Iskandar, Putra Bireuen yang Mengharumkan Aceh di Panggung Global

ACEH- Nama Iskandar, putra kelahiran Bireuen, Aceh, kini mencuat sebagai figur inspiratif dalam industri penerbangan internasional. Sebagai pendiri dan CEO Indonesia Airline, ia tidak hanya membawa kebanggaan bagi daerah asalnya, tetapi juga membuktikan bahwa generasi muda Aceh memiliki kapasitas untuk bersaing di kancah global dengan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan etos kerja yang kuat.

Bireuen, tanah kelahirannya, memiliki rekam jejak historis yang erat kaitannya dengan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Salah satu peristiwa bersejarah yang patut dikenang adalah kunjungan Presiden Soekarno pada 17 Juni 1948. Di tengah gejolak revolusi, Bung Karno menetap selama sepekan di Meuligoe Bireuen-kini dikenal sebagai Gedung Pendopo Bireuen-untuk merancang strategi penting bagi kelangsungan bangsa. Jejak sejarah ini menjadi bukti bahwa Bireuen bukan sekadar saksi perjalanan bangsa, tetapi juga kawah candradimuka bagi lahirnya pemimpin-pemimpin berkaliber tinggi.

Iskandar merupakan personifikasi dari semangat juang yang diwariskan para pendahulu. Dengan determinasi tinggi dan dedikasi tanpa henti, ia meniti perjalanan dari bawah hingga berhasil membangun Indonesia Airline menjadi pemain utama dalam industri penerbangan global. Prestasinya adalah bukti nyata bahwa putra-putri Aceh memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam lanskap industri berskala internasional.
Teks Foto: James NKRI saat menyampaikan Apresiasi terhadap Kemampuan Iskandar Putra Bireuen.

Keberhasilan Iskandar mendapat apresiasi dari berbagai kalangan, termasuk James NKRI, seorang pengusaha cerutu asal Bireuen. Menurutnya, Aceh memiliki kekayaan sumber daya manusia yang luar biasa, yang perlu mendapatkan perhatian dan dukungan lebih besar. Ia menekankan bahwa keunggulan intelektual dan daya saing masyarakat Aceh telah diakui secara global, bahkan menjadi incaran banyak negara asing.

"Jika kita menilik sejarah, produk Bireuen jarang gagal dalam dunia usaha, baik di dalam maupun luar negeri, dan di berbagai sektor. Ini membuktikan bahwa orang Bireuen memiliki kecerdasan dan daya saing yang tinggi. Gaya hidup boleh sederhana, tetapi cara berpikir dan visi ke depan harus luar biasa. Kita harus mampu melihat peluang dari berbagai sudut pandang," ungkap James.

Ia juga menekankan bahwa kesederhanaan bukanlah hambatan untuk berpikir besar dan meraih kesuksesan. Mencontohkan sosok Elon Musk, James menggambarkan bagaimana salah satu orang terkaya di dunia tetap menjalani gaya hidup sederhana, lebih mengutamakan visi dan inovasi dibanding kemewahan pribadi.

"Elon Musk memiliki kekayaan ribuan triliun, tetapi ia tetap hidup sederhana. Bahkan ia tidak membangun rumah mewah, melainkan memilih tinggal di pabrik atau gudangnya sendiri. Ini adalah pelajaran penting bahwa kesuksesan bukan ditentukan oleh kemewahan, melainkan oleh bagaimana kita mengelola kecerdasan dan kerja keras untuk menciptakan sesuatu yang berdampak besar," tambahnya.

James juga membandingkan Iskandar dengan tokoh nasional sekelas B.J. Habibie, yang kiprahnya dalam industri penerbangan telah menginspirasi banyak generasi muda Indonesia. Ia menekankan bahwa potensi talenta seperti Iskandar harus mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, agar dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa.

Kisah Iskandar adalah bukti bahwa ketekunan, kerja keras, dan keberanian untuk keluar dari zona nyaman dapat membawa perubahan besar. Perjalanannya dalam membangun Indonesia Airline mencerminkan semangat pantang menyerah dan keberanian untuk bermimpi besar.

Semoga jejak langkah Iskandar menjadi pemantik semangat bagi generasi muda Aceh dan Indonesia untuk terus bermimpi, berinovasi, serta menorehkan prestasi di panggung global. Sudah saatnya lebih banyak putra-putri bangsa mendapat dukungan penuh agar Indonesia dapat terbang lebih tinggi dan mengukir sejarah baru dalam peradaban dunia.(MS)
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru