Rumah Cut Meutia, Mengenang Sepenggal Sejarah Aceh

Kabupaten Aceh Utara memang memiliki berbagai tempat wisata alam menawan yang menjadi magnet bagi para wisatawan. Namun, di daerah ini ternyata juga terdapat situs wisata sejarah yang patut untuk dikunjungi. Rumah Cut Meutia adalah warisan sejarah yang kini menjadi museum untuk mengenang jasa beliau dalam membela tanah air.

Seperti kata pepatah, bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu mengharagai jasa para pahlawannya. Sebagai warga negara yang baik, tiada salahnya menyempatkan diri berkunjung ke Rumah Cut Meutia jika tengah berada di Aceh. Tak hanya untuk sekedar belajar sejarah, tempat wisata ini juga menawarkan keindahan alam sekitar yang sangat asri dan alami.

Rumah Cut Meutia
Secara administratif, letak Rumah Cut Meutia berada pada Desa Masjid Pirak, Kecamatan Matang Kuli, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh. Untuk menuju ke tempat wisata ini, wisatawan setidaknya harus menempuh jarak kurang lebih 31 kilometer atau dengan perjalanan sekitar satu jam dari Kota Lhokseumawe. Namun jika wisatawan berangkat dari Lhoksukon jaraknya cukup dekat, yaiut hanya sekitar 9 kilometer saja.

Terdapat beberapa jalan menuju ke Rumah Cut Meutia yang bisa dipilih wisatawan. Salah satunya yaitu dengan menggunakan Jalan Medan-Banda Aceh lalu menuju ke Kecamatan Matang Kuli. Dari pusat Kecamatan Matang Kuli, letak dari museum ini sudah tak jauh lagi hanya sekitar 3 kilometer saja. Kondisi jalannya pun sudah diaspal dengan baik walaupun masih terdapat beberapa lubang yang ditemui, serta wisatawan akan disajikan dengan pemandangan hamparan sawah ketika menuju ke museum ini.

Sebelum menjadi museum seperti saat ini, Rumah Cut Meutia sempat digunakan sebagai tempat tinggal oleh salah satu keturunan beliau, sebelum keluarga akhirnya berinisiatif untuk mengubah rumah ini sebagai museum. Akhirnya pada tahun 1982 pemerintah merenovasi tempat tersebut karena bangunan yang sudah mulai termakan zaman.

Pesona Rumah Cut Meutia
Layaknya rumah adat Aceh pada umumnya, bangunan Rumah Cut Meutia ini memiliki arsitektur yang indah. Konstruksinya pun terbilang sangat kokoh, berbentuk seperti rumah panggung serta tercacat ada 16 tiang yang menyangga rumah ini. Ketinggian bangunan diperkirakan mencapai tiga meter dari atas permukaan tanah.

Untuk memasuki rumah ini, wisatawan bisa menggunakan tangga yang terbuat dari kayu. Pada bagian depan pintu, akan terlihat sebuah ukiran yang cukup indah. Atap rumah yang terbuat dari daun rumbia, juga menambah kesan klasik pada Rumah Cut Meutia ini. Wisatawan bisa menikmati keindahan arsitektur dari rumah ini dengan mengelilingi kompleks museum tersebut.

Rumah Cut Meutia
Didalam rumah tersebut, tersimpan beberapa koleksi lukisan dari Cut Meutia. Selain itu, terdapat pula koleksi foto-foto seperti bentuk Rumah Cut Meutia sebelum direnovasi, serta foto dari para pemimpin pasukan kolonial Belanda. Wisatawan juga bisa melihat adanya dua buah alat musik tradisional Aceh bernama Rapa'i.

Selain rumah, wisatawan juga bisa melihat Monumen Cut Meutia yang letaknya berada di dalam kompleks museum. Monumen ini dibangun untuk menghormati dan mengenang jasa-jasa Cut Meutia atas kegigihannya melawan Belanda. Monumen tersebut juga bertuliskan kisah singkat tentang perjuangan Cut Meutia melawan penjajah semasa hidupnya.

Tak hanya rumah, di tempat wisata ini pengunjung akan menemukan beberapa bangunan dan benda tradisional yang tak kalah menariknya. Tak jauh dari rumah terdapat benda bernama Kroeng, yang bisa diartikan sebagai karung. Benda ini berjumlah tiga buah dan dulunya digunakan sebagai tempat penyimpanan padi.

Tak jauh dari tempat Kroeng berada, terdapat benda tradisional lain bernama Jeungki. Benda ini digunakan oleh masyarakat tradisional Aceh sebagai alat untuk menumbuk padi. Selain itu juga terdapat bangunan seperti balai dengan luas 3 x 4 meter. Konon bangunan ini dulunya merupakan tempat untuk mengadakan rapat dalam merancang strategi melawan Belanda.

Rumah Cut Meutia juga menawarkan keindahan alam sekitar yang rindang dan asri. Kompleks ini memang tertata dengan rapi, pada halamannya ditumbuhi rerumputan dan juga beberapa jenis pohon sehingga menciptakan udara yang segar dan sejuk. Tak jarang pengunjung yang datang betah berlama-lama menikmati sejuk udara dan pemandangan indah yang ditawarkan tempat wisata ini. 

Jika kamu seorang pecinta wisata sejarah, maka wajib rasanya berkunjung ke Rumah Cut Meutia. Selain berwisata, secara tidak langsung dengan berkunjung ke tempat ini kamu telah mengapresiasi jasa seorang pahlawan dari Aceh yang turut berjuang dalam melawan penjajahan Belanda. Kamu juga bisa lebih mengenal sosok Cut Meutia dan melihat koleksi benda-benda bersejarah lainnya.

Selain itu, kamu juga bisa menikmati keindahan arsitektur rumah tradisional Aceh. Bagi masyarakat Aceh, rumah bukan hanya sekedar bangunan yang menjadi tempat tinggal, tetapi juga merupakan sebuah keyakinan terhadap Tuhan. Hal ini mencerminkan bahwa masyarakat Aceh membangun rumah berdasarkan garis imajiner yang berpedoman dari Ka'bah di Mekkah. [Adv]
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru