Hj Nurmiati Apresiasi Desainer Milenial Aceh

BANDA ACEH – Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Banda Aceh Hj Nurmiati AR bersama Ketua Harian Dekranasda Kota Banda Aceh Mairul Hazami, SE, M.Si dan para anggota Dekranasda Kota mengikuti Webinar dengan tema "Karakteristik Etnik Aceh pada Busana Milenial" di Pendopo Wali Kota Banda Aceh. Senin, 19 Oktober 2020.

Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Banda Aceh, Hj Nurmiati AR mengapresiasi para desainer muda Aceh yang sangat antusias dalam membuat karya atau desain fashion bernuansa Etnik Aceh.

Menurutnya, dengan munculnya generasi milenial yang kreatif dan perduli terhadap perkembangan etnik Aceh dapat menjadikan budaya Aceh lebih modern dan dikenal oleh masyarakat luar, baik nasional maupun internasional.

"Kami sangat kagum dengan semangat generasi muda Aceh yang masih peduli dengan budaya Aceh. Dengan munculnya ide baru yang kreatif dari anak muda, diharapkan etnik Aceh dapat lebih maju", ungkap Nurmiati.

Ketua Dekradanas Kota sekaligus Ketua PKK Kota Banda Aceh ini mengatakan, etnik Aceh merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan, sehingga keberadaannya harus selalu dijaga.

"Warisan tentunya harus dijaga agar generasi penerus mengetahui budaya daerahnya sendiri", ucapnya.

Nurmiati juga berharap, para perancang busana ini nantinya saat merancang fashion dapat berkolaborasi atau mengikutsertakan para pengrajin-pengrajin Usaha Kecil dan Menegah( (UMKM). Hal itu diharapkan agar pendapatan masyarakat juga ikut meningkat.

"Di Aceh banyak pengrajin kain tenun atau songket khas Aceh dan lainnya. Dengan adanya kerja sama, kita harapkan nantinya juga mampu meningkatkan pendapatan para UMKM", harapnya.

Sebelumnya, Pelaksana Tugas Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Aceh Dyah Erti Idawati, mengajak seluruh pelaku fashion khususnya di kalangan milenial Aceh untuk memperkenalkan motif unggulan etnik Aceh melalui fashion modern yang diminati kawula muda saat ini. Hal itu dilakukan sebagai cara mendekatkan kembali keindahan dan pesona motif etnik Aceh ke segala kalangan khususnya generasi muda.

"Milenial itu sangat menyukai fashion. Jadi menampilkan keunikan dari motif etnik yang dikemas dalam fashion modern akan membuat mereka tertarik dan bangga mengenakannya, dengan harapan motif etnik Aceh dapat digemari oleh kalangan milenial", harap Dyah.

Menurutnya, produk budaya seperti kerajinan tenun songket, sulaman benang emas dan batik, merupakan refleksi kebudayaan yang menjadikannya sebagai jati diri suatu daerah. Karenanya perlu dikembangkan dan dilestarikan kembali.

"Motif etnik ciri dari kebudayaan suatu daerah yang bisa dituangkan pada berbagai hal termasuk dalam fashion. Jadi di sinilah tugas kami (Dekranasda), mengangkat budaya yang dituangkan dalam fashion modern, sehingga memiliki nilai dan lebih diminati anak muda", kata Dyah.

Ia menuturkan, perkembangan busana saat ini semakin melesat, apalagi dengan banyaknya desainer muda yang menciptakan berbagai macam model busana modern yang lebih diminati oleh generasi muda.

"Ciri khas pakaian yang digunakan oleh anak-anak kalangan milenial ini cenderung sederhana. Maka itu kami berkeinginan untuk memasukkan unsur-unsur motif etnik Aceh di dalam pakaian kalangan milenial ini sehingga motif-motif etnik Aceh lebih mudah dikenal oleh masyarakat luas", ungkapnya. (Mer)
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru