Perempuan Harus Cerdas Hadapi Pemilu 2019

BIREUEN - Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kabupaten Bireuen melaksanakan kegiatan solidaritas anti korupsi yang diikuti Sebanyak 80 orang perempuan mewakili 40 gampong di kecamatan Gandapura, mendapatkan sosialisasi tentang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. 

Kegiatan tersebut terlaksana atas kerjasama Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kabupaten Bireuen dengan LSM Gabungan Solidaritas Anti Korupsi (GaSAK) Bireuen. Kamis, 21 Maret 2019. Bertempat di Balai Desa kecamatan Gandapura.

Murni M. Nasir selaku koordinator LSM GaSAK menyampaikan materi bertajuk "Perempuan Antara Ranah Publik dan Domestik", agar perempuan harus dijadikan sebagai subjek (pelaku), bukan sekedar objek semata. Saatnya perempuan melakukan gerakan perubahan, dalam konstestasi politik. Khususnya jelang Pemilu 2019 mendatang.

Sesuai amanat UU Nomor 7 Tahun 2017 pasal 173 ayat 2, mengenai perempuan keterwakilan 30 %. Jadikan landasan hukum tersebut sebagai pijakan untuk mempengaruhi dan membuat kebijakan pro rakyat, serta mempertaruhkan aspirasi rakyat sehingga sesuai dengan ekspektasi mereka.

Murni turut memaparkan jumlah caleg perempuan khusus untuk Aceh, pada Pemilu 17 April 2019 mendatang, dari jumlah keseluruhan yang mendaftar dan kuota perempuan.

Sementara itu untuk DPR- RI 98 orang, 43 perempuan. DPD : 26 orang, 1 perempuan. DPRA 1.338 orang, 490 perempuan dan DPRK Bireuen 527 orang, 197 perempuan.

Perempuan harus benar- benar cerdas, jangan menjadi "pelengkap penderita" sekedar untuk pemenuhan 30%. Tapi harus siap bersaing dengan visi dan misi untuk arah yang lebih baik. 

Namun disisi lain, kontestan perempuan dalam politik memiliki kendala. Misalnya dominan caleg perempuan berada di nomor urut terakhir, stigma masyarakat bahwa nomor urut teratas memiliki kemampuan yang lebih menjadi kendala bagi caleg perempuan.

Selain itu _trust_ atau kepercayaan masih rendah kepada perempuan, baik dari pihak laki- laki maupun dari perempuan sendiri.

Selain pada posisi perempuan yang akan bersaing menjadi kontestan politik di pesta demokrasi nantinya, perempuan yang tidak ikut pun harus mempersiapkan diri menjadi pemilih yang cerdas.

Berdasarkan data Komisi Independen Pemilihan (KIP) kabupaten Bireuen, untuk pemilu legislatif 2019, jumlah pemilih atau Daftar Pemilih Tetap (DPT) dari 17 kecamatan tercatat 301.719 orang. Dengan jumlah pemilih laki laki 145.864 orang dan jumlah pemilih perempuan 155.855 orang.

Meski partisipasi pemilih perempuan lebih banyak, namun perempuan masih rawan menjadi korban politik uang (money politic), rentan terhadap mobilisasi dan cenderung hanya menjadi pemilih tradisional.

Mereka sering jadi sasaran bagi-bagi uang atau sembako, jelang Pemilu. Kondisi ekonomi yang sulit dan pemahaman yang kurang, membuat banyak mereka terayu memberikan hak pilih berharga demi 100 ribu atau sepaket sembako.

Salah satu yang menjadi kelompok yang rentan dalam hal ini adalah perempuan. Karena tidak memiliki begitu banyak akses ruang yang sama dengan warga kelas sosial lainnya, dalam menentukan hak politiknya.

Narasumber lainnya pada kegiatan tersebut yaitu Saiful Hadi selaku koordinator Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDI) Kabupaten Bireuen, memaparkan tentang tata cara pencoblosan saat Pemilu, dan mengenalkan kertas suara.

Pemilu pada Rabu, 17 April 2019 akan dilakukan serentak pemilihan Presiden/ wakil presiden dan legislatif. Kelima kertas suara itu juga warnanya berbeda-beda. Yakn Abu-abu: Kertas suara untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden. Kuning: Kertas suara untuk memilih anggota DPR RI. Merah: Kertas suara untuk memilih anggota DPD RI. Biru: Kertas suara untuk memilih anggota DPRD Provinsi. Hijau: Kertas suara untuk memilih DPRD Kota / Kabupaten.

Ikut hadir Amiruddin, SE selaku komisioner KIP Bireuen menghimbau untuk mempersiapkan pilihan mereka mulai dari sekarang, kenali orang dan partainya. Serta mengetahui visi dan misi mereka.

Oleh karena itu penyelenggara Pemilu dan semua pihak, harus menguatkan pemahaman masyarakat untuk menjadi pemilih yang cerdas.(MS)
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru