Syariat Islam Harus Menjadi Arah Pembangunan Strategis di Aceh Timur di Bawah Kepemimpinan Iskandar Usman Alfarlaky

ACEH TIMUR- Cendekiawan dan pemikir Islam asal Aceh Timur, Radja M. Husen, menyampaikan harapan besarnya agar penerapan syariat Islam di Aceh Timur menjadi prioritas utama dalam visi kepemimpinan Bupati Iskandar Usman Alfarlaky untuk periode 2025-2030.

Radja menggarisbawahi bahwa Aceh Timur, khususnya kawasan Peureulak, memiliki signifikansi historis yang tak tergantikan dalam peta peradaban Islam di Asia Tenggara. "Peureulak adalah titik awal penyebaran Islam di kawasan Nusantara. Dari tanah inilah cahaya Islam menyinari seluruh wilayah Asia Tenggara. Maka, menjadi tanggung jawab moral dan historis bagi kita untuk menjadikan syariat Islam sebagai fondasi utama pembangunan daerah ini," ungkapnya pada Kamis (8/5/2025).

Ia melihat momentum kepemimpinan Iskandar Usman Alfarlaky sebagai peluang strategis untuk mengarusutamakan nilai-nilai Islam dalam tata kelola pemerintahan, sektor pendidikan, pembangunan sosial, dan ekonomi daerah. Radja menekankan bahwa pelaksanaan syariat Islam seharusnya tidak hanya dipahami dalam kerangka hukum formal, melainkan juga sebagai sistem nilai yang mencakup keadilan sosial, etika publik, serta kesejahteraan masyarakat.

"Syariat Islam bukan semata regulasi, tetapi manifestasi dari cita keadilan, kemuliaan akhlak, dan kesejahteraan umat. Ini dapat diwujudkan melalui penguatan pendidikan Islam, pengembangan ekonomi berbasis masjid dan pesantren, serta pelayanan publik yang berlandaskan prinsip amanah dan profesionalisme," jelas Radja.

Dengan latar belakang kepemimpinan yang matang serta rekam jejak pelayanan publik yang kredibel, Radja menyatakan keyakinannya bahwa Iskandar Usman Alfarlaky mampu menempatkan pelaksanaan syariat Islam sebagai pilar utama pembangunan Aceh Timur. "Kita menyambut kepemimpinan beliau sebagai era baru yang membawa semangat Islam sebagai sistem nilai hidup, bukan sekadar simbol," tambahnya.

Di akhir pernyataannya, Radja mengajak seluruh tokoh dan elemen masyarakat Aceh Timur untuk bersama-sama mendukung arah kebijakan yang berpihak pada nilai-nilai Islam yang inklusif, adil, dan berorientasi pada kemajuan peradaban. "Sudah saatnya kita menjadikan Islam bukan hanya sebagai identitas budaya, tetapi sebagai kerangka etis dan moral dalam membangun masyarakat yang berdaya dan bermartabat," pungkasnya.(Red)

Postingan Lama
Postingan Lebih Baru