SAPA: Pansus DPRA Tak Serius, Pengelolaan Dana CSR Bank Aceh Terabaikan
BANDA ACEH- Serikat Aksi Peduli Aceh (SAPA) melontarkan kritik tajam terhadap kinerja Panitia Khusus (Pansus) DPRA yang dibentuk untuk menyelidiki pengelolaan Bank Aceh Syariah. Ketua SAPA, Fauzan Adami, mengekspresikan kekecewaannya terhadap hasil kerja tim Pansus yang dinilai tidak serius dan tidak memberikan manfaat bagi masyarakat.
"Laporan akhir Pansus terasa seperti formalitas yang jauh dari substansi. Mereka seharusnya mengungkap informasi mendalam terkait pengelolaan Bank Aceh, terutama soal penggunaan dana Corporate Social Responsibility (CSR), namun yang terjadi justru sebaliknya. Hal ini sangat memalukan dan patut dipertanyakan," tegas Fauzan, Sabtu 28 September 2024.
Fauzan menyoroti pernyataan salah satu anggota Pansus yang menjanjikan penelusuran aliran dana CSR sebagai janji kosong. Pertanyaan mendasar seperti tujuan dan distribusi dana CSR serta berapa banyak yang sampai ke masyarakat tetap tak terjawab dalam laporan akhir mereka."Ini jelas menciptakan kecurigaan bahwa ada agenda tersembunyi di balik semua ini," tambahnya.
SAPA mempertanyakan integritas tim Pansus yang mayoritas anggotanya tidak lagi terpilih untuk periode berikutnya."Pembentukan Pansus ini mencurigakan; tampaknya hanya sebuah strategi untuk menghabiskan anggaran menjelang akhir masa jabatan. Alih-alih memperjuangkan kepentingan rakyat, mereka justru tampak bermain-main," kritik Fauzan.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa setiap rupiah yang digunakan untuk kegiatan Pansus diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA), uang rakyat."Jika mereka tidak bekerja dengan serius, sebaiknya anggaran tersebut dikembalikan untuk program yang lebih bermanfaat," serunya.
SAPA mendesak DPRA untuk bersikap transparan dan membuka semua hasil temuan Pansus kepada publik. "Pengelolaan dana CSR adalah isu vital bagi masyarakat. Kami ingin tahu apakah ada penyimpangan dan siapa yang bertanggung jawab atas hal ini. Rakyat berhak tahu, dan tidak ada yang boleh ditutupi," desaknya.
Fauzan juga menekankan bahwa pengabaian terhadap penggunaan dana CSR, yang seharusnya dialokasikan untuk membantu masyarakat dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi, menunjukkan kinerja Pansus yang sangat lemah."Kami mencurigai ada ketidakberesan dalam pengelolaan dana ini, dan kami menuntut kejelasan," pungkasnya.
Ia mengingatkan DPRA bahwa mereka diamanahkan oleh rakyat untuk bekerja demi kepentingan publik, bukan untuk kepentingan kelompok atau individu tertentu."Jika pengkhianatan kepercayaan ini terus terjadi, jangan salahkan masyarakat jika mereka kehilangan kepercayaan sepenuhnya. Kami mendesak DPRA untuk mengusut tuntas penggunaan dana CSR Bank Aceh dan kembali kepada fungsi sejatinya sebagai perwakilan rakyat," tutupnya.(Rel)