Hingga Juli, Defisit APBN Sudah Tercatat Rp330,2 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga akhir Juli telah mencapai Rp330,2 triliun dari target Rp1.039,2 triliun.

Defisit tersebut setara 2,01 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Jauh lebih buruk dari catatan pada Juli 2019 yang hanya Rp183,7 triliun atau 1,16 persen dari PDB.

Kondisi defisit itu tidak terlepas dari meroketnya belanja negara di tengah masa pandemi COVID-19. Sementara itu, penerimaan negara anjlok karena merosotnya ekonomi.

Dia menyebutkan, belanja negara terealisasi Rp1.252,4 triliun, tumbuh 1,3 persen dari periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, realisasinya baru mencapai 45,7 persen dari target Perpres 72/2020 sebesar Rp2.739,2 triliun.

"Tumbuh tipis 1,3 persen dibanding tahun lalu yang bisa tumbuh 7,9 persen dari belanja negara," kata Sri saat konferensi pers virtual, Selasa, 25 Agustus 2020.

Adapun pendapatan negara baru terealisasi Rp922,2 triliun atau minus 12,4 persen dibanding Juli 2019. Jika dibandingkan target sebesar Rp1.699,9 triliun, realisasinya mencapai 54,3 persen.

"Dan itu pertumbuhan dibanding tahun lalu minus 12,4 persen. Ini yang harus kita waspadai dari sisi penerimaan perpajakan," ungkap Sri yang pernah menjabat sebagai direktur pelaksana Bank Dunia itu.

Dengan catatan tersebut, maka keseimbangan primer, dikatakan Sri, hingga akhir Juli 2020 terkontraksi Rp147,7 triliun atau mencapai 21,04 persen dari target minus Rp700,4 triliun. (Viva)
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru