News
30 Seni di Aceh Hampir Punah, Diantaranya Laweuet dan Rapai Geurimpheng
ATJEH NET, BANDA ACEH - Direktorat Kesenian Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Aceh adakan sarasehan revitalisasi seni yang hampir punah, yang berlangsung di Rumoh PMI, Rabu (19/10).
Direktur Kesenian, Prof dr Endang Caturwati mengatakan, sangat apresiasi atas terselenggaranya program revitalisasi seni di aceh, tentunya ini menjadi langkah yang baik untuk menghidupkan kembali seni budaya tradisi di bumi yang kaya akan seni tradisi.
"Melihat kesenian daerah Aceh ini, sungguh luar biasa adanya keunikan tersendiri yang tidak dimiliki daerah lain bahkan di Dunia sekali pun hanya aceh sangat layak menjadi kebanggaan Indonesia," Tegasnya.
Gubernur Aceh dalam sambutannya yang dibacakan langsung oleh Kepala Dinas Pariwisata Aceh, Reza Falevi mengatakan, seni adalah identitas daerah yang harus kita jaga bersama serta peran aktif masyarakat dalam melestarikan seni ini sangat diharapkan sehingga dapat mempertahankan budaya daerah sebagai bagian dari kekayaan bangsa kita.
"Kegiatan ini juga diharapkan dapat memberi daya dorong yang kuat guna memunculkan kepedulian masyarakat kita terhadap karya seni didaerah ini," Ujar Reza.
Sementara itu, Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh Iriani Dewi Wanti MSP menyatakan, kegiatan ini juga merupakan upaya dalam membangkitkan kembali kesenian yang hampir punah di Aceh, adapun yang telah kita data sebanyak 30 Seni hampir punah antaranya 4 Seni didahulukan antaranya, Laweuet, Rapa'I Geurimpheng, Sining dan Landoq Sampot.
"Revitalisasi seperti seminar pada hari ini, sebagaimana regulasi dari Pemerintah agar dapat merekontruksi kembali kesenian yang hampir punah tersebut melalui pemikiran akademisi, para seniman dan praktisi khususnya di Aceh," Tuturnya.
Iriani juga mengatakan, generasi muda saat ini nyaris pasti tidak mengenal kesenian tradisional Mob - Mob, Gelanggang Labu, Seni Tari semacam Tari Pho, juga Sebuku Gayo, teater tutur Dangderia yang pelakunya dapat dihitung dengan jari dan antaranya diambang kepunahan. (Wl)
Via
News