Ridha Aulia: Pola Pendidikan di Aceh Harus Dikaji Ulang

BANDA ACEH --- Aktivis pendidikan dari Sekolah Pemimpin Muda Aceh (SPMA) Universitas Syiah KualaNmengatakan Pola Pendidikan di Aceh dan di Indonesia harus di kaji ulang. 

"Jika dilihat dari keadaan dan situasi yang dilapangan saat ini, banyak sekali terjadi tindakan-tindakan yang memalukan di negeri ini seperti korupsi, suap dan masih banyak lagi," tegasnya, Selasa 22 Mei 2018.

Menurut aktivis muda ini, dirinya menyatakan ada keanehan dimana para pelaku tindakan kejahatan tersebut adalah orang-orang pintar dan berintelektual yang bergelar sarjana dari berbagai lulusan universtas yang ternama. 

"Melihat fenomena-fenomena yang terjadi saat ini, sangat di sayangkan dengan pola pendidikan formal di Indonesia dan semestinya harus dikaji ulang," katanya.

Pola pendidikan formal saat ini hanya mengajarkan ilmu-ilmu dunia sehingga banyak menghasilkan orang-orang pintar tetapi sayangnya mereka tidak terdidik dan memiliki akhlak yang baik dang budi pekerti yang baik. Akibatnya orang-orang pintar tersebut malah menjadi orang yang bejat akannya haus kekuasaan. 

"Padahal seharusnya merekalah yang menjadi penolong dan pemimpin yang baik untuk menciptakan kemaslahatan bagi orang banyak," jelasnya.

Menurutnya, saat ini banyak sekali orang-orang yang berpendidikan tinggi dan mengaku beragama, tetapi tindakan mereka sangat memalukan dan meresahkan masyarakat. Contohnya adalah, para dewan yang ''katanya'' terhormat banyak yang tertangkap tangan melakukan korupsi atau penyuapan. Parahnya lagi tindakan tersebut dilakukan bersama-sama dengan teman-teman mereka yang juga "katanya" terhormat. 

"Yang lebih miris saat mereka tertangkap oleh pihak yang berwajib, mereka malah dengan tenang dan melemparkan senyum yang lebar kepada masyrakat. Seolah-olah mereka senang dengan apa yang mereka perbuat. Bukankah mereka malu dengan tindakan tersebut, apakah mereka tidak mengetahui atau tidak pernah diajari bahwa memakan uang yang bukan haknya adalah perbuatan dosa dan haram hukumnya bagi mereka dan keluarganya," tegasnya.

"Memang mereka itu sudah kehilangan akal sehat dan putus sudah urat malunya dan bahkan saat melakukan kesalahpun seperti biasa-biasa saja terhadap tingkah laku mereka," tambah Ridha. Bahkan ada saja orang yang jelas-jelas terjerat kasus korupsi yang menjadi ketua atau pemimpin suatu instansi. "Bukankah ini sangat memalukan?," tanya nya.

Oleh sebab itu, sistem pendidikan formal yang ada saat ini harus segera direvisi atau direnovasi dengan tidak hanya mementingkan hasil, tetapi lebih mementingkan suatu proses untuk mencapai suatu keberhasilan agar tidak lagi mencetak orang-orang pintar yang memintari, bukannya orang-orang pintar yang mendidik.

Pendidikan adalah sebuah tahapan terukur untuk menggapai level kehidupan sosial yang lebih baik. Tanpa pendidikan sulit bagi siapapun untuk dapat memperbaiki level kehidupan yang mereka tempati karena minimnya bekal atau landasan akademis dimana hal tersebut sangat dibutuhkan oleh manusia dalam proses menuju tempat yang lebih baik.

Jika kita melihat ke sekeliling kita, realitanya memang tidak semua orang yang memiliki background pendidikan baik bisa meraih kesuksesan. Dan disisi lain, banyak juga sekumpulan orang tanpa riwayat pendidikan yang baik justru bisa menikmati level kehidupan yang lebih mapan, namun secara teori orang yang dibekali dengan ilmu jauh lebih berpeluang untuk menjadi orang sukses.

Segala sesuatu membutuhkan proses, dan selama proses tersebut sedang berjalan manusia diharuskan untuk memperkaya diri dengan bekal-bekal atau landasan yang dapat mengarahkan mereka pada keberhasilan, dan disinilah fungsi pendidikan akan memberikan andil untuk membantu manusia menuju jenjang keberhasilan yang diimpikannya.

Teori adalah sebuah tolak ukur untuk menganalisa sejauh mana seseorang dapat melangkah. Takdir Tuhan memang senantiasa menyertai kehidupan manusia, namun terlepas dari ketentuan takdir, manusis dituntut untuk memperkaya ilmu guna memudahkan perjalanannya untuk menuju gerbang kesuksesan. 

"Dengan mengikuti proses pendidikan, maka manusia akan diberikan bimibingan, dorongan, teori, dan sejumlah hal prioritas yang mereka perlukan," tutupnya. (r)
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru