Aceh Timur
HL
Jembatan Penghubung Matang Peulawi - Cot Kulam Lapuk, Warga Minta Penanganan Serius dari Pemkab Aceh Timur
ACEH TIMUR – Kondisi jembatan penghubung antara Gampong Matang Peulawi dengan Dusun Cot Kulam, Gampong Pasir Putih, Kecamatan Peureulak, kini kian memprihatinkan. Jembatan sementara yang dibangun dengan material kayu kelapa oleh warga setempat, kini telah lapuk dimakan usia. Kekhawatiran akan terjadinya kecelakaan pun menghantui warga yang setiap hari melintasi jembatan tersebut, termasuk para pelajar.
"Jembatan ini satu-satunya akses penghubung yang digunakan warga dan siswa-siswi yang pergi ke sekolah. Jika tidak segera ditangani, kami takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," ujar sejumlah warga kepada media ini, Sabtu (10/05).
Dari pantauan di lapangan, kayu-kayu penyangga jembatan tampak mulai rapuh. Beberapa bagian bahkan terlihat berlubang dan goyah saat dilewati kendaraan roda dua. Warga berharap Pemerintah Kabupaten Aceh Timur dapat segera mengambil langkah konkret sebelum kondisi ini menelan korban.
Kondisi memprihatinkan ini juga dibenarkan oleh Keuchik Gampong Matang Peulawi, Safwadi. Menurutnya, jembatan beton yang dulunya kokoh telah ambruk akibat abrasi saat banjir besar beberapa waktu lalu. Sejak saat itu, masyarakat bergotong royong membangun jembatan darurat dengan kayu kelapa sebagai solusi sementara.
"Jembatan tersebut sebelumnya cukup kuat, tapi rusak parah diterjang banjir besar. Selama ini, warga dan pemerintah gampong sudah berusaha memperbaiki dengan seadanya, namun material kayu jelas tidak tahan lama, apalagi dilintasi kendaraan roda empat," jelas Safwadi.
Ia menambahkan, kondisi jembatan saat ini bukan hanya menyulitkan akses warga, tapi juga menimbulkan kekhawatiran bagi keselamatan para pengguna, khususnya anak-anak sekolah. Karena itu, pihaknya sangat berharap adanya perhatian dan respon cepat dari Pemerintah Kabupaten Aceh Timur.
"Kami mohon pemerintah segera membangun jembatan permanen. Ini sangat penting untuk kelancaran aktivitas warga, juga untuk keselamatan bersama," harap Safwadi.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak terkait di Pemerintah Kabupaten Aceh Timur. Namun suara warga dan aparatur gampong kini menjadi seruan mendesak agar infrastruktur penghubung vital ini segera mendapatkan perhatian yang layak. []
Via
Aceh Timur