Pemerintah yang Adil dan Bijak akan Melahirkan Generasi yang Terdidik dan Santun


Berbicara tentang  tatanan kehidupan bersosial, sudah lazimnya dibutuhkan sosok seorang yang arif bijak dan adil untuk konteks kondisi saat ini. Tingginya intensitas masalah moral dan etika dengan sekelumit permasalahan tentang konsep pembangunan, ekonomi, pendidikan, kesehatan, budaya dan lain-lain menuntut adanya suatu perubahan yang ril dan terarah.

Banyak hal yang harus dilakukan dan perlu menjadi perhatian kita bersama untuk menyisihkan sedikit waktu dan tenaga untuk memikirkan hal itu. Fase ini akan menentukan arah dan tujuan kehidupan kita untuk yang akan datang karena banyak hal yang masih perlu kita benahi bersama.
Manakala manusia terjerambab dalam suatu problematika individual ataupun sosial kondisi tersebut menuntut adanya solusi yang tepat bagi dirinya atau bagi kondisi masyarakat yang mengalami problematika tersebut.

Ketika berbicara masalah solusi tentu berbicara harus adanya pemberi solusi. Karakter dan modal apa yang harus dimiliki oleh orang tersebut. Posisi orang yang memberi solusi haruslah orang yang mengerti dan mampu dan memahami serta mampu secara totalitas menafsirkan suatu masalah.

Ketika berbicara “bagaimana” suatu masalah bisa terselesaikan. Tentulah dibutuhkan suatu alat, dan alat itu salah satunya adalah ilmu dan akal. Dengan sarana ini akan menuntun orang tersebut untuk berbuat bijak dan adil. Ilmu dan akal menuntun manusia kepada pemahaman dan kesadaran bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan itu baik, berbuat adil dan bijak itu adalah hal yang di anjurkan dalam agama, bahwa kemiskinan itu adalah musuh yang harus kita perangi bersama. Karena dengan sarana ini dia secara esensial dapat memahami secara detail dan universal akar permasalahan yang di hadapi oleh pihak individual ataupun komunal.

Sudah menjadi tuntutan fitrah dan akal manusia, bahwa manusia ingin hidup dalam kebahagiaan dan kenyamanan. Puncak derajat tertinggi yang dimiliki manusia adalah pengahambaan pada Penciptanya yaitu Allah swt.
Pemimpin yang bijak adalah tidak menempatkan dirinya pada fitnah orang lain, dan mengerti sepenuhnya dalam  penempatan skala prioritas di tiap-tiap masalah untuk diambil sebuah kesimpulan dan kebijakan yang murni didalamnya terdapat  nilai-nilai kemaslahatan bersama sehingga  tidak merugikan keadaan atau kondisi-kondisi tertentu.

Sedangkan Pemimpin yang adil adalah orang yang menempatkan sesuatu pada tempatnya. Dia tidak akan mengambil satu keputusan yang sia-sia. Pengambilan sebuah keputusan di sesuaikan sesuai kapasitas dan kodrat seseorang atau pada suatu kelompok dan keadaan.

Hari ini sangat dibutuhkan seorang pemberi solusi (Problem solver) secara tuntas yaitu seorang yang bijak dan adil dalam memimpin Aceh kedepan. Pemimpin hari ini dimulai dari pasca di tanda tanganinya MOU HELSINKY belum mampu menjawab segala problematika yang di alami Masyarakat Aceh. Salah satu faktor kemunduran kita adalah kurang menghargai eksistensi sebuah ilmu.

Bangsa yang berpendidikan da memiliki moral tinggilah yang bisa mendongkrak kesejahteraan Rakyat dan mampu merubah suatu peradaban kehidupan manusia ke arah yang lebih baik. Sungguh hal yang memprihatinkan selama ini tanpa kita sadari  nilai-nilai itu dikotori oleh tangan-tangan kita sendiri.  Menjadi masalah besar jika kita tidak pernah peduli dan tidak perrnah melestarikan dan mengindahkan tradisi keilmuan tersebut. Bila kita salah dalam mengambil keputusan, maka bukan satu atau dua orang yang akan menjadi korban. Kehidupan dan masa depan Rakyat bergantung kepada seorang Pemimpin yang mampu mengambil keputusan yang bijak dan adil.

Seorang Pilot harus mengetahui pada saat kondisi cuaca yang bagaimana pesawat boleh lepas landas. Sang pilot tidak akan membawa penumpangnya hanya cukup dengan mengikuti kemana arah angin akan pergi. Selama dalam perjalanan panjang di udara, dia harus mampu menghadapi segala tantangan dan masalah serta berani mengambil satu sikap dan berani berspekulasi bila terjadi hal-hal buruk dan merugikan  bagi penumpangnya. Artinya sang pilot secara sadar bahwa tanggung jawab keselamatan seluruh penumpang ada di pundaknya.

Kita tidak membutuhkan seorang pemimpin pengadu domba atau yang hanya bisa beretorika. Kita butuh pemimpin yang mampu secara independen tanpa veto dari pihak manapun bekerja untuk membuat suatu perubahan-perubahan secara nyata bukan pura-pura.. Hanya pemimpin yang bijak dan adil yang mampu membawa perubahan itu. Hanya pemimpin yang adil dan bijaklah yang bisa memberikan solusi terhadap segala kebutuhan Masyarakat kita. Hanya pemimpin yang adil dan bijak yang berani melawan segala bentuk kediktatoran yang selama ini menjadi sebab utama terhambatnya pembangunan di Aceh.

Bangkit dan berbuatlah dan berikan kontribusi yang positif dimulai dari hal yang paling kecil untuk membangun Aceh. Aceh bukan milik kelompok, sehingga siapapun punya hak dan tanggung jawab untuk saling menjaga dan menghormati satu sama lain. Membangun Aceh bukan dengan intimidasi, merangkul Rakyat bukan dengan jurus sapa manis dan janji-janji basi. Mengharumkan nama Aceh bukan dengan hanya bisa membuat sensasi melainkan prestasi setinggi mungkin yang harus kita raih. Sehingga apa yang di capai dapat menjadi barometer  dan contoh bagi pembangunan bagi Daerah lain. Semua ini membutuhkan proses yang panjang dan juga kerja keras dan komitmen untuk memiliki tanggung jawab secara penuh. Kita mampu dan bisa bila kita memiliki seorang pemimpin yang adil dan bijak yang mampu menjalankan roda pembangunan di Daerah kita. Salam sejahtera bagi seluruh Rakyat Aceh tercinta. 

T. Achyarsyah, Alumni International Imam Khomeini University Qom-Iran ( S2 Teologi&filsafat )

Postingan Lama
Postingan Lebih Baru