INI PENJELASAN KETUA UMUM PARTAI PPP, AGAMA DAN POLITIK TAK BISA DIPISAHKAN
PIDIE JAYA - Partai Persatuan Pembangunan menegaskan, agama dan kekuasaan atau politik tidak dapat dipisahkan. Sebab, agama adalah landasan berpolitik Senin.27-3-2017
"Agama dan politik ibarat saudara kembar. Dimana agama adalah landasan atau pondasi dan kekuasaan adalah penjaga agama," Ketua Umum PPP M. Romahurmuziy saat memberi kuliah umum kepada para santri Pondok Pesantren Darul Munawarah Kuta Krueng Pidie Jaya Nanggroe Aceh Darussalam, Minggu (26/3).
Menurutnya, agama yang tidak dijaga oleh politik, kemungkinan besar akan hilang, asing atau akan dicuri oleh kelompok anti agama. Sementara politik yang tidak dilandasi agama, akan berjalan tersesat dan hanya maju di urusan keduaniaan.
"Gerakan untuk menghilangkan agama dari politik, perlahan-lahan mulai bangkit lagi di Indonesia. Untuk itu, kita harus bersama-sama menyadarkan mereka bahwa agama adalah sebuah sistem yang menuntun ke arah kebaikan," ujarnya.
Karena agama tidak pernah mengajarkan kejelekan, lanjutnya, maka tidak sepantasnya untuk dijauhi. Dia juga mengatakan, pemimpin yang tidak memiliki bekal ilmu agama, akan tersesat dalam menjalankan perpolitikan.
"Sampai-sampai ada yang mengatakan, jangan bawa-bawa agama dalam politik. Saya ingin mengatakan, ini terjadi karena terbatasnya pemahaman tentang agama," tandasnya.
Pria yang biasa disapa Romi itu menambahkan, "Allah SWT memang tidak perlu dibawa-bawa dalam kampanye. Karena, Allah dan agama justru melandasi kampanye."
"Allah dan agama menjadi dasar bagi PPP untuk bergerak dan bertindak. Selain itu, Allah dan agama menjadi sasaran dan tujuan dalam menegakkan NKRI," tegasnya.
Dalam kesempatan itu, dia juga menegaskan bahwa agama tidak boleh dipertandingkan. Karena, Islam sebagai agama mayoritas penduduk Indonesia, justru menjadi salah satu sumber perekat kebangsaan.
"Kalau agama dipakai buat berkampanye, justru bisa menjadi penyebab perpecahan. Saya kira, apa yang dimaksud oleh Presiden Joko Widodo adalah dalam konteks tersebut," tukasnya.
Oleh karena itu, PPP berencana untuk menyampaikan hikmah terkait agama sebagai pondasi dalam berpolitik kepada Jokowi. Karena, hal tersebut merupakan pandangan politik PPP, Islam dan para ulama.
"Apa yang disampaikan oleh Pak Jokowi sifatnya kontekstual. Karena sekarang memang musimnya pemilihan kepala daerah, dimana agama dijadikan sebagai instrumen untuk menabur perbedaan," jelasnya.
Dia menduga, Jokowi khawatir apa yang terjadi di Amerika Serikat belakangan ini, menular ke Indonesia. Dimana ada sementara pihak yang menganggap supremasi kelompok tertentu, dianggap lebih baik daripada yang lain.
"Jangan menjual kebencian terhadap agama tertentu atau sentimen berbasis agama. Sebab, hal tersebut akan berbahaya bagi kita semua. Apa yang disampaikan oleh presiden merupakan potret apa yang berkembang di Indonesia belakangan ini," ucapnya.
Yang jelas dia menegaskan, agama tidak akan pernah bisa dipisahkan dengan politik. "Saya yakin, Pak Jokowi sangat memahami betul hal tersebut," tuturnya.[ATJEH NET][Nazar]