah 99,99%.

"Kita sudah melakukan konsolidasi dengan seluruh Bangsa Aceh, baik mantan TNA, Agam dan Inong, mahasiswa, para tokoh, ulama muda. Boleh dibilang kita sudah sangat intens melakukan kordinasi," ungkap pria yang akrab disapa Tengku Syekhy kepada redaksi, Jum'at (19/03/2021).

Dia menegaskan, menyangkut respon masyarakat khususnya para mantan TNA, Agam dan Inong, sangat antusias dengan aksi yang akan digelar karena memang kondisi Aceh saat ini laksana anak ayam kehilangan induknya. Hal ini tak lain karena Wali Nanggroe sebagai tokoh sentral perdamaian Aceh, hingga saat ini tidak menunjukkan perannya dalam mewujudkan cita-cita perdamaian Aceh. 

"Ya faktanya, Aceh jadi daerah termiskin. Seharusnya Wali Nanggroe punya peran untuk mengangkat kesejahteraan para mantan kombatan GAM yang hingga saat ini nasib ekonominya tak tentu," urainya. 

"Insya Allah, atas hal ini, mereka semua akan hadir dengan sukarela atas nama Bangsa Aceh dan tidak ada rasa keraguan untuk hadir. Namun saya tidak memaksa untuk hadir semua, khususnya bagi yang berdomisili jauh," tandas Tengku Syekhy. 

Masih kata Tengku Syekhy, mengingat saat ini juga dalam situasi pandemi, saya selalu menghimbau agar dalam aksi damai nanti wajib mematuhi protokol kesehatan, menggunakan masker, dan lainnya. 

"Saya juga menegaskan agar massa mematuhi komando aksi dan saling menjaga jangan ada yang terprovokasi apabila ada penyusup yang berupaya mengganggu jalannya aksi," demikian ujar Tengku Syekhy. 

Masih kata dia, dalam aksi damai yang dilaksanakan 26 Maret 2021 mendatang, akan menuntut dua poin penting yakni meminta Malik Mahmud turun dari jabatan Wali Nanggroe Aceh dan mengajak  seluruh masyarakat Aceh untuk  mencabut mandat Muzakir Manaf sebagai Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
 
"Saya menilai  dua sosok ini sudah tidak pantas di posisi tersebut karena sudah menjatuhkan marwah dan martabat Bangsa Aceh yang sangat religi. Apalagi tanah Aceh, tanah Indatu para syuhada," pungkas Tengku Syehky.[*/Red]
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru