Mahasiswa Asal Simeulue ini Minta Penambahan Kapal Ferry ke Simeulue

BANDA ACEH - Salah seorang mahasiswa asal Simeulue yang sedang melanjutkan studi disalah-satu perguruan tinggi di Banda Aceh dan juga sebagai Alumni Sekolah Pemimpin Muda Aceh (SPMA) meminta kepada pemerintah Aceh agar memberikan penambahan kapal ferry ke kabupaten Simeulue guna mempermudah akses masyarakat  di kabupaten tersebut.

Kabupaten Simeulue merupakan salah-satu kabupaten di Aceh yang berada kurang lebih 150 km dari lepas pantai barat Aceh, kabupaten Simeulue sering dikenal dengan sebutan kepulauan penghasil lopster dan teripang. 

Namun semenjak berdirinya kabupaten simeulue masih terlihat banyak kekurangan dalam sektor pembangunan dan akses perekonomian masyarakat setempat. Baik dari segi lapangan pekerjaan, pendidikan, transportasi darat dan laut yang masih membutuhkan perhatian baik dari pemerintah Aceh maupun pusat. Demikian disampaikan oleh Irsadul Aklis,Mahasiswa asal Simeulue, Selasa 22 Mei 2018.

Irsadul yang juga Koordinator SPMA STKIP BBG mengatakan kabupaten simeulue masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten yang ada di Aceh. maka sudah sepatutnya pemerintah Aceh memikiran bagaimana jeritan yang dirasakan oleh masyarakat di kabupaten tersebut.

"Harapan saya selaku mahasiswa Simeulue agar pemerintah Aceh dapat merealisasikan beberapa kendala yang terjadi di kabupaten Simeulue meskipun dalam jangka panjang," Jelasnya. 

Menurut Irsadul salah-satu yang paling terpenting untuk secepatnya di realisasikan terkait akses transportasi laut yakni penyediaan kapal ferry yang beroperasi baik dari Simeulue ke Labuhan Haji maupun Simeulue ke Pelabuhan Bubon. 

"Berhubung akses perekonomian masyarakat Simeulue sangat ditentukan kelancaran transportasi laut, karena yang lebih rentan mayoritas masyarakat simeulue menggunakan jalur laut ketika hendak menyebrang ke Simeulue maupun ingin keluar dari Simeulue," jelasnya.

Irsadul mengatakan bahwa kedepan ini mau menjelang hari lebaran, ketika transportasi hanya satu kapal ferry saja yang beroprasi. "Jelas akses masyarakat sedikit terhambat berhubung kapal ferry tidak sanggup mengangkut penompang yang terlalu banyak," katanya. 

Dirinya menyayangkan selama ini dihari-hari biasa saja masih ada masyarakat yang rela berdesak-desakan dalam kapal dan harus terkatung-katung di labuhan haji dan kuala bubon 1-2 hari untuk menunggu jadwal keberangkatan ferry selanjutnya. 

"Apa lagi menjelang Lebaran semua masyarakat simeulue yang berada di luar daerah akan balik ke kampung halaman untuk berkumpul dengan keluarga," tutupnya. (r)
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru