Refleksi Pembangunan dan Sejahtera Pasca 14 tahun perdamaian, HMI Buka Wadah Diskusi Publik

LHOKSEUMAWE - Himpunan mahasiswa Islam cabang Lhokseumawe-Aceh utara selenggarakan diskusi publik terkait dengan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Aceh usai  14 tahun Perdamaian, yang berlangsung Rabu, 26/11/2019 di Aula Sekda Kota Lhokseumawe.

Diskusi publik kali ini turut menghadirkan pemateri yakni Tgk Khaidir Abdurrahman, SIP.MAP merupakan mantan anggota DPR RI 2014-2019 sementara itu akademisi Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh Yulius Dharma. S.Ag., M.Si dan Ismet Rahmatullah. S.Sos selaku Kasdim 0103 Aceh utara.

M. Atar selaku ketua Himpunan mahasiswa Islam dalam sambutannya "Setelah lamanya sudah berjalan proses penandatanganan MOU sebagai bukti otentik bahwasanya Aceh sudah melakukan perdamaian.

seiring berjalannya waktu, akibat dari proses Perdamaian tersebut kita bisa melihat secara langsung Perubahan yang signifikan terjadi di Aceh seperti halnya Pembangunan yanf kian terbangun demi terwujud kesejahteraan rakyat.

Akan tetapi pada saat ini, gandang MOU itu terus kita dengungkan kembali agar pemimpin kita bisa memperhatikan dan mempercantik cita-cita perdamaian.

Ia menambahkan " saat ini seiring bettambahnya pembangunan di Aceh, kami melihat kesejahteraan masyarakat tampaknya masih sedikit terwujud,oleh karena diskusi publik kali ini Harus menghasilkan satu konsep/ gagasan upaya untuk menciptakan kesejahteraan itu melalui cita-cita perdamaian., tutur Atar. 

Wakil walikota Lhokseumawe, dalam hal ini diwakili oleh Mahrat Syah dalam diskusinya mengatakan, 14 tahun damai di Aceh Lhokseumawe menjadi kawasan yang memiliki keamanan yang kondusif dan terus meninggkatkan keamanan di lingkungan pemkot Lhokseumawe. 

Ia menambahkan " Dari segi ekonomi memang saat ini terus kita lakukan pembenahan demi terwujudnya keseimbangan antara nilai perekonomian nasional.

Dalam rangkaian diskusi publik, seorang pemateri yang berlatag belakang akademisi " Indikator Kesejahteraan dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi yakni, harus terwujudnya masyarakat yg mengkonsumsi barang pokok, kemudian barang tambahan juga harus terpenuhi dan barang berharga juga harus terpenuhi pada setiap individu masyarakat.

"Jika hal tersebut tiga indikator terpenuhi dalam masyarakat maka terwujud kesejahteraan yang di cita-citakan oleh perdamaian Aceh. 

Adapun tema yang diangkat "Perdamaian Aceh guna meningkatkan Pembangunan dan kesejahteraan Masyarakat Aceh dalam bingkai NKRI" dan peserta yang hadir mencapai 150 perwakilan Mahasiswa dan Kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru