Srikandi Aceh Malaysia Bangun Rumah Warga Miskin di Simpang Mamplam

BIREUEN - Srikandi Aceh negeri jiran Malaysia yang tergabung dalam Wanita Peduli Ummat(WPU) Malaysia kembali membangun satu unit rumah layak huni untuk warga miskin di Kecamatan Simpang Mamplam Kabupaten Bireuen. 

Sementara Proses penyerahan dokumen Rincian Anggaran Biaya (RAB) kepada tukang yang disaksikan Keuchiek desa setempat pada Rabu, (24/07/2019) pagi, oleh tim BMU pusat sebagai tanda dimulainya pembangunan rumah ukuran 5x6 M dengan biaya totalnya 30.500.000 Rupiah. 

Sebelumnya WPU Malaysia telah membangun rumah dan modal usaha hasil kerja sama dengan Ikatan Alumni Mudi Mesra Samalanga kepada janda miskin di Pidie beberapa waktu yang lalu. 

Hal ini disampaikan Kepada Media ini, Imam Besar Barisan Muda Ummat (BMU) Tgk H. M. Yusuf A Wahab sering disapa Tu Sop melalui rilis pesan singkat whatsapp nya jumat (26/7/2019), Tu Sop menyebutkan. WPU Malaysia dan WPU Aceh mulai membangun satu unit rumah layak huni kepada Abdullah (49) merupakan warga Gampong Meunasah Barat Ceureucok Cruem Kecamatan Simpang Mamplam Kabupaten Bireuen.

"WPU Malaysia dan WPU Aceh hanya melakukan donasi saja, setelah donasi mencukupi selanjutnya diserahkan kepada BMU Pusat selaku pelaksana pembangunan,". Sebut Tu Sop yang juga Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA).

Berdasarkan verifikasi faktual tim di lapangan lanjut Tu Sop. Abdullah dan Istrinya Ramisah saat ini menempati rumah berukuran 3x4 M dengan satu kamar tidur dan dapur, atapnya daun rumbia berdinding kombinasi papan dan pelepah rumbia yang sudah lapuk dengan kondisi memprihatinkan. Bang Lah kesehariannya bekerja buruh bangunan seiring umurnya yang sudah tua dan lemah Bang Lah hanya mendapatkan upah 70 ribu rupiah/hari,  berbeda dengan 10 tahun yang lalu bisa mendapatkan upah 100-120 ribu/hari sebutnya.

Sementara itu Keuchiek Gampong Meunasah Barat Usman Sulaiman yang ikut mendampingi Tim BMU menyebutkan," sebelumnya juga ada tim dari LSM dan pemerintah Provinsi yang turun ke rumah Bang Lah menawarkan bantuan rumah, namun terkendala dengan kepemilikan tanah. 

"Gubuk Bang lah saat ini dibangun diatas tanah orang lain, ini menjadi kendala bagi lembaga atau dinas yang ingin memberikan bantuan rumah, termasuk rehab dan rumah layak huni dari pemerintah Gampong setempat,". Sebut Keuchiek Usman. 

Menurut pengakuan bang lah lanjut Keuchiek karena rumah bantuan BMU-WPU sudah pasti direalisasi dan syaratnya pun bisa dengan surat keterangan Keuchiek Bang Lah bersedia tukar guling dengan menjual tanah warisannya di tempat lain katanya.  Keuchiek Usman menambahkan di Gubuk kecil ini Bang lah telah membina biduk rumah tangganya selama 15 tahun lebih, saat ini beliau tinggal bersama 6 orang anaknya masing-masing Junaidah (16), Nasruddin (13) Aulia Rahman(11), Sahlia Rizkina (6) dan Husnul Mubarak (4) serta 1 orang anak dari Alm Istri pertamanya.

Selain itu keluarga Bang Lah tidak termasuk penerima PKH atau bantuan lain sebelumnya kecuali pembagian zakat jiwa dan harta dari Gampong setempat, persoalan bantuan bersifat nasional ditentukan oleh pusat.terang Keuchiek Meunasah Barat tersebut.(MS)
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru