Adv
Dinkes Acut
Dinas Kesehatan Aceh Utara Targetkan Penurunan Stunting dengan PMT Lokal
Kadis Kesehatan Aceh Utara, Amir Syarifuddin, SKM, MM, menyerahkan PMT berbasis lokal kepada pengunjung Posyandu, di Gampong Kumbang, Syamtalira Aron, pada Senin, (11/9/2023) |
Pasca diresmikan program pemberian makanan tambahan (PMT) berbahan pangan lokal oleh Pj Aceh Utara Mahyuzar sebagai upaya percepatan penurunan stunting, Dinas Kesehatan Aceh Utara berkomitmen untuk mengurangi angka stunting di wilayah Aceh Utara seiring dengan berjalannya program PMT lokal selama 120 hari.
Menurut hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, tercatat bahwa angka stunting pada balita di Aceh Utara mencapai 38,3 persen dari 600 rumah tangga yang memiliki balita dalam sampel yang diambil.
Jumlah balita secara keseluruhan di Aceh Utara mencapai sekitar 46 ribu balita. Dengan pelaksanaan program PMT lokal ini, Dinas Kesehatan Aceh Utara menargetkan dapat menurunkan angka stunting dari 38 persen menjadi 34 persen.
Kadis Kesehatan Aceh Utara Amir Syarifuddin, S.K.M, M.M melalui Kabid Kesmas, Samsul Bahri, SKM, MKM, mengakui bahwa upaya untuk menurunkan angka stunting bukanlah tugas yang mudah, mengingat ada banyak faktor yang mempengaruhi kondisi ini, termasuk gizi, akses terhadap pelayanan kesehatan, sanitasi, dan faktor ekonomi. Oleh karena itu, partisipasi dari berbagai organisasi perangkat daerah (OPD) lain di kabupaten setempat dianggap sangat penting untuk mendukung upaya penurunan angka stunting.
"Ketika berbicara tentang stunting, hanya sekitar 30 persen dari penanganan masalah ini yang berada di lingkup kesehatan, sementara 70 persen lainnya terletak di berbagai OPD lain. Ini berarti penurunan angka stunting bukanlah tugas hanya dari sektor kesehatan saja, tetapi memerlukan kolaborasi antara berbagai pihak dan OPD untuk berhasil menanggulanginya," ujar Samsul Bahri.
Sejalan dengan program PMT lokal ini, Samsul Bahri berharap agar para kader dapat menjalankan tugas pemberian makanan tambahan dengan baik dan terus bersinergi dengan petugas Puskesmas di kecamatan masing-masing.
Upaya bersama dari seluruh komponen masyarakat dan instansi pemerintah diharapkan akan membantu mengatasi masalah stunting dan meningkatkan kualitas hidup balita di Aceh Utara.
Dengan target penurunan angka stunting yang lebih rendah, Dinas Kesehatan Aceh Utara bertekad untuk memberikan perlindungan dan perhatian yang lebih baik kepada anak-anak balita di wilayah ini.
Program PMT lokal ini diharapkan dapat memberikan hasil yang signifikan dalam mengatasi stunting dan membantu menciptakan generasi muda yang lebih sehat dan kuat di masa depan.
Untuk diketahui, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) telah meluncurkan Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal sebagai langkah preventif dalam menangani masalah stunting pada anak-anak.
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, menekankan bahwa PMT berbasis bahan pangan lokal diyakini dapat signifikan menurunkan angka stunting pada anak-anak di Indonesia.
Dalam sambutannya pada acara peluncuran program tersebut di Jakarta, pada Rabu, (17/05/2023), Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan, "Bahan pangan lokal relatif lebih mudah didapat di hampir semua daerah. Dengan demikian, pelaksanaan program ini akan lebih mudah dilakukan."
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) tetap menjadi salah satu cara intervensi yang diterapkan oleh Kementerian Kesehatan untuk mengurangi angka stunting di Indonesia. Saat ini, angka stunting di Indonesia masih tinggi, mencapai 21,7 persen, yang masih jauh dari target nasional sebesar 14 persen pada tahun 2024.
Angka stunting memiliki korelasi langsung dengan produktivitas masyarakat Indonesia. Untuk mencapai bonus demografi yang optimal, penurunan angka stunting menjadi krusial.
Menkes Budi Gunadi Sadikin menambahkan, "Presiden sangat berharap bahwa angka stunting dapat diturunkan sehingga kapasitas intelektual anak-anak kita meningkat. Dengan begitu, ketika bonus demografi masuk, produktivitas mereka akan tinggi, pendapatan yang mereka peroleh akan lebih tinggi, dan PDB kita dapat meningkat. Dengan ini, kita berharap Indonesia bisa masuk dalam kategori negara G7."
Pemberian makanan tambahan yang berfokus pada asupan protein hewani menjadi salah satu strategi dalam mencegah stunting. Orang tua juga diminta untuk memahami ciri-ciri anak yang berpotensi mengalami stunting, seperti ketidakmampuan anak untuk menaikkan berat badannya selama dua pekan berturut-turut. Risiko stunting meningkat ketika asupan gizi anak tidak mencukupi selama periode ini.
Stunting, seperti dijelaskan Menkes Budi Gunadi Sadikin, memiliki efek jangka pendek dan jangka panjang. Dampak jangka pendek meliputi hambatan perkembangan anak, penurunan fungsi kekebalan tubuh, penurunan fungsi kognitif, dan gangguan dalam sistem pembakaran tubuh.
Sementara dalam jangka panjang, stunting dapat menyebabkan obesitas, penurunan toleransi glukosa, penyakit jantung koroner, hipertensi, dan osteoporosis.
Program PMT berbahan pangan lokal ini diharapkan dapat menjadi langkah penting dalam menekan angka stunting di Indonesia dan memastikan masa depan yang lebih sehat dan produktif bagi anak-anak Indonesia. [Adv]
Via
Adv