Perdebatan Nabi Isa Dengan Seorang Laki-Laki Dari Bani Israil

Net
Bani Israil terkenal sebagai kaum yang sukar diatur, pembangkang, dan keras kepala. Nabi Isa a.s. berada di tengah Bani Israil. Beliau memimpin umatnya untuk menyembah Allah Swt. Tuhan yang Maha Esa. Tidak ada Tuhan selain Dia. 

Ketika diangkat menjadi nabi, usia Nabi Isa baru tiga puluh tahun. Ia masih sangat muda. Suatu hari, seorang penduduk Bani Israil bertanya tentang usia nabi yang muda ini, "Bagaimana mungkin Engkau patut menjadi pemimpin kami? Usiamu baru tiga puluh tahun. Engkau masih terlalu muda sebagai pemimpin."

"Tidak," jawab Nabi Isa. "Aku sudah cukup tua dibandingkan Nabi Ibrahim a.s. ketika baru dilahirkan."

Orang yang bertanya itu diam, tidak menyahut. Akan tetapi, ia belum mau dipimpin oleh seorang nabi yang berusia masih sangat muda. Jauh lebih muda daripada dirinya. Lebih muda daripada rata-rata usia penduduk kaumnya. Orang lain bertanya kepada Nabi Isa, "Pada zaman kepemimpinan Nabi Zakaria, kehidupan Bani Israil sangat tenteram, tenang, dan damai. Akan tetapi, pada masa kenabianmu sekarang, sering terjadi kerusuhan. Mengapa begitu?"

"Kau benar. Pada zaman Nabi Zakaria diutus Allah, umatnya adalah orang-orang sepertiku, sedangkan pada masa sekarang, umatku adalah orang-orang sepertimu. Maka, keadaan pada zaman Nabi Zakaria dan sekarang sangat jauh berbeda."

Kedua orang itu diam, tak bisa mendebat lagi. Pada hari yang lain, ada orang Bani Israil bertanya kepada Nabi Isa, "Apakah yang paling berharga bagi manusia?"

"Akal," jawab Nabi Isa. "Dengan akal, manusia bisa menyejahterakan hidupnya."

"Seandainya tidak ada akal?" tanya orang Bani Israil itu. Memang orang-orang ini gemar sekali mendebat.

"Sahabat yang mau memberi nasihat."

"Seandainya tidak ada?"

"Harta yang halal dan bermanfaat."

"Kalau tidak ada juga?"

"Diam."

"Kalau tidak bisa diam?"

"Mati. Sebab, manusia yang tidak punya apa-apa tetapi tidak bisa diam, akan berbahaya. Mulutnya akan dipakai untuk mengeluh dan mengucapkan kata-kata yang buruk penuh kedengkian."

Mendengar penuturan Isa tersebut, laki-laki tersebut diam kehabisan pertanyaan. []

Sumber: Kisah-kisah Teladan Anak Muslim/ Little Serambi, 2007
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru