News
Pameran Museum Bahas Peran Aceh dalam Proklamasi Kemerdekaan RI
BANDA ACEH --- Pameran bersama melalui Museum Perumusan Naskah Proklamasi dalam agenda kegiatannya menggelar Seminar Nasional, " Peran Aceh dalam Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia" Tahun 2017, pertemuan berlangsungnya di Aula Gedung Universitas Serambi Mekkah (USM) Banda Aceh, Kamis 6 April 2017.
Berlangsungnya kegiatan seminar ini turut dibuka secara langsung serta dalam sambutannya, Direktur Sejarah Dirjen Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Dra Triana Wulandari M Si menyampaikan, kegiatan seminar yang langsung terselenggara oleh Museum Perumusan Naskah Proklamasi Provinsi Aceh merupakan satu hal yang penting khususnya generasi muda menambah wawasan ilmu sejarah bangsanya.
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya, saat merebut kemerdekaan tidak terlepasnya peran serta tokoh - tokoh Aceh seperti, Sultan Iskandar Muda, Teungku Chik Di Tiro, Teuku Umar, Cut Nyak Dhien dan Teuku Moh Hasan," tuturnya.
Selain itu, peran rakyat Aceh dalam Kemerdekaan RI bisa dilihat dengan sumbangan rakyat Aceh untuk membeli Pesawat Seulawah Dakota dipersembahkan kepada Republik yang digunakan untuk kepentingan TNI Angkatan Udara.
Triana Wulandari juga menambahkan, pelaksanaan seminar tersebut merupakan cara khususnya, Museum tentunya untuk mengkomunikasikannya kepada masyarakat mengenai peristiwa sejarah dan juga salah satunya media agar menanamkan nilai - nilai kejuangan para pemimpin bangsa masa lalu dapat kita ambil keteladanan dari sejarah masa lalu.
Ketua Umum Yayasan Pembangunan Serambi Mekkah Aceh, Ir Teuku Iskandar Shah mengatakan, seperti kita ketahui Provinsi Aceh adalah daerah yang memiliki Pahlawan Nasional terbanyak di Indonesia antaranya, Teuku Umar, Cut Nyak Dien, Cut Meutia, Teuku Panglima Polem dan Sultan Iskandar Muda khususnya daerah Aceh melakukan perlawanan terlama melawan penjajah Belanda dari Tahun 1873 - 1914 serta Aceh tidak pernah takluk kepada Belanda.
"Dari masa kemerdekaan muncul nama, Teuku Muhammad Hasan berperan penting sewaktu menjadi anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)," jelasnya.
Teuku Iskandar Syah masih lanjutnya, Beliau akhirnya menengahi perdebatan tentang tujuh kata yang dikanal dalam Piagam Jakarta yakni, "dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya" yang diusulkan Ki Bagus Hadikusumo DR Mr H Teuku Muhammad Hasan meyakinkan Ki Bagus agar tidak sekedar melihat kepentingan kelompok tapi harus melihat keprntingan Nasional, katanya.
Namun, akhirnya Ki Bagus luluh dan menyetujui saran DR Mr H Teuku Muhammad Hasan, sehingga ditetapkanlah sila pertama Pancasila menjadi Ketuhanan yang Maha Esa, pungkasnya.
Sementara itu, Pembina Rektor III, Jalaluddin S Pd M Pd dalam wawancaranya kepada wartawan atjehnet mengatakan, seminar sehari ini dengan materi pembicara diantaranya, Ayahanda T H M Sulaiman Shah selaku Ketua Dewan Pembina YPSM, Prof DR Dwi Purwoko M Si tokoh Penulis buku biografi Dr Mr H T Muhammad Hasan dan Dr Husaini Ibrahim M A serta turut hadir, Rektor USM Banda Aceh Dr H Abdul Gani Asyik MA, Kepala Museum Perumusan Naskah Proklamasi Drs Agus Nugroho MM.
"Semoga nantinya, peserta kalangan tingkat pelajar sekolah, para mahasiswa khususnya baik dalam maupun luar USM sehingga menambah wawasan pengembangan sejarah yang berguna dalam pemantapan pemikiran bersama untuk menguatkan rasa kebangsaan dan patriotisme Bangsa Indonesia khususnya kepada generasi muda," harapan Jalaluddin. (Wln)
Via
News