News
Aktivis Wisata dan Budaya SPMA: PKA Harus Memberi Dampak Positif Perekonomian Aceh
BANDA ACEH - Aceh merupakan provinsi yang terletak di ujung pulau Sumatera yang kaya akan adat dan budayanya. Provinsi tersebut ditempati oleh berbagai suku, adat-istiadat, dan kebudayaan yang notabene bernuansa syariat Islam. Hal tersebut tentu tidak terlepas dari sejarah masa lalu Aceh yang pernah berjaya dengan kerjaan Islamnya, bahkan menjadi pelopor terhadap penyebaran agama Islam di Nusantara.
Sebagai bangsa yang besar tentu adat-istiadat dan kebudayaan melekat di hati rakyat. Untuk menjaga kelestarian adat-istiadat dan kebudayaan tersebut, pemerintah Aceh mengadakan kegiatan PKA (Pekan Kebudayaan Aceh) yang diselenggarakan 4 tahun sekali. Bertepatan dengan tahun 2018, event ini kembali digelar.
Tinggal menghitung hari PKA Ke-7 akan diselenggarakan di pusat ibu kota provinsi. Acara ini tentu bukan seremonial empat tahunan saja, tetapi menjadi event yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Aceh. Bahkan tak sedikit wisatawan lokal dan mancanegara tertarik untuk menantikan acara tersebut.
Acara ini akan berlangsung selama 10 hari mulai tanggal 5 hingga 15 Agustus 2018. Berbagai atraksi budaya pun akan mengisi acara tersebut diantaranya, pertujukan seni tari tradisi dan aneka lomba, hingga pemberian anugerah budaya kepada individu, kelompok maupun lembaga yang melestarikan budaya Aceh. Selain itu juga akan ada pameran budaya, bisnis kepariwisataan, pasar seni niaga dan suwa Aceh.
"Selain untuk melestarikan dan mempromosikan budaya dan adat Aceh, event tersebut diharapkan dapat memberikan dampat positif terhadap perekonomian masyarakat Aceh sehingga dapat menekan angka kemiskinan. kami dari Kabupaten Aceh Timur mendukung penuh event tersebut terselenggarakan" ucap Saiful Azmi selaku Wakil ll Duta Wisata Aceh Timur 2017 dan juga alumni SPMA (Sekolah Pemimpin Muda Aceh), Senin 30 Juli 2018.
Selain itu Saiful Azmi juga mengajak seluruh masyarakat dan generasi muda untuk terlibat aktif menyukseskan event tersebut. "Sehingga kebudayaan dan adat Aceh dapat terlestarikan dan lebih dikenal masyarakat" tutup Aktivis wisata dan budaya SPMA tersebut. (r)
Via
News